Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Risiko Paparan Cesium-137 bagi Kesehatan, Ada Risiko Kanker

ilustrasi udang beku (pexels.com/Deane Bayas)
ilustrasi udang beku (pexels.com/Deane Bayas)
Intinya sih...
  • Cesium-137 adalah bentuk radioaktif dari unsur kimia cesium yang membawa risiko kesehatan jika masuk ke dalam rantai makanan.
  • Cesium-137 mudah bergerak melalui udara, larut dalam air, dan dapat menempel pada tanah serta beton.
  • Paparan energi dari radiasi Cesium-137 dapat merusak jaringan tubuh, meningkatkan risiko kanker, dan memengaruhi sistem reproduksi serta saraf.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bayangkan sebuah logam berwarna keperakan, lembut, dan mudah dibentuk, yang bahkan bisa berubah menjadi cair pada suhu kamar. Itulah Cesium (Cs), sebuah unsur kimia yang tampak tidak berbahaya. Namun, ada satu bentuk radioaktifnya yang patut diwaspadai, yaitu Cesium-137 (Cs-137).

Cs-137 terbentuk sebagai hasil sampingan dari reaksi fisi nuklir, baik di reaktor nuklir maupun dari uji coba senjata nuklir. Meski juga digunakan dalam dunia medis, misalnya pada alat radioterapi dan perangkat pengukur tertentu, tetapi Cs-137 membawa risiko besar bagi kesehatan bila sampai masuk ke rantai makanan.

Baru-baru ini, Amerika Serikat (AS) menarik impor udang dari Indonesia setelah ditemukan dugaan kontaminasi Cs-137. Kabar tersebut sontak menimbulkan keprihatinan, karena keberadaan zat radioaktif ini bukan sekadar masalah dagang, tetapi menyangkut keamanan pangan dan kesehatan masyarakat.

Jika masuk ke tubuh manusia, Cs-137 dapat menempel pada jaringan otot, memancarkan radiasi berbahaya, dan meningkatkan risiko kanker.

Cesium-137 dalam lingkungan dan sumbernya

Karena Cs-137 mudah berikatan dengan klorida membentuk bubuk kristal, perilakunya di lingkungan mirip seperti garam dapur (natrium klorida):

  • Cesium mudah bergerak melalui udara.

  • Cesium mudah larut dalam air.

  • Cesium dapat menempel kuat pada tanah dan beton, tetapi tidak menyebar terlalu jauh ke bawah permukaan.

  • Tanaman yang tumbuh di tanah terkontaminasi atau di sekitarnya dapat menyerap sedikit Cs-137 dari tanah.

  • Sejumlah kecil Cs-137 dapat ditemukan di lingkungan akibat uji coba senjata nuklir dan kecelakaan reaktor nuklir.

Cs-137 digunakan dalam jumlah kecil untuk kalibrasi peralatan pendeteksi radiasi, seperti Geiger-Mueller counter. Dalam jumlah yang lebih besar, Cs-137 digunakan untuk:

  • Alat terapi radiasi medis dalam pengobatan kanker.

  • Alat ukur industri untuk mendeteksi aliran cairan dalam pipa.

  • Alat industri lain yang digunakan untuk mengukur ketebalan bahan, seperti kertas atau lembaran logam.

Dampak paparan cesium-137 terhadap kesehatan

ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Bayangkan tubuh manusia sebagai sistem yang sangat sensitif terhadap gangguan kecil. Pada kadar normal, cesium stabil sebenarnya jarang menimbulkan masalah besar. Namun, ada laporan tentang seorang pria yang menelan cesium klorida dalam jumlah eksperimen dan mengalami hilang nafsu makan, mual, serta diare. Bahkan, pada sebagian pasien yang mengonsumsi cesium klorida sebagai bagian dari obat homeopati, muncul gangguan jantung berupa prolonged QT syndrome dan aritmia.

Namun, cerita berbeda muncul ketika berbicara tentang bentuk radioaktif cesium, terutama Cs-134 dan Cs-137. Inilah yang benar-benar menjadi ancaman bagi kesehatan manusia. Kedua isotop ini melepaskan partikel beta dan sinar gamma. Paparan energi dari radiasi ini mampu menembus sel, mengionisasi molekul di dalamnya, lalu merusak jaringan dan fungsi normal tubuh. Paparan bisa terjadi dari luar (eksternal), melalui makanan atau air yang terkontaminasi (ingesti), lewat udara (inhalasi), atau bahkan melalui kulit.

Radiasi dan gejala akut

Dosis radiasi biasanya diukur dalam rad atau gray (Gy). Radiasi di bawah 15 rad (0,15 Gy) umumnya tidak menimbulkan efek nyata. Namun, pada dosis 15–50 rad, sudah bisa terlihat perubahan halus, misalnya kerusakan kromosom atau perubahan sementara pada sel darah.

Gejala sindrom radiasi akut muncul pada dosis di atas 50 rad: mual, muntah, leukopenia (penurunan sel darah putih), hingga gejala lebih parah bila dosis terus meningkat. Paparan 1.000 rad (10 Gy) biasanya berujung fatal.

Gejala khas paparan Cs-134 dan Cs-137 sama seperti sindrom radiasi pada umumnya: muntah, diare, lesi kulit, kelainan kromosom, gangguan sistem saraf, hingga melemahnya sistem kekebalan. Jika paparan terus berulang, risikonya meluas ke gangguan reproduksi, kelainan perkembangan janin, hingga efek genotoksik seperti mutasi gen dan kerusakan kromosom.

Efek reproduksi dan perkembangan

Paparan cesium radioaktif dapat menurunkan kesuburan pria. Studi menunjukkan penurunan jumlah sperma pada pria yang terpapar Cs-137, serta kasus kemandulan pada hewan percobaan yang menerima dosis tinggi.

Pada hewan hamil, paparan Cs-137 menyebabkan bayi lahir dengan berat rendah, otak lebih kecil, gangguan motorik, bahkan kelainan pertumbuhan gigi dan langit-langit mulut.

Temuan tersebut mirip dengan efek radiasi yang dialami penyintas bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, terutama jika terpapar pada fase kritis perkembangan janin.

Sistem saraf dan efek jangka panjang

Menariknya, cesium stabil dalam dosis tinggi juga memengaruhi sistem saraf pusat. Seorang pria yang rutin menelan cesium klorida melaporkan sensasi euforia, peningkatan kepekaan, hingga kesemutan hanya 15 menit setelah konsumsi.

Pada hewan, cesium bahkan memicu reaksi stimulasi dan depresi pada otak. Pada dosis ekstrem di atas 3.000 rad (30 Gy), paparan Cs-137 bisa memicu sindrom saraf pusat: muntah hebat, diare, perilaku tidak rasional, kejang, koma, hingga kematian dalam waktu 48 jam.

Risiko kanker

Hingga kini, belum ada data manusia yang secara langsung mengaitkan paparan cesium radioaktif dengan peningkatan risiko kanker. Namun, sifat radiasi pengion membuat kemungkinan efek karsinogenik sangat besar, mirip dengan kasus penyintas bom atom. Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) bahkan sudah mengklasifikasikan semua radionuklida, termasuk Cs-134 dan Cs-137, sebagai karsinogen manusia.

Kasus nyata pernah terjadi, misalnya kecelakaan nuklir di Goiânia, Brasil, pada 1987, serta insiden di Rusia pada 1996–1997, yang mana banyak orang terpapar Cs-137. Studi jangka panjang tentang kanker pada korban insiden ini masih berjalan, tetapi penelitian pada hewan sudah menunjukkan peningkatan risiko tumor dan kanker di berbagai organ setelah paparan radiasi Cs-137.

Referensi

"Cesium-137." CDC. Diakses Agustus 2025.

Toxicological Profile for Cesium. Atlanta (GA): Agency for Toxic Substances and Disease Registry (US); 2004 Apr. 2, RELEVANCE TO PUBLIC HEALTH. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK594665/

"Radionuclide Basics: Cesium-137." Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat. Diakses Agustus 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us