Jodi T. Thomas et al., “Sex-stratified Genome-wide Association Meta-analysis of Major Depressive Disorder,” Nature Communications 16, no. 1 (August 26, 2025), https://doi.org/10.1038/s41467-025-63236-1.
Christine Kuehner, “Why Is Depression More Common Among Women Than Among Men?,” The Lancet Psychiatry 4, no. 2 (November 14, 2016): 146–58, https://doi.org/10.1016/s2215-0366(16)30263-2.
Studi: Gen Depresi pada Perempuan Dua Kali Lebih Banyak dari Laki-Laki

- Perempuan memiliki hampir dua kali lebih banyak gen terkait depresi dibanding laki-laki (13.000 vs 7.000 penanda genetik).
- Faktor genetik ini dapat memengaruhi metabolisme dan hormon, menjelaskan gejala khas pada perempuan.
- Temuan membuka peluang pengobatan depresi yang lebih personal dan sensitif gender.
Peneliti di Australia menemukan bahwa perempuan secara genetik memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi klinis dibandingkan dengan laki-laki. Studi besar yang dipimpin oleh Berghofer Medical Research Institute ini menganalisis DNA hampir 200.000 orang dengan depresi untuk mengidentifikasi penanda genetik yang sama.
Hasilnya, perempuan memiliki hampir dua kali lebih banyak penanda genetik yang terkait dengan depresi dibandingkan laki-laki. Sekitar 13.000 penanda genetik ditemukan pada perempuan, sementara pada laki-laki hanya sekitar 7.000.
Menurut peneliti Jodi Thomas, “Komponen genetik depresi lebih besar pada perempuan dibandingkan laki-laki. Memahami faktor genetik yang sama maupun berbeda memberi gambaran lebih jelas tentang penyebab depresi dan membuka peluang pengobatan yang lebih personal.”
Implikasi dan dampak klinis
Beberapa perubahan genetik yang ditemukan berhubungan dengan jalur biologis tertentu, termasuk metabolisme dan produksi hormon. Hal ini dapat menjelaskan mengapa perempuan dengan depresi lebih sering mengalami gejala metabolik, seperti perubahan berat badan atau energi.
Peneliti Brittany Mitchell menambahkan bahwa temuan ini bisa mengubah cara depresi ditangani pada perempuan. Selama ini, banyak penelitian dan pengembangan obat lebih berfokus pada laki-laki, sehingga perbedaan biologis perempuan kurang diperhatikan.
Depresi klinis sendiri merupakan salah satu gangguan mental paling umum di dunia, dengan lebih dari 300 juta orang terdampak secara global menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi depresi di Indonesia tercatat sekitar 1,4 persen dari populasi, dengan angka yang lebih tinggi pada kelompok usia muda 15–24 tahun, yakni sekitar 2 persen. Sementara itu, hasil Cek Kesehatan Gratis (CKG) 2025 menemukan bahwa dari 18,7 juta orang dewasa dan lansia yang diskrining, sekitar 0,92% menunjukkan kemungkinan gejala depresi, dan pada ibu hamil serta ibu nifas angkanya lebih tinggi, mencapai 8,5 persen.
Referensi