Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Tes Crossmatch?

ilustrasi sampel darah (freepik.com/freepik)
ilustrasi sampel darah (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Tes crossmatch memastikan kecocokan darah donor dan penerima sebelum transfusi untuk mencegah reaksi dan penyakit parah.
  • Pada tes crossmatch, golongan darah, faktor Rh, dan antibodi yang berbahaya diperiksa untuk menentukan kecocokan darah.
  • Jenis tes crossmatch meliputi mayor (wajib) dan minor (opsional) untuk memeriksa keberhasilan transfusi darah.

Jika kamu perlu menerima transfusi darah, sangat penting untuk kamu menerima darah yang mirip atau cocok/kompatibel dengan darah kamu sendiri untuk mencegah reaksi terhadap transfusi dan kemungkinan penyakit parah.

Laboratorium akan mengidentifikasi golongan darah kamu dan apakah kamu memiliki antibodi sel darah merah tambahan. Dengan informasi ini, petugas medis akan memilih darah yang paling cocok dengan darah kamu. Proses ini dikenal sebagai crossmatching (pencocokan silang) atau tes crossmatch.

Tes crossmatch adalah serangkaian tes yang dilakukan sebelum transfusi darah dilakukan, untuk memastikan bahwa darah tersebut cocok antara pendonor dan penerima darah.

Mengenal tes crossmatch

Sebelum transfusi darah, dokter akan meminta tes kecocokan darah (blood compatibility test), atau pencocokan silang darah (blood crossmatching). Proses ini seperti versi percobaan transfusi menggunakan sampel darah untuk melihat bagaimana reaksinya bersama-sama. Untuk memastikan kecocokan terbaik, tes crossmatch mengidentifikasi darah yang sangat mirip dengan darah kamu, sehingga meningkatkan peluang keberhasilan transfusi.

Jika darahnya tidak cocok, sistem kekebalan tubuh dapat menolak darah yang didonorkan, mengira itu adalah penyerang asing yang akan merusak tubuh. Dalam skenario ini, untuk membantu melindungi tubuh, sistem kekebalan tubuh kemudian dapat membuat antibodi yang melawan sel darah baru ini. Ini kemudian dapat menyebabkan reaksi berbahaya.

Tes crossmatch melibatkan beberapa tes. Tes pertama adalah golongan darah, yang memberi tahu golongan darah kamu. Tes ini juga menunjukkan apakah golongan darah Rh kamu positif atau negatif. Ada empat golongan darah: AB, A, B, dan O.

Setelah menetapkan golongan darah kamu, tes selanjutnya adalah pemeriksaan antibodi. Tes ini mencari keberadaan antibodi sel darah merah yang mungkin ada dalam darah kamu. Jika ditemukan, antibodi ini dapat menunda proses transfusi.

Jenis tes crossmatch

ilustrasi ahli laboratorium memeriksa sampel darah (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi ahli laboratorium memeriksa sampel darah (pexels.com/Ivan Samkov)

Ada dua jenis tes crossmatch: mayor dan minor.

  • Tes crossmatch mayor adalah tes wajib yang memeriksa apakah penerima darah memiliki antibodi yang mungkin resistan terhadap sel darah donor. Untuk melakukan tes ini, sel darah dari donor digabungkan dengan serum darah dari penerima. Tanpa tes ini, bank darah tidak dapat memberikan darah yang disumbangkan kepada pasien.
  • Tes crossmatch minor bukanlah tes wajib. Dalam tes ini, sel darah merah penerima darah dicampur dengan serum darah dari pendonor. Ini membantu mendeteksi antibodi yang mungkin dimiliki donor yang dapat melawan antigen penerima.

Kapan kamu perlu melakukan tes crossmatch?

Dokter akan meminta tes crossmatch jika kamu memerlukan transfusi darah, misalnya setelah terjadi pendarahan atau kecelakaan yang menyebabkan kamu kehilangan banyak darah.

Kamu mungkin juga memerlukan transfusi setelah kehilangan banyak darah selama operasi caesar, operasi jantung, atau operasi ginjal.

Situasi lainnya yang mungkin juga membuat kamu memerlukan tes kecocokan darah termasuk:

  • Sedang menjalani transplantasi organ, jaringan, atau sumsum tulang.
  • Hidup dengan hemofilia atau jenis gangguan pendarahan lainnya.
  • Mengidap anemia berat atau penyakit yang dapat menyebabkannya.
  • Ingin mengetahui apakah kamu Rh positif atau Rh negatif saat hamil.

Prosedur tes crossmatch

ilustrasi kantong darah, transfusi darah (unsplash.com/Aman Chaturvedi)
ilustrasi kantong darah, transfusi darah (unsplash.com/Aman Chaturvedi)

Berikut langkah-langkah tes crossmatch:

  • Pengambilan sampel

Petugas medis akan mengambil darah kamu di klinik atau rumah sakit, bank darah, atau fasilitas medis lainnya. Mereka akan memasukkan jarum ke pembuluh darah di bagian dalam siku untuk mengambil sampel.

Prosesnya, pertama-tama area pengambilan sampel darah akan didisinfeksi dengan antiseptik. Karet gelang kemudian diikatkan di lengan atas untuk membuat pembuluh darah lebih menonjol. Jarum dimasukkan dengan hati-hati ke dalam pembuluh darah, dan darah dikumpulkan ke dalam tabung. Jika sudah, jarum dan karet gelang dilepas. Tempat tusukan akan dibersihkan dan diperban jika perlu. Sampel akan diberi label dan dikirim ke laboratorium untuk pengujian.

  • Penggolongan darah

Ahli laboratorium dapat melakukan beberapa tes untuk menentukan golongan darah kamu.

Mereka akan mencampur sebagian darah kamu dengan antibodi anti-A dan anti-B yang telah disiapkan secara komersial. Jika sel darah kamu menggumpal, atau saling menempel dan menggumpal, itu berarti sampel kamu telah bereaksi dengan salah satu antibodi. Ini disebut forward typing.

Selanjutnya, ahli laboratorium akan melakukan reverse typing. Ini mengharuskan sebagian serum darah kamu dicampur dengan sel golongan darah A dan B. Sampel darah kamu kemudian akan diperiksa untuk mengetahui tanda-tanda reaksi.

Setelah itu, ahli laboratorium akan melakukan penentuan golongan darah Rh. Ini dilakukan saat mereka mencampur sebagian darah kamu dengan antibodi terhadap faktor Rh. Tanda-tanda reaksi apa pun akan dicatat.

  • Tes crossmatch

Untuk memastikan kecocokan dengan darah atau organ donor, ahli laboratorium akan mencampur sampel darah kamu dengan sampel donor. Mereka akan mengamati campuran tersebut untuk melihat tanda-tanda reaksi yang menunjukkan ketidakcocokan.

Hasil tes

Hasil tes crossmatch memungkinkan ahli laboratorium atau petugas bank darah mengetahui golongan darah mana yang paling cocok untuk transfusi kamu.

Tes crossmatch tidak memiliki hasil normal atau abnormal. Tes semacam ini hanya memberi tahu golongan darah apa yang kamu miliki dan apakah kamu Rh positif atau negatif. Hal utama yang dicari dokter dalam hasil tes adalah keberadaan antibodi.

Jika hasil negatif untuk antibodi apa pun, itu berarti ada kemungkinan besar kamu tidak akan mengalami masalah dalam menerima donor darah yang sesuai dengan golongan darah kamu. Jika ada antibodi dalam darah kamu, harus dilakukan pengujian lab lebih lanjut. Beberapa antibodi dapat menyebabkan darah kamu tidak cocok dengan tipe donor, tetapi tidak semuanya.

Potensi risiko

ilustrasi sampel darah (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi sampel darah (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Tes crossmatch dapat membantu menghilangkan kemungkinan reaksi antigenik yang buruk setelah transfusi darah. Namun, tes ini tidak dapat menjamin kemungkinan bahwa tubuh kamu tidak akan menolak darah yang didonorkan.

Tes crossmatch itu sendiri risikonya tidak banyak. Seperti pengambilan sampel darah lainnya, kamu mungkin akan mengalami sedikit rasa sakit atau pendarahan ringan saat jarum ditusukkan ke lengan. Setelahnya, lengan mungkin terasa sakit dan memar di tempat suntikan.

Transfusi darah memiliki beberapa risiko. Tanyakan selengkap-lengkapnya kepada dokter untuk memastikan kamu memahami semua potensi risiko.

Tes crossmatch memastikan darah dari pendonor dan penerima cocok sebelum transfusi dilakukan. Tes ini memeriksa golongan darah, faktor Rh, dan antibodi yang berbahaya. Proses ini sangat penting untuk transfusi yang aman.

Referensi

"Crossmatch." Pathology Test Explained. Diakses April 2025.
"What Is Blood Crossmatching?" WebMD. Diakses April 2025.
"Blood Typing and Crossmatching." Healthline. Diakses April 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us