Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tingkat Keparahan Gigitan Anjing dan Cara Menanganinya

ilustrasi anjing (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi anjing (pexels.com/Mikhail Nilov)
Intinya sih...
  • Menggigit udara tanpa kontak: anjing hanya "menggertak" tanpa menyentuh kulit manusia atau hewan lain, tetapi tetap harus diwaspadai.
  • Luka lecet atau abrasi: luka gores ringan yang bisa ditangani di rumah, tetapi disarankan untuk memeriksakan diri agar terhindar dari infeksi.
  • Luka tusuk dalam dan memar: gigitan jauh lebih serius, membutuhkan penanganan medis darurat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Gigitan anjing adalah masalah serius di banyak tempat. Sebagian memang hanya luka ringan, tetapi ada juga yang bisa menyebabkan cedera serius atau bahkan infeksi yang berpotensi bahaya. Karena itu, memahami seberapa parah gigitan sangat penting agar tahu bagaimana cara merespons dengan tepat.

Gigitan anjing terbagi ke dalam beberapa tingkatan berdasarkan tingkat keparahannya. Nah, berikut penjelasan tentang beberapa level gigitan yang perlu kamu tahu.

1. Menggigit udara tanpa kontak

Pada level ini, anjing biasanya hanya “menggertak” dengan "menggigit udara" tanpa menyentuh kulit manusia atau hewan lain. Ini adalah sinyal peringatan yang muncul saat anjing merasa terpojok, takut, atau kewalahan. Memang tidak ada luka fisik, tetapi tetap harus diwaspadai karena bisa berkembang jadi lebih serius kalau situasi tidak ditenangkan.

2. Luka lecet atau abrasi

Abrasi ialah luka gores atau lecet ringan yang hanya mengenai lapisan kulit luar atau epidermis. Biasanya tidak menyebabkan banyak perdarahan, meski pada kasus tertentu bisa meninggalkan bekas luka.

Luka seperti ini bisa ditangani di rumah, tetapi tetap disarankan untuk memeriksakan diri agar terhindar dari infeksi. Selain itu, catatan medis juga bisa berguna jika suatu saat kamu perlu menuntut secara hukum.

3. Luka tusuk dangkal

ilustrasi menangani luka tusuk (freepik.com/prostooleh)
ilustrasi menangani luka tusuk (freepik.com/prostooleh)

Ciri-cirinya adalah terdapat 1–4 luka tusuk yang kedalamannya tidak lebih dari setengah panjang gigi taring anjing. Secara hukum, ini biasanya dianggap sebagai pelanggaran yang bisa dilaporkan, dan pemilik anjing wajib menanggung biaya pengobatan korban. Jika mengalami luka ini, penting untuk segera mencari pertolongan medis dan buat laporan ke pihak berwenang (misalnya dinas pengendalian hewan).

4. Luka tusuk dalam dan memar

Pada level ini, gigitan anjing jauh lebih serius. Gigitannya kuat hingga menimbulkan luka dalam yang melebihi panjang gigi taringnya. Biasanya disertai memar atau sobekan pada kulit, apalagi jika anjing menggoyangkan kepalanya saat menggigit.

Luka seperti ini sangat berisiko, terutama bagi anak-anak sehingga membutuhkan penanganan medis darurat.

5. Luka gigitan ganda dan dalam

Pada level ini, terdapat beberapa gigitan dengan luka tusuk dalam atau robekan serius, sering kali sampai perlu dirawat di rumah sakit. Secara hukum, luka ini tergolong serangan parah. Dalam banyak kasus, anjing bisa dinyatakan berbahaya dan berisiko untuk disuntik mati. Korban sebaiknya menempuh jalur hukum untuk mendapatkan kompensasi penuh atas kerugian medis maupun trauma.

6. Risiko infeksi

ilustrasi luka infeksi (unsplash.com/Daniel Lloyd Blunk-Fernández)
ilustrasi luka infeksi (unsplash.com/Daniel Lloyd Blunk-Fernández)

Sekitar 10–15 persen kasus gigitan anjing bisa menyebabkan infeksi. Penyebabnya biasanya bakteri dari mulut anjing, tetapi bisa juga berasal dari kuman di kulit korban. Karena itu, luka gigitan harus selalu dibersihkan.

Waspadai tanda-tanda infeksi seperti:

  • nyeri yang makin parah
  • kemerahan
  • bengkak
  • keluar nanah
  • atau area luka terasa hangat.

Kalau gejala itu muncul, segera periksa ke tenaga medis agar bisa diberikan antibiotik.

7. Risiko rabies

Infeksi paling berbahaya akibat gigitan anjing adalah rabies. Secara global, ada sekitar 50 ribu kematian per tahun akibat rabies. Di banyak negara, termasuk Indonesia, ancaman rabies masih nyata.

Jika digigit anjing, penting untuk mencari tahu apakah anjing sudah divaksin rabies atau belum. Kalau tidak jelas, segera ke IGD untuk mendapatkan perawatan darurat.

Gejala rabies bisa muncul cepat (1–2 hari) atau justru lama hingga lebih dari setahun setelah gigitan. Biasanya dimulai dengan rasa kesemutan di sekitar luka, lalu berkembang menjadi kebingungan, agresif, kejang otot, lumpuh, sulit bicara, hingga sensitif terhadap cahaya dan suara.

Memahami tingkat keparahan gigitan anjing bukan hanya penting untuk penanganan medis, tetapi juga untuk langkah hukum. Yang terpenting, jangan pernah menyepelekan gigitan anjing karena penanganan cepat bisa menyelamatkan nyawa.

Referensi

"The 6 Types of Dog Bites." Grab & Durando. Diakses pada September 2025.

"Different Types of Dog Bite Levels in California." Helbock Law. Diakses pada September 2025.

"Types of Dog Bite Injuries." Helping Injured. Diakses pada September 2025.

"Pemilik Bertanggung Jawab Atas Gigitan Anjing Peliharaannya." Hukumonline.com. Diakses September 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

7 Penyebab Pembengkakan Jantung yang Perlu Diwaspadai

16 Sep 2025, 06:42 WIBHealth