Aturan BDSM yang Wajib Diketahui agar Seks Tetap Nyaman

Wajib tahu sebelum praktik!

Kalau kamu pernah lihat film Fifty Shades of Grey, pasti tidak asing dengan praktik BDSM. Ini merupakan aktivitas seksual yang melibatkan batasan fisik tertentu. Dalam praktiknya, BDSM meliputi permainan peran alias roleplaying selama bercinta.

Bagi kamu dan pasangan yang tertarik mencobanya, terdapat aturan BDSM yang harus diikuti. Bukan untuk membatasi, ketentuan tidak tertulis ini diterapkan untuk saling menghargai dan membuat seks tetap nyaman.

Apa itu BDSM?

Aturan BDSM yang Wajib Diketahui agar Seks Tetap Nyamanilustrasi BDSM (unsplash.com/Artem Labunsky)

BDSM merupakan akronim dari aktivitas seksual yang melibatkan Bondage, Dicipline, Domination, Submission, Sadism, dan Masochism. Pada sebuah film yang populer pada 2015, BDSM digambarkan sebagai seks yang melibatkan 'Red Room of Pain' dengan memakai borgol, tali lecut, pengikat, dan banyak tak biasa lainnya.

Dalam film tersebut, diperkenalkan pula dua peran dalam praktik BDSM, yakni dominan dan submisif. Sesuai namanya, seorang dominan, mendominasi nyaris seluruh hal pada momen intim, sedangkan submisif menerima tindakan dari dominan.

Faktanya, BDSM bukan sekadar seks dengan pembatasan atau 'siksaan'. Bentuk aktivitas intim ini menunjukkan bahwa rasa sakit fisik dapat dianggap sebagai rangsangan erotis.

Meski terdengar tabu, kink satu ini sebenarnya cukup populer. Penelitian dalam Journal of Sexual Medicine mencoba mencari tahu dengan melibatkan 8 ribu peserta di Belgia. Hasilnya, 46,8 persen mengaku, setidaknya pernah mencoba sekali praktik BDSM, sedangkan 22 persen lainnya pernah menjadikannya sebagai fantasi. Data tersebut tentu bisa berbeda dengan praktiknya di Indonesia.

Aturan BDSM

Praktik BDSM sendiri memicu pro dan kontra yang kontroversial. Beberapa orang mendukungnya sebagai bentuk kebebasan seksual. Namun, beberapa pihak pun mengkhawatirkan praktik ini karena tipisnya batasan antara kink dengan kekerasan.

Oleh sebab itu, praktik BDSM tidak bisa dilakukan sembarangan. Terdapat aturan BDSM yang harus dipenuhi. Dengan demikian, terdapat kejelasan batasan agar tidak saling merugikan si dominan dan submisif.

1. Harus ada persetujuan

Aturan BDSM yang Wajib Diketahui agar Seks Tetap Nyamanilustrasi bondage sex (pixabay.com/M C)

Perbedaan kekerasan dan BDSM terdapat pada persetujuan. Dalam kekerasan, pihak yang memiliki kekuatan tidak akan meminta persetujuan, menghormati batasan, atau melakukan untuk keuntungan bersama. Sementara, praktik BDSM wajib melibatkan  consent antara kedua belah pihak.

Adanya persetujuan ini dilakukan dalam keadaan sadar, diungkapkan terbuka, tanpa paksaan, dan bisa dicabut ketika seorang sudah tidak lagi berkenan. Jika kamu atau pasangan merasa tidak nyaman berkomunikasi tentang BDSM dan memastikan persetujuan, mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk mencobanya.

Aturan BDSM pertama ini harus diterapkan sebelum mempraktikkannya. Kamu berhak menolak setiap ajakan, walau dengan pasangan sah, jika memang tidak berkenan. Ketika salah satu dari pasangan tidak setuju, maka praktik ini tidak bisa dilanjutkan atau menjadi bentuk kekerasan seksual.

2. Penggunaan kata-kata aman

Keamanan merupakan pertimbangan penting lain dalam praktik BDSM. Untuk itu, setiap submisif dan dominan perlu menyepakati 'kata-kata aman' yang dipahami oleh kedua belah pihak. Dilansir Hotlinesafe words berarti kode yang diungkapkan oleh submisif ketika merasa takut, tidak nyaman, atau ingin adegan dihentikan.

Ketika kata ini diungkapkan, dominan harus berhenti melakukannya. Selain itu, dominan juga perlu menyadari tanda-tanda fisik untuk memastikan keamanan submisif. Hentikan adegan jika mendapati pasangan subs mengalami pernapasan dangkal, menahan napas, hiperventilasi, tangan dan kaki dingin, kehilangan kesadaran, dan lain sebagainya.

Apabila mendapati gejala tersebut, dominan harus menghentikan stimulasi bahkan jika submisif tidak mengucapkan kata-kata aman. Dominan sebaiknya rutin menanyakan pada submisif tentang kesediaannya melakukan adegan untuk memastikan mereka masih sama-sama setuju.

Baca Juga: Kenali 7 Mitos tentang BDSM, Benarkah Berhubungan Seks dengan Kasar?

3. Setujuii area terlarang

Aturan BDSM yang Wajib Diketahui agar Seks Tetap Nyamanilustrasi BDSM (pexels.com/Kamaji Ogino)

BDSM menghargai batasan yang disepakati oleh kedua belah pihak. Oleh karenanya, tetapkan pula batas 'area terlarang' lengkap dengan tindakannya. Misal, memukul area leher atau tulang belakang maupun organ vital. 

Ketentuan titik-titik yang dihindari bisa berbeda pada tiap individu. Selain organ vital, kamu juga bisa menambahkan daerah tertentu yang membuatmu merasa khawatir agar mendapat rangsangan BDSM. 

Selain itu, siapkan juga kotak P3K. Akan lebih baik jika submisif dan dominan memiliki pengetahuan atau pelatihan P3K atau CPR. Apabila kamu dan pasangan tidak dalam hubungan tertutup, jangan ragu meminta hasil tes infeksi menular seksual terbaru agar terhindar dari risiko PMS.

4. Ketahui batasan tubuh

Rasa penasaran bisa mengalahkan segala hal. Meski demikian, bukan berarti kamu dapat mengabaikan batas kemampuan tubuh. Untuk itu, penting mengenali limit diri sendiri terhadap rasa sakit. Terlebih, jika kamu memegang peran submisif.

Sedikit pukulan mungkin dapat merangsang, tetapi jika terlalu berlebihan justru menyakiti diri sendiri. Adapun aturan BDSM bagi dominan juga penting untuk melakukan adegan dengan perlahan. Jadi, sebaiknya pastikan pasangan merasa aman dan nyaman sebelum meningkatkan level stimulasi seksual.

5. Perlengkapan yang nyaman

Aturan BDSM yang Wajib Diketahui agar Seks Tetap Nyamanilustrasi BDSM (freepik.com/freepik)

BDSM umumnya melibatkan berbagai pernak-pernik yang mendukung praktik peran. Contohnya, borgol guna membatasi gerak tangan submisif. Selain itu, ada berbagai alat peraga dengan fungsi masing-masing. 

Penting bagi dominan maupun submisif mengetahui bagaimana alat tersebut bekerja. Dengan demikian, keduanya bisa memperkirakan sensasi yang didapatkan dan mengantisipasi rasa sakitnya.

Selain itu, pertimbangkan untuk meletakkan gunting atau alat bantu apapun di sekitar tempat melakukannya. Upaya ini membantu mengantisipasi adanya malfungsi alat atau kerusakan lainnya.

Aturan BDSM di atas merupakan ketentuan dasar yang wajib dipenuhi dan dilakukan oleh kedua belah pihak. Selebihnya, kamu bisa menyesuaikan dengan pasangan. Selain uraian di atas, sebaiknya lakukan praktik ini secara perlahan dengan meningkatkan level bertahap agar tubuh terbiasa dahulu.

Baca Juga: 5 Manfaat BDSM untuk Kesehatan dan Rumah Tangga, Sudah Tahu?

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya