Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sakit saat Seks? Ini 4 Hal tentang Vaginismus yang Harus Kamu Ketahui

ilustrasi kesehatan organ intim (unsplash.com/timothymeinberg)
ilustrasi kesehatan organ intim (unsplash.com/timothymeinberg)

Meskipun kurang familier di telinga orang awam, vaginismus adalah kondisi yang dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan dan kesejahteraan perempuan. Bisa dikatakan, penyakit ini bisa memicu munculnya ketidakharmonisan dalam hubungan suami istri. Sebab hal ini merupakan kondisi medis yang sebenarnya bisa terjadi pada perempuan tanpa diketahui sebelumnya.

Sebagai suatu bentuk disfungsi seksual, vaginismus terjadi ketika otot-otot di sekitar vagina secara otomatis mengejang. Kondisi ini akan menyebabkan kesulitan atau bahkan nyeri saat terjadinya penetrasi saat berhubungan seksual.

Parahnya, vaginismus bisa menimbulkan trauma bagi seorang perempuan untuk berhubungan seksual dengan pasangan. Oleh karena itu, penting bagi suami istri untuk memahami empat hal tentang vaginismus sebagai berikut!

1.Apa itu vaginismus?

ilustrasi vagina (unsplash.com/sharonmccutcheon)
ilustrasi vagina (unsplash.com/sharonmccutcheon)

Dilansir Healthline, vaginismus adalah kondisi di mana seorang perempuan terus mengalami kontraksi otot-otot di dalam vagina. Ini adalah reaksi yang tidak disengaja disebabkan karena ada sesuatu yang masuk atau saat terjadi penetrasi. Kondisi ini membuat pengidapnya merasakan nyeri luar biasa. Tak hanya saat melakukan hubungan seks vaginal, tapi juga saat memasukkan tampon dan disentuh di sekitar vagina.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa kondisi ini menimbulkan ketakutan akan rasa sakit saat melakukan seks. Perempuan yang mengalami vaginismus akan merasakan sensasi terbakar atau terasa seperti penis yang selalu membentur dinding vagina.

Ada dua tipe vaginismus, yakni primer dan sekunder. Pada tipe primer atau yang disebut juga vaginismus seumur hidup, penderitanya merasakan sakit setiap kali ada sesuatu yang masuk ke dalam vagina. Sementara itu, tipe sekunder adalah vaginismus yang terjadi setelah pernah melakukan hubungan seks yang normal, tapi kini menjadi sulit atau tidak mungkin lagi.

2.Hal yang menyebabkan terjadinya vaginismus

ilustrasi kram perut (pexels.com/olly)
ilustrasi kram perut (pexels.com/olly)

Pada dasarnya, tidak ada penyebab pasti yang bisa diidentifikasi sebagai pemicu terjadinya vaginismus. Dilansir WebMD, kondisi ini biasanya dikaitkan dengan kecemasan dan rasa takut untuk berhubungan seks. Namun, masih belum bisa dipastikan mana yang terjadi lebih dulu antara vaginismus atau kecemasan tersebut. Ketakutan bisa muncul karena merasa vagina terlalu kecil, pengalaman seksual pertama yang buruk, atau kondisi medis terkait lainnya.

Vaginismus juga tergolong unik karena pengalaman tiap orang mungkin berbeda. Ada perempuan yang sakit saat berhubungan seksual dengan pasangannya sendiri, tapi tidak sakit jika dengan orang lain. Ada juga yang tidak merasakan sakit saat menggunakan tampon atau ketika dilakukan pemeriksaan vagina. Bisa jadi rasa sakit juga disebabkan karena kondisi vagina yang terlalu kering atau terjadi infeksi. Jadi, penting untuk mencari tahu dengan konsultasi pada dokter.

3.Pengobatan untuk penderita vaginismus

ilustrasi konsultasi ke dokter (unsplash.com/nci)
ilustrasi konsultasi ke dokter (unsplash.com/nci)

Dilansir NHS, pengobatan vaginismus akan fokus pada latihan yang bertahap. Termasuk melakukan terapi konseling psikoseksual dan latihan-latihan dasar lainnya. Terkadang masalah ini sering disalahartikan sebagai masalah fisik, sehingga mengira penderitanya harus melakukan operasi pembedahan. Namun faktanya, hanya sedikit sekali kasus vaginismus yang memerlukan pembedahan.

Lebih lanjut, dikutip dari Healthline, dokter atau konselor juga akan merekomendasikan pasiennya untuk belajar menggunakan dilator vagina. Alat berbentuk kerucut ini dimasukkan ke dalam vagina. Dilator akan semakin besar dan membantu otot-otot vagina meregang dan menjadi lebih fleksibel. Pengobatan ini tak membutuhkan waktu lama. Biasanya, hanya beberapa minggu saja, pasien sudah bisa berhubungan intim dengan normal.

4.Dukungan orang terdekat untuk pengidap vaginismus

ilustrasi pasangan saling memeluk (pexels.com/rdne)
ilustrasi pasangan saling memeluk (pexels.com/rdne)

Menderita vaginismus tentu akan mendatangkan prahara dalam rumah tangga jika tidak ditangani dengan bijak. Disfungsi seksual ini akan membuat hubungan suami istri menajdi buruk, karena pada dasarnya seks adalah sebuah kebutuhan. Oleh karenanya, setiap pasangan harus saling proaktif dalam menyelamatkan pernikahan dan jangan pernah merasa malu untuk melakukan pengobatan.

Kamu dan pasangan bisa saling bersikap terbuka dan mencari solusi yang terbaik. Ungkapkan semua ketakutan dan perasaan yang kamu rasakan terutama saat berhubungan intim. Cari tahu apa yang paling membuat kalian merasa cocok dan nyaman. Jika kondisi ini sudah membuat hubungan tidak nyaman, maka segeralah konsultasikan ke dokter.

Dengan lebih memahami tentang vaginismus, kamu dan pasangan bisa segera mencari solusi untuk mengobatinya. Melalui pengetahuan, pengobatan dan keterbukaan, kamu dan pasangan dapat bersama-sama menghilangkan stigma seputar vaginismus dan membangun jalan menuju kesehatan seksual yang holistik. Agar gak ada lagi ketakutan ataupun trauma ketika melakukan hubungan seksual.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sire
EditorSire
Follow Us