Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Perbedaan antara Hukuman, Konsekuensi, dan Restitusi?

Ilustrasi mengajar (pexels.com/Max Fischer)
Ilustrasi mengajar (pexels.com/Max Fischer)

Dalam dunia pendidikan, hukuman, konsekuensi, dan restitusi memiliki peran penting dalam mendisiplinkan siswa serta mengembangkan lingkungan belajar yang positif. Mengutip buku Kajian Filsafat dalam Praktik Pendidikan oleh Risti Dwi Lestari (2023:75), banyak hal yang kurang tepat di sebagian sekolah seperti pemahaman mengenai perbedaan hukuman, konsekuensi, dan restitusi.

Itulah kenapa para guru atau tenaga pengajar penting untuk mengetahui perbedaan hukuman, konsekuensi, dan restitusi. Dengan penerapan yang benar, maka bisa menangani perilaku siswa dengan baik. Lalu apa perbedaan antara hukuman, konsekuensi, dan restitusi? Simak di bawah ini.

1. Apa itu hukuman?

ilustrasi mengajar anak kecil (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi mengajar anak kecil (pexels.com/Yan Krukau)

Mengutip modul Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud), hukuman adalah bentuk sanksi yang diberikan sebagai akibat langsung dari tindakan melanggar hukum atau aturan. Biasanya bersifat negatif dan bertujuan untuk menghukum pelaku.

Selain itu hukuman juga berupa sesuatu yang menyakitkan dan harus terjadi. Hukuman bisa membuat tidak nyaman untuk murid/anak dalam jangka waktu panjang. ‘Korban’ mendapatkan keadilan dan murid/anak akan tersakiti. Contohnya seperti penalti, teguran, atau penurunan nilai.

2. Apa itu konsekuensi?

ilustrasi mengajar (pexels.com/Julia M Cameron)
ilustrasi mengajar (pexels.com/Julia M Cameron)

Konsekuensi adalah akibat dari tindakan yang dilakukan. Dalam pendekatan disiplin positif, konsekuensi berfokus pada bentuk pembelajaran daripada sebuah hukuman. Tujuannya untuk membantu murid memahami dampak dari tindakannya dan membuat pilihan yang lebih baik di masa depan.

Konsekuensi juga bersifat sesuatu yang harus terjadi. Biasanya akan membuat tidak nyaman untuk murid/anak dalam jangka waktu pendek. ‘Korban’ bisa merasa diabaikan. Murid/anak akan dibuat tidak nyaman.

3. Apa itu restitusi?

Ilustrasi mengajar (pexels.com/Max Fischer)
Ilustrasi mengajar (pexels.com/Max Fischer)

Masih mengutip modul yang sama, restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat. Restitusi juga sebuah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain.

Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah. Penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan, namun tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka percayai.

Itulah tadi perbedaan antara hukuman, konsekuensi, dan restitusi yang perlu diketahui. Dengan kombinasi dan penerapan yang tepat ketiganya, maka guru atau tenaga pengajar bisa menangani perilaku siswa secara efektif. Semoga informasi ini membantu, ya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
Delvia Y Oktaviani
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us