Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Langkah Strategis Indonesia Menuju Konservasi Laut 30 Persen di 2045

Direktur Konservasi Ekosistem KKP Firdaus Agung saat menjadi pembicara dalam acara sosialisasi visi MPA dan OECM 2045 di Bogor, Rabu (14/5/2025). (Linna Susanti/IDN Times).
Intinya sih...
  • Pemerintah Indonesia meluncurkan Komite Nasional Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan dan Forum Nasional MPA-OECM.
  • Komite ini berfungsi sebagai pusat koordinasi pemangku kepentingan untuk mendukung pencapaian target konservasi laut nasional.
  • OECM diakui penting untuk menjangkau wilayah konservasi non-formal, pendekatan sosial-budaya menjadi kunci keberhasilan perlindungan laut jangka panjang.

Bogor, IDN Times - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama konsorsium mitra strategis resmi meluncurkan Komite Nasional Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan dan Forum Nasional MPA-OECM (Other Effective Area-Based Conservation Measures). 

Inisiatif ini diumumkan dalam Sosialisasi Visi MPA dan OECM 2045 di Bogor, Rabu (14/5/2025), sebagai langkah awal menuju Indonesia MPA-OECM Symposium 2025. 

1. Pembentukan komite nasional sebagai wadah koordinatif dan adaptif

ilustrasi terumbu karang di laut (pexels.com/Francesco Ungaro)

Direktur Konservasi Ekosistem KKP Firdaus Agung menerangkan, komite ini berfungsi sebagai pusat koordinasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk KKP, LSM, akademisi, dan masyarakat lokal. 

Fokus utamanya adalah mendukung pencapaian target konservasi laut nasional seluas 97,5 juta hektare (30x45).

“Dengan terbentuknya komite ini, diharapkan akan tercipta tata kelola konservasi laut yang inklusif, partisipatif, dan berkeadilan,” ujar Firdaus di Bogor, Rabu (14/5/2025).

2. Penguatan peran OECM sebagai solusi tambahan di luar kawasan formal

ilustrasi life buoy yang digunakan untuk penyelamatan laut (freepik.com)

Vice President RARE Indonesia Hari Kushardanto menyampaikan OECM diakui sebagai pendekatan penting untuk menjangkau wilayah konservasi non-formal, termasuk wilayah adat dan berbasis komunitas.

“OECM dapat membantu memastikan agar berbagai inisiatif konservasi yang telah dijalankan oleh masyarakat tetap terlindungi dan berkelanjutan,” kata dia. 

3. Pelibatan masyarakat lokal sebagai aktor utama konservasi

ilustrasi penyelamatan laut (freepik.com)

Direktur Pesisir Lestari (Pelestari) Dina D. Kosasih menngungkapkan bahwa pendekatan sosial-budaya menjadi kunci keberhasilan perlindungan laut jangka panjang. Komunitas lokal, perempuan, dan lembaga adat diakui sebagai mitra utama dalam pengelolaan kawasan.

“Keberhasilan perlindungan kawasan konservasi sangat bergantung pada keterlibatan masyarakat,” ungkapnya. 

4. Forum nasional sebagai sarana transparansi dan pembelajaran bersama

Padang lamun dari sudut permukaan air laut (commons.wikimedia.org/Olivier Dugornay)

Sementara itu, Perwakilan WWF Indonesia Imam Musthofa Zainuddin berpandandangan Forum Nasional MPA-OECM akan menjadi wadah terbuka untuk berbagi praktik terbaik, memperkuat jaringan, dan membangun kebijakan berbasis data.

“Rangkaian simposium ini menjadi ruang penting untuk membuka data, berbagi pembelajaran, dan membangun diskusi strategis dalam mendukung tata kelola kawasan yang lebih baik,” jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us