5 Hal Ini Membuktikan Bali Sudah Aman dari Bahaya Gunung Agung

Denpasar, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah merencanakan mencabut status tanggap darurat bencana Gunung Agung, Kabupaten Karangasem.
1. Tidak ada lagi tanggap darurat

"Kita melihat, tidak ada lagi tanggap darurat. Tetapi kita masih perlu menyiapkan beras, karena masih ada warga yang masih membutuhkan," kata Luhut setelah mengikuti `high level meeting` dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan pemangku kepentingan terkait, di Gedung Keuangan Negara di Denpasar sebagaimana dilansir Antara, Jumat(22/12).
Pada rapat yang juga dihadiri oleh Gubernur Bali, Gubernur BI, Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali, dan sejumlah tokoh ekonomi maupun pariwisata, ia menambahkan jika status tanggap darurat Gunung Agung dicabut, maka kebutuhan logistik akan disiapkan Kementerian Sosial.
2. Kegiatan vulkanik Gunung Agung menurun

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan bahwa rencana pencabutan tanggap darurat sangat diapresiasikannya. Mengingat kondisi Gunung Agung hingga saat ini vulkaniknya semakin menurun.
"Masalah tanggap darurat itulah yang membuat dunia itu menjadi khawatir berlebihan. Oleh karena itu, perlu diturunkan istilah tanggap darurat, karena sesungguhnya tidak perlu darurat melihat kondisi yang seperti itu," ujarnya.
3. Minta kelancaran logistik

Made Mangku Pastika juga menambahkan, selama ini status tanggap darurat bencana dikeluarkan oleh olehnya guna logistik bisa dikeluarkan untuk membantu pengungsi.
"Sekarang bagaimana logistik tetap keluar, tetapi tanpa status tanggap darurat," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya akan membicarakan hal tersebut dengan Kementerian Sosial dan BNPB agar dukungan logistik tetap ada, walaupun tidak ada istilah tanggap darurat.
4. Presiden tunjukkan Bali aman dikunjungi

Jumat (22/12), Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas membahas sektor pariwisata dengan sejumlah menteri Kabinet Kerja di Pulau Bali.
Hal ini sengaja dilakukan guna menunjukkan kepada wisatawan dan dunia, bahwa daerah setempat aman dikunjungi di tengah aktivitas vulkanik Gunung Agung, Kabupaten Karangasem.
"Kenapa rapat terbatas ini diadakan di Bali, kita ingin menunjukkan kepada turis, kepada wisatawan, kepada dunia bahwa wisata di Bali aman, karena memang dampak dari erupsi di Gunung Agung hanya berjarak 8-10 kilometer dari puncak gunung," kata Presiden saat membuka rapat terbatas tersebut di Wisma Diklat Kementerian PUPR Werdhapura Sanur, Denpasar, Jumat(22/12) malam.
Oleh karena itu, tambahnya, tempat-tempat tujuan wisata yang ada di Bali seharusnya tidak ada masalah untuk digunakan sebagai tempat berlibur.
Menurutnya, dengan rapat terbatas yang dilakukan di Bali kali ini, tidak ada masalah lagi berkaitan dengan persoalan aman dan tidaknya wisata di Bali, di tengah kondisi erupsi Gunung Agung.
5. Gelar pertemuan IMF-WB di Bali

Pemerintah memastikan Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) pada Oktober 2018 tetap diadakan di Bali meski saat ini Gunung Agung masih berstatus awas.
"Tidak ada masalah yang perlu dikhawatirkan mengenai penyelenggaraan ini terkait Gunung Agung," kata Ketua Panita Nasional Penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 Luhut Binsar Pandjaitan.