7 Siswa SDN Ciangsana 02 Bogor Diduga Keracunan MBG, Dinkes Turun Tangan

- Sebanyak 3.034 siswa terlibat Program MBG dari SPPH Ciangsana
- Masa inkubasi diperkirakan hanya sekitar 15 menit, mengindikasikan adanya dugaan kontaminasi pada makanan tersebut.
- Dinkes langsung ambil sampel makanan dan investigasi lokasi pembuatan
Bogor, IDN Times - Kabar mengkhawatirkan datang dari Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Tujuh siswa SDN Ciangsana 02 dilaporkan mengalami gejala keracunan makanan, usai menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis, 16 Oktober 2025.
Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) langsung bergerak cepat merespons laporan dari Puskesmas Ciangsana tersebut. Seluruh siswa yang terdampak langsung mendapat penanganan dan sudah dipulangkan.
Dugaan kasus keracunan ini dilaporkan terjadi setelah tujuh siswa SDN Ciangsana 02 mengalami gejala mual, muntah, pusing, dan sakit perut sekitar pukul 11.15 WIB. Menu yang dikonsumsi siswa saat itu terdiri dari nasi putih, ayam goreng tepung asam manis, tahu goreng, mix vegetable, dan buah jeruk.
"Setelah dilakukan penanganan medis, seluruh siswa yang mengalami gejala sudah membaik dan tidak ada korban yang dirawat inap," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Fusia Meidiawaty, Jumat (17/10/2025).
Seluruh siswa diperbolehkan pulang pada pukul 13.00 WIB di hari yang sama.
1. Sebanyak 3.034 siswa terlibat Program MBG dari SPPH Ciangsana

Fusia Meidiawaty menjeaskan kasus ini menjadi perhatian serius, mengingat skala program MBG yang melibatkan banyak siswa. Total 3.034 siswa dari 10 sekolah di wilayah tersebut mengonsumsi makanan yang bersumber dari Program SPPH Ciangsana, Yayasan Rumika Peduli Bangsa.
Masa inkubasi yakni waktu antara konsumsi dan munculnya gejala diperkirakan hanya sekitar 15 menit, mengindikasikan adanya dugaan kontaminasi pada makanan tersebut.
2. Dinkes langsung ambil sampel makanan dan investigasi lokasi pembuatan

Menanggapi cepat, kata Fusia, Dinkes Kabupaten Bogor segera menurunkan tim untuk melakukan investigasi ke lokasi pembuatan makanan di Yayasan Rumika Peduli Bangsa. Dinkes juga mengambil langkah-langkah medis dan preventif.
Tindakan yang telah dilakukan Puskesmas Ciangsana meliputi pengambilan sampel makanan untuk diuji di Laboratorium Kesehatan Kelas A Kabupaten Bogor, pengobatan rawat jalan bagi korban, pelacakan populasi berisiko, serta penyuluhan tentang keamanan pangan dan PHBS.
3. Kepala puskesmas diimbau waspada, koordinasi lintas sektor jadi kunci

Kasus ini menjadi alarm bagi Pemkab Bogor. Fusia Meidiawaty mengimbau seluruh Kepala Puskesmas di Kabupaten Bogor untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kejadian serupa pada program MBG di wilayah masing-masing.
"Koordinasi lintas sektor sangat penting agar apabila ditemukan laporan gejala keracunan di sekolah, penanganan dapat segera dilakukan secara cepat dan tepat," ujarnya.
Fusia berharap dengan peningkatan kewaspadaan, kejadian serupa dapat dicegah, sehingga kesehatan para siswa tetap terjaga.