Atasi Banjir Jabodetabek, Pemerintah Akan Bikin Modifikasi Cuaca

- Pemerintah akan melakukan modifikasi cuaca untuk mengatasi banjir di Jabodetabek
- Usulan pembiayaan operasi modifikasi cuaca dari pemerintah provinsi setempat
- Puncak hujan lebat diprediksi terjadi pada 11-20 Maret, membutuhkan tindakan segera untuk mengurangi beban di hulu Sungai Ciliwung
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno memastikan, pemerintah akan membuat modifikasi cuaca untuk mengatasi banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Hal tersebut disampaikan Pratikno dalam rapat koordinasi bersama BMKG, Basarnas, dan BNPB secara daring, Selasa (4/3/2025).
1. Pendanaan bisa dibantu pemerintah provinsi

Pratikno mengusulkan agar pembiayaan operasi modifikasi cuaca ini bisa dibantu pemerintah provinsi (pemprov) setempat.
"Jadi yang saya ingin menegaskan bahwa memang ini kalau bisa operasi modifikasi cuaca ini bukan hanya dari BNPB tetapi juga dari pemprov. Jadi apakah memungkinkan Pemprov menyediakan juga pendanaan untuk operasi modifikasi cuaca ini dalam waktu singkat ini," kata dia.
2. Soroti puncak curah hujan tinggi

Modifikasi cuaca harus segera dilakukan, mengingat berdasarkan data BMKG hujan deras diprediksi akan terus mengguyur Jabodetabek selama seminggu ke depan.
Analisa BMKG menyebut, puncak curah hujan tinggi terjadi di periode 11 sampai 20 Maret 2025. Curah hujan tinggi itu terjadi di hulu Sungai Ciliwung, Puncak Bogor, Jawa Barat (Jabar).
"Karena Kepala BMKG tadi sudah menyampaikan ada potensi untuk terus berlanjut minimal seminggu ke depan. Jadi kita mengurangi beban di hulu, terutama di hulu Sungai Ciliwung agar tidak terus-menerus ada aliran air yang mengarah ke bawah. Jadi kalau ini bisa dikurangi dengan menurunkan mendung di laut itu akan mengurangi beban itu mungkin yang urgent dalam waktu singkat," tuturnya.
3. Keselamatan dan akses warga jelang Hari Raya Idul Fitri

Lebih lanjut, Pratikno juga menekankan pentingnya keselamatan dan akses sehari-hari masyarakat. Mengingat, saat ini sudah memasuki bulan Ramadan dan nantinya warga berbondong-bondong untuk mudik pada Hari Raya Idul Fitri. Ia berharap, pihak terkait bisa dengan sigap meminimalkan gangguan tersebut.
"Selain urgent, tentu saja adalah penyelamatan warga. Jadi tadi sudah dijelaskan secara detail oleh Kepala BMKG, BNPB resume-nya. Jadi mohon Basarnas di sini memimpin untuk melakukan mengkoordinasi evakuasi selain BNPB," ujar dia.
"Kemudian Kemensos nanti kami akan juga berkoordinasi dengan Kemensos untuk segera juga menambah kekuatan untuk turun ke lapangan. Juga Kemenkes jadi kami akan cek juga kaitannya dengan dukungan dan tentu saja kaitannya dengan pemulihan infrastruktur tadi Pak Kepala BNPB sudah menegaskan kita juga mendekati Idul fitri. Jangan sampai juga kemudian, dalam jangka pendek ini kegiatan masyarakat tidak segera pulih. Yang nanti menjadi satu masalah serius di waktu mudik," lanjut Pratikno.