Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bambang Pacul ke Fadli Zon: Baca Pernyataan Habibie

20250616_141903.jpg
Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul. (IDN Times/Amir Faisol)
Intinya sih...
  • Subjektivitas Fadli Zon soal pemerkosaan massal bisa diperdebatkan
  • Pacul tak mau berperang argumen terkait tragedi pemerkosaan massal Mei 1998
  • Pidato BJ Habibie soal pemerkosaan massal '98

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, menegur Menteri Kebudayaan Fadli Zon terkait pernyataannya soal pemerkosaan massal pada kerusuhan Mei 1998. Ia meminta, Fadli Zon membaca kembali pernyataan Presiden ke-3 RI BJ Habibie.

"Waktu itu Presiden Habibie de jure Presiden, statement-nya apa? Ya silakan dibaca, saya nggak mau kontradiksikan lah sampean baca, itu Presiden de jure, kan begitu," kata Bambang Pacul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/6/2025).

1. Subjektivitas Fadli Zon bisa diperdebatkan

20250616_145313.jpg
Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul. (IDN Times/Amir Faisol)

Bambang Pacul tak masalah bila Fadli Zon memiliki subjektivitas sendiri terkait tragedi pemerkosaan massal Mei 1998. Namun, ia mengatakan, subjektivitas Fadli Zon tersebut dapat ditabrakkan dengan fakta lain yang lebih akurat.

"Bahwa subjektivitas Pak Fadli Zon mau memengambil cara yang berbeda, ya dipersilakan, nanti kan ditabrakkan dengan ayat fakta, kita kan susah hari ini kalau kita hanya ngotot-ngototan tok, kan gitu loh," kata Wakil Ketua MPR itu.

Pacul mengaku tak mau berperang argumen terkait tragedi pemerkosaan massal Mei 1998. Biarlah fakta dan data yang dapat berbicara.

"Jadi kalau hanya ngotot-ngotot, ya kita bikin sejarah kita sendiri dengan fakta yang kita punya sendiri, kan begitu aja, just a simple as that. Wohhh iya tohhh, simpel-simpel saja, clear ya adinda," sambung dia.

2. Pidato BJ Habibie soal pemerkosaan massal Mei 1998

ilustrasi BJ Habibie (youtube.com/Sekretariat Presiden)
ilustrasi BJ Habibie (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Diketahui, Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie pernah mengakui adanya tindakan kekerasan seksual pada peristiwa Mei 1998.

Pernyataan BJ Habibie itu disampaikan langsung dalam pidato perdana Habibie di parlemen pada 15 Agustus 1998 di hadapan DPR, yang diunggah dalam channel YouTube Associated Press (AP) Archive.

Dalam pidato itu, Habibie menyampaikan, masyarakat masih dibayangi huru hara massal Mei 1998 mulai dari penjarahan, pembakaran, sampai kekerasan seksual.

"Huru-hara berupa penjarahan dan pembakaran pusat-pusat pertokoan dan rumah penduduk tersebut bahkan disertai tindak kekerasan dan perundungan seksual terhadap kaum perempuan, terutama dari kelompok etnis Tionghoa," ujar Habibie dalam pidatonya saat itu, dikutip dari YouTube Associated Press (AP) Archive.

Dalam pidato kenegaraan tersebut, Habibie menegaskan, tindakan tersebut mencoreng dan memalukan bangsa Indonesia. Habibie mengutuk perbuatan tersebut.

"Seluruh rangkaian tindakan tidak bertanggung jawab tersebut sangat memalukan dan telah mencoreng muka kita sendiri sebagai bangsa yang berakhlak dan bermoral tinggi. Sebagai bangsa yang berbudaya dan beragama kita mengutuk perbuatan biadab tersebut," kata dia.

3. Fadli ungkap tak ada pemerkosaan massal 1998

Tangkapan layar YouTube IDN Times
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon ketika berbincang di program 'Real Talk' with Uni Lubis by IDN Times. (Tangkapan layar YouTube IDN Times)

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, tidak ada pemerkosaan massal dalam peristiwa kerusuhan Mei 1998. Fadli Zon mengatakan, apa yang terjadi di peristiwa Mei '98 masih bisa diperdebatkan, termasuk informasi mengenai adanya pemerkosaan massal.

Menurut dia, selama ini tidak pernah ada bukti pemerkosaan massal pada peristiwa Mei 1998.

"Kalau itu menjadi domain kepada isi dari sejarawan. Apa yang terjadi? Kita gak pernah tahu, ada gak fakta keras kalau itu kita bisa berdebat. Nah, ada perkosaan massal. Betul gak ada perkosaan massal? Kata siapa itu? Itu gak pernah ada proof-nya (bukti). Itu adalah cerita. Kalau ada, tunjukkan. Ada gak di dalam buku sejarah itu? Gak pernah ada," ucap Fadli Zon. dalam program Real Talk with Uni Lubis, Senin (8/6/2025).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us