Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Beda Sikap Bacawapres soal Putusan MKMK: Ganjar Pusing, Anies Woles

Bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Indonesia, Anies Baswedan saat wawancara khusus di acara Real Talk with Uni Lubis, Senin (15/5/2023). (IDN Times/Alya Achyarini)

Jakarta, IDN Times - Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, enggan mengomentari pernyataan Calon Presiden 2024, Ganjar Pranowo, yang gelisah melihat putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).

Anies mengaku akan fokus pada agenda-agenda yang bisa menghadirkan keadilan dan kemakmuran untuk masyarakat.

"Yang kami pikirkan adalah bagaimana masyarakat bisa merasakan perubahan lebih luas, kesehatan lebih baik, pendidikan terjangkau. Itu fokus kita," katanya di Jakarta Barat, Minggu, (12/11/2023).

1. Anies serahkan keputusan pada pihak terkait

Ilustrasi gedung Mahkamah Konstitusi. (IDN Times/Axel Joshua Harianja)

Anies menyerahkan semua keputusan kepada lembaga yang berkaitan, baik partai maupun komisi yang bersinggungan dengan keputusan MKMK

"Siapapun yang berada di dalam arena kontestasi, itu biarlah keputusan-keputusan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang ada, baik partai, baik komisi," katanya.

2. Ganjar gelisah dengan keputusan MKMK

Ganjar Pranowo Ganjar didampingi Ketua Panitia Safari Politik Ganjar Pranowo ke Sumut, Paul Baja M Siahaan meresmikan rumah pemenangan di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Ganjar sempat mengaku terusik dan gelisah mendengar putusan MKMK. Dia heran mengapa putusan yang prosesnya melanggar etik dapat diloloskan.

"Dari situ, saya semakin gelisah dan terusik, mengapa sebuah keputusan dari proses dengan pelanggaran etik berat dapat begitu saja lolos?" ujarnya dalam video yang dibagikannya di media sosial, Sabtu (12/11/2023).

"Apa ada bentuk pertanggungjawabannya kepada rakyat secara hukum," imbuhnya.

3. Hukum menyilaukan mata

Ilustrasi hukum. (IDN Times/Mardya Shakti)

Ganjar heran mengapa putusan yang prosesnya melanggar etik tetap dijadikan rujukan bernegara. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menilai hukum saat ini menyilaukan mata.

"Mengapa hukum tampak begitu menyilaukan, hingga menyakitkan mata sehingga kita sulit sekali memahami cahayanya?" ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
Dini Suciatiningrum
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us