Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dorong Pembiayaan Hijau, Portofolio BNI Capai Rp13,37 Triliun

76f87f8e-16a9-4b1b-86c5-375ba4c7ee58 (1).jpeg
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung agenda transisi energi di Indonesia. (Dok. Bank BNI)
Intinya sih...
  • Portofolio pembiayaan hijau BNI mencapai Rp13,37 triliun hingga Mei 2025, tumbuh 2,9 persen YtD.
  • BNI fokus pada proyek energi bersih dan ramah lingkungan, serta melihat potensi pembiayaan di sektor green energy sangat menjanjikan.
  • BNI aktif memperkuat peran sebagai katalis dalam pengembangan pembiayaan hijau nasional, termasuk uji ketahanan risiko iklim terhadap portofolio kredit.

Jakarta, IDN Times - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung agenda transisi energi di Indonesia.

Hingga Mei 2025, portofolio pembiayaan hijau perseroan tercatat sebesar Rp13,37 triliun, atau setara dengan 18,19 persen dari total portofolio kredit hijau BNI. Angka ini tumbuh 2,9 persen secara year-to-date (YtD).

1. Pertumbuhan pembiayaan hijau didorong oleh ekspansi BNI pada proyek-proyek energi bersih

ilustrasi biogas (pixabay.com Jan Nijman)
ilustrasi biogas (pixabay.com Jan Nijman)

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengungkapkan, pertumbuhan pembiayaan hijau tersebut didorong oleh ekspansi BNI pada proyek-proyek energi bersih, seperti pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, dan biogas.

"Sebagai bagian dari strategi berkelanjutan BNI untuk mengelola eksposur terhadap sektor dengan intensitas karbon tinggi, kami terus mengurangi porsi pembiayaan untuk sektor migas dan batubara. Sebaliknya, pembiayaan untuk sektor energi terbarukan terus kami tingkatkan," ujar Okki dalam keterangan tertulisnya.

2. BNI aktif memperkuat peran sebagai katalis dalam pengembangan pembiayaan hijau nasional

antarafoto-serapan-tenaga-kerja-di-sektor-kelistrikan-berbasis-ebt-1750922382.jpg
Kementerian Energi dan Sumber Daya menyatakan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025—2034 total serapan tenaga kerja di sektor kelistrikan berbasis energi baru terbarukan (EBT) ditargetkan mencapai 760.000 pekerja atau 91 persen dari total sebanyak 836.696 tenaga kerja di segmen pembangkit listrik seiring dengan rencana pemerintah mencapai bauran energi bersih hingga 76 persen hingga 2034. ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Okki menambahkan, ke depan BNI melihat potensi pembiayaan di sektor green energy sangat menjanjikan. Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan global dan nasional terhadap energi yang lebih bersih dan efisien, serta dukungan dari kebijakan pemerintah seperti peta jalan Net Zero Emission 2060 dan taksonomi hijau dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurutnya, BNI juga mencermati meningkatnya kebutuhan pembiayaan ramah lingkungan dari para pelaku usaha, baik dari kalangan korporasi maupun pelaku UMKM.

"BNI aktif memperkuat peran sebagai katalis dalam pengembangan pembiayaan hijau nasional. Ini kami wujudkan melalui penguatan berbagai instrumen pendanaan, seperti penerbitan green bonds, serta penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam proses pembiayaan," jelasnya.

3. BNI telah melaksanakan uji ketahanan risiko iklim

DSC08097.jpg
Gedung BNI (dok. BNI)

Sebagai bagian dari upaya pengelolaan risiko iklim, BNI juga telah melaksanakan uji ketahanan risiko iklim (climate risk stress testing/CRST) terhadap 50 persen portofolio kredit pada tahun 2024. Inisiatif ini akan diperluas hingga mencakup 100 persen portofolio kredit pada tahun 2025.

"Langkah ini mencerminkan kesiapan BNI dalam menghadapi potensi risiko perubahan iklim dan memperkuat ketahanan serta daya saing ekonomi nasional di era ekonomi hijau," pungkas Okki. (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jihan Azizah
EditorJihan Azizah
Follow Us