CEK FAKTA: Kemenkes Datangkan 6 Ribu Dokter Asing ke Indonesia

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan mennyanggah narasi yang beredar soal bakal mendatangkan 6 ribu dokter asing. Menurut mereka, rumor itu tidak benar.
"Informasi yang beredar Kemenkes akan datangkan 6 ribu dokter asing adalah hoax," ujar Juru Bicara Kemenkes RI, Mohammad Syahril dalam video yang diterima IDN Times, Selasa (8/7/2024).
1. Dokter asing untuk membantu operasi jantung

Syahril menerangkan, memang ada dokter asing yang datang ke Indonesia. Mereka berasal dari Arab Saudi untuk bertugas di RS Adam Malik Medan, Sumatera Utara. Mereka melakukan operasi jantung kompleks sedang maupun berat secara gratis
"Mereka menyelamatkan 30 anak. Selama ini anak-anak yang memiliki gangguan jantung kompleks selalu dirujuk, dan nunggu antrian di Jakarta, sehingga memberatkan orang tua secara finansial," katanya.
2. Bentuk kerja sama dengan King Salman (KS) Relief dan Muslim World League

Diketahui, tim medis berjumlah 22 orang dari Arab Saudi akan terus membantu menyelamatkan nyawa masyarakat tidak mampu di Sumatera Utara. Mereka juga akan memberikan ilmu dan keterampilan bedah jantung terbuka tingkat lanjut kepada dokter-dokter Indonesia.
Hal itu sebagai bentuk kerja sama sektor kesehatan antara Indonesia dan Arab Saudi. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik di Medan, Sumatera Utara, telah melakukan kerja sama dengan King Salman (KS) Relief dan Muslim World League dari Arab Saudi untuk menyelenggarakan kegiatan sosial berupa operasi jantung gratis bagi pasien tidak mampu.
Kegiatan sosial ini terdiri dari tiga periode pelayanan. Periode pertama berlangsung dari awal Mei hingga 27 Mei, yang menargetkan 10 pasien. Periode kedua berlangsung dari 2 hingga 9 Juni 2024. Periode ketiga berlangsung dari 25 hingga 1 Juli 2024. Periode kedua dan ketiga menargetkan 15-20 pasien.
3. Sebanyak 6 ribu anak setiap tahun tidak bisa dilayani

Menurut data Kementerian Kesehatan, Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada anak masih menjadi masalah besar di Indonesia. Diperkirakan, dari 4,8 juta bayi yang lahir setiap tahunnya, sekitar 0,025 persen atau 12 ribu anak mengalami PJB sianotik.
Namun, penanganan PJB anak terkendala kurangnya jumlah rumah sakit dan dokter bedah jantung anak di Indonesia, sehingga banyak kasus yang tidak tertangani.
“Kapasitas dokter-dokter kita dan rumah sakit hanya dapat menangani 6.000 dari 12.000 setiap tahunnya. Jadi, ada 6.000 anak setiap tahun tidak bisa dilayani dan banyak dari mereka yang meninggal,” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin.
“Untuk itu, kami bekerja sama dengan pihak luar negeri yang bersedia mengirimkan dokter-dokternya ke Indonesia untuk dua hal. Pertama, memberikan layanan yang selama ini belum bisa kita berikan di daerah-daerah tertentu; dan kedua, mempercepat peningkatan kemahiran dokter-dokter kita untuk melakukan tindakan-tindakan yang sangat dibutuhkan masyarakat, tetapi kita belum memiliki keahlian yang memadai untuk melakukannya,” lanjut Budi.