Cerita Meutya Hafid Lupa Pakaikan Kebaya ke Anak saat Hari Kartini

- Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, lupa merayakan Hari Kartini dengan anaknya
- Meutya mengingatkan ibu-ibu untuk tidak terlalu merasa bersalah atas kesalahan kecil dalam mengurus anak
Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid membagikan pengalaman pribadinya yang penuh makna di Hari Kartini.
Meutya mengaku sempat lupa bahwa hari ini merupakan peringatan Hari Kartini. Dia bercerita, lupa menyiapkan kebaya untuk dikenakan sang putri ke sekolah.
"Saya lupa hari ini Hari Kartini dan ibunya ingat pakai kebaya. Ternyata anakku di sekolah ada pakai kebaya juga dan aku lupa,” ujar Meutya dalam talkshow LIKE, SHARE, PROTECT: Anak Kita di Dunia Digital bersama Komdigi dan IDN di Kantor IDN HQ, Jakarta, Senin (21/4/2025),
1. Dilema Ibu yang bekerja

Meutya mengatakan, sebagai ibu baru, dirinya kerap menghadapi dilema dalam membagi waktu dan perhatian antara pekerjaan dan kebutuhan anak.
Dia mengaku sedih dan merasa bersalah saat mengetahui anaknya merupakan satu-satunya yang tidak mengenakan kebaya di sekolah.
“Relate banget gak, Bu? Jadi bayangin, itu satu sekolah dia doang yang lupa pakai baju kebaya. Jadi sedih juga. Terus saya yakin, di sini juga ada yang melakukan hal kesalahan yang sama," kata dia.
2. Jangan terjebak dalam rasa bersalah

Meutya menyampaikan pesan kuat kepada para ibu agar tidak terjebak dalam perasaan bersalah berlebihan.
Dia mengajak para perempuan untuk saling menguatkan dan menerima bahwa kesalahan kecil adalah hal yang wajar dalam perjalanan menjadi orangtua.
"Jadi, pertama, kita juga sama-sama perempuan harus mengatakan atau mengingatkan diri kita bahwa harus nguatin bahwa salah-salah dikit gak apa-apa,” kata dia.
3. Upaya yang tak salah langkah dorong perlindungan anak ke depannya

Dia juga mengungkapkan perasaan bersalah yang terus dipelihara justru bisa berdampak lebih destruktif bagi cara mengasuh anak-anak.
Ke depan, kata dia, upaya yang harus dilakukan adalah mencoba untuk tidak salah langkah mengurus anak-anak. Contohnya adalah upaya melindungi anak di ruang digital.
"Kedua, ada satu yang kita jangan juga guilty feeling. Karena kalau sampai kita itu, sayang banget, kemudian dampaknya juga jauh lebih destruktif daripada hanya anak yang lupa pakai baju," kata dia.
Dalam momen ini Meutya juga mengungkapkan pemerintah hadir melalui penerbitan PP Tunas (Tata Kelola untuk Anak Aman dan Sehat Digital). Beleid ini jadi dasar hukum baru yang mengatur kewajiban penyelenggara platform digital dalam menjamin pelindungan anak sebagai pengguna internet.