Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Daftar Anggaran di Kemendikti Saintek yang Kena Efisiensi

Mendikti Ristek, Satryo Soemantri Brodjonegoro di acara Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times, Rabu (16/1/2025). (IDN Times/Tata Firza)
Intinya sih...
  • Kemendikti Saintek mengalami efisiensi anggaran sebesar Rp14,3 triliun dari total pagu awal Rp56,6 triliun.
  • Beasiswa KIP kuliah terpangkas hingga Rp1,310 triliun namun diusulkan kembali ke pagu semula, begitu juga dengan BPI dan ADiK.

Jakarta, IDN Times - Efisiensi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) turut mempengaruhi aktivitas di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, Riset dan Teknologi (Kemendikti Saintek). Di depan jajaran anggota DPR Komisi X, Mendikti Saintek, Satryo Brodjonegoro, mengungkapkan bagaimana efisiensi anggaran berpengaruh pada kementeriannya.

"Kami menyampaikan secara ringkas, apa yang ada di Kementerian kami dengan adanya permintaan efisiensi dari Dirjen Anggaran sebesar Rp14,3 triliun," kata dia dalam rapat yang digelar Rabu (12/2/2025).

Awalnya Kemendikti Saintek mendapat pagu anggaran Rp56,6 triliun, lalu dilakukan efisiensi sebesar Rp14,3 triliun. Merasa tak cukup, mereka akhirnya mendorong agar efisiensi dimaksimalkan di angka Rp6,7 triliun.

1. KIP kuliah dan bantuan beasiswa lainnya kena efisiensi

Ilustrasi diterima beasiswa (pexels.com/pixabay)

Bantuan berupa beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah terpangkas. Pagu awal anggarannya adalah Rp14,698 triliun dan diefisiensi sebesar Rp1,310 triliun. Namun, Kemendikti Saintek mengusulkan kembali supaya tetap pada pagu semula.

Kemudian, Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) yang pagu awalnya Rp194,7 miliar, diefisiensi sebesar Rp19,47 miliar atau 10 persen. Pihaknya juga meminta anggaran ini dikembalikan lagi ke pagu semula.

Selanjutnya, Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADiK), pagu awalnya Rp213,73 miliar, diefisiensi 10 persen dan tetap diupayakan agar tidak dipotong

"Kemudian Beasiswa KNB (Kerja Sama Negara Berkembang), pagu awalnya Rp85,348 miliar, dipotong oleh DJA 25 persen, kami kembalikan pada pagu semula Rp85,348 miliar karena kategorinya tidak kena efisiensi," kata dia.

Adapula beasiswa dosen dan teknik dalam dan luar negeri yang pagu awalnya Rp236,8 miliar, terkena efisiensi 25 persen dan diusahakan agar tak dipotong.

"Gaji tunjangan beasiswa, pagu yang kami usulkan, yaitu pagu semula sebesar Rp31,645 triliun," kata dia.

2. Anggaran yang dikelola pusat hanya 10 persen

Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro (Dok/Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi)

Satryo mengungkapkan, total pagu anggaran Rp56,6 triliun itu sebagian besar langsung disampaikan ke perguruan tinggi penerima maupun mahasiswa penerima beasiswa.

"Jadi yang dikelola oleh kementerian kami itu sangat minim. Kira-kira dari pengalaman kami selama ini yang dikelola oleh kantor Kementerian itu tidak lebih dari 10 persen dari total pagu anggaran Kementerian Dikti," kata dia.

3. Anggaran gaji dan tunjangan pegawai tak kena efisiensi

Mendiktisaintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro irit bicara soal usulan kampus kelola tambang. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Di bagian anggaran nonefisensi rupiah murni, ada uraian berupa gaji dan tunjangan pegawai yang masih seperti pagu awal yakni Rp13,51 triliun. Kemudian ada tunjangan dosen non-PNS Rp2,7 triliun dan kena efisiensi Rp676 miliar atau sekitar 25 persen.

"Karena ini tidak terkena efisiensi, maka kami usulkan kembali supaya tidak ada efisiensi sehingga pemotongannya itu nol persen kembali ke angka Rp2,7 triliun," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
Deti Mega Purnamasari
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us