Debat Pilkada Kabupaten Bogor, Adu Sekolah Gratis dan Internasional

Bogor, IDN Times - Debat perdana pasangan calon bupati Bogor, Jawa Barat, dengan tema Sumber Daya Manusia (SDM), fokus mengenai kebijakan sekolah gratis yang diusung kedua paslon.
Debat Pilkada 2024 dilaksanakan di IPC Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI) Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/10/2024) malam, dan siaran langsung di kanal YouTube KPU Kabupaten Bogor dan salah satu televisi swasta.
Pasangan calon bupati Bogor nomor urut 01 Rudy-Jaro mendapat kesempatan pertama menjawab kode pertanyaan A, yang memilih secara acak oleh cawabub Jaro Ade mengenai persoalan pendidikan di Kabupaten Bogor.
Moderator membacakan data dan pertanyaan dari tim perumus yakni menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), partisipasi sekolah jenjang SMA menurun 55,52 persen, dan perguruan tinggi 28,51 persen, terutama untuk penduduk berpenghasilan rendah.
Sementara pertumbuhan penduduk belum diimbangi dengan pembangunan sekolah, dan fasilitas pendidikan perlu dibangun dengan standar aman bencana.
Peningkatan kualitas guru, kesejahteraan mereka, serta pengembangan talenta serta karakter siswa melalui literasi digital menjadi penting, dalam menghadapi tantangan global dan mempersiapkan SDM unggul.
Paslon Rudy-Jaro mendapat pertanyaan bagaimana terobosan mereka dalam menghadapi kondisi tersebut.
Rudy memaparkan investasi terbaik saat ini adalah investasi SDM, maka paslon 01 melalui blueprint pendidikan wujud nyata memiliki perencanaan yang matang terkait pendidikan untuk lima tahun ke depan.
“Kepemimpinan kami, kami di lima tahun ke depan pertama akan memberikan pendidikan yang berkualitas untuk seluruh segmen masyarakat, tidak ada masyarakat tidak mampu, tidak ada masyarakat kaya. Maka harus ada sekolah dasar negeri SMP negeri berstandar internasional,” papar Rudy.
“Maka kita akan melakukan tilecoating mencari sumber daya manusia guru-guru yang terbaik memiliki kualitas-kualitas terbaik untuk kita tempatkan di SD Negeri SMP Negeri berstandar internasional,” tambahnya.
Selain itu, kata Rudy, dalam postur anggaran pendidikan yang mendorong peningkatan kesejahteraan guru, bicara insentif guru sebelum menaikkan insentif dari 20 ribu guru PAUD, baru 8 ribu guru PAUD yang menerima insentif.
Lalu, ada hal yang lebih penting lagi bicara SMP swasta, adalah klarifikasi Cabub Rudy-Jaro, pemerintah kepada masyarakatnya.
“Bahwa di 2025 yang tidak lulus PPDB, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor sudah memberikan beasiswa bagi masyarakat tidak mampu yang bersekolah di SMP,” kata dia.
Cabub nomor urut 02 Bayu Syahjohan pun menanggapi gagasan paslon Rudy-Jaro, tentang penekanan sekolah berstandar internasional dipandang belum tepat.
“Kami tidak memberi pertanyaan, akan tetapi menanggapi saja. Yang pertama masyarakat itu tidak butuh untuk kualitasnya. Yang jelas bahwa kita ini sebenarnya dari pemerintah daerah membuat yang sudah pasti berkualitas, tapi bagaimana mereka ini betul-betul gratis,” ujar Bayu.
“Karena di bawah itu setelah kita melakukan sosialisasi ke masyarakat, mereka ini katanya gratis SD SMP ternyata tidak gratis, bayar banyak pungutan, itu yang terpenting,” tambahnya.
Bayu juga mengungkapkan, selama ini SD dan SMP negeri yang diprogramkan gratis oleh pemerintah masih saja banyak masalah pungutan.
“Lalu kedua ada juga anak-anak sekolah dia harus menebus ijazahnya kalau enggak ada uang dia enggak bisa dapatkan ijazah untuk yang terpenting dan bagaimana ruang-ruang kelas baru baru itu berkualitas dan betul-betul anti bencana begitu nah itu yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini,” ungkapnya.
Cawabub Bogor Musyafaur Rahman pun menegaskan yang dibutuhkan dunia pendidikan Kabupaten Bogor saat ini bukan sekolah bertaraf internasional, melainkan akses sekolah gratis yang merata.
“Persoalan hari ini bukan sekolah internasional bang saya kira, yang dibutuhkan rakyat. Saat ini adalah bagaimana bisa mendapatkan pendidikan karena SMP negeri kita sangat terbatas, ketika mereka enggak bisa masuk SMP Negeri. Artinya mereka harus sekolah swasta harus punya uang Nah kalau enggak punya uang pilihan rakyat Kabupaten Bogor hari ini enggak bisa sekolah ayo kita jawab itu bareng-barang ya supaya ke depan bukan cuman kualitas tapi kesempatan yang dibutuhkan rakyat yang bisa kita jawab,” kata Musya.