Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Di Tengah Goyahnya Media, Jurnalis Perempuan Harus Berdaya

Kepengurusan Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumut telah dilantik untuk periode 2025-2027 (IDN Times/Indah Permata Sari)
Intinya sih...
  • Jurnalis perempuan diminta untuk tetap berdaya di tengah tantangan besar dalam profesi ini, seperti stereotip gender dan kurangnya representasi perempuan dalam posisi kepemimpinan.
  • Integritas menjadi hal nomor satu dalam mengemban pekerjaan jurnalis, baik untuk diri sendiri maupun untuk sesama, karena informasi yang diberikan akan menjadi konsumsi publik.
  • Jurnalis perempuan diminta untuk tidak terjebak rutinitas saja, namun juga mengembangkan potensi melalui organisasi, seperti FJPI, guna menciptakan solidaritas, kolaborasi, pengembangan kapasitas, dan jaringan aliansi.

Jakarta, IDN Times - Media sedang tidak baik-baik saja. Karenanya, di tengah goyangnya media, jurnalis perempuan diminta untuk terus berdaya.

Dalam Webinar bertajuk 'Berdaya di Era AI', Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Aqua Dwipayana mengatakan, jurnalis perempuan sebenarnya sudah mendapat tantangan besar saat mengambil profesi ini.

"Sejumlah tantangan seperti stereotip gender dalam dunia media, kurangnya representasi perempuan dalam posisi kepemimpinan, tekanan profesional dan personal yang besar, sebenarnya sudah cukup dihadapi jurnalis perempuan, namun resiliensi yang besar juga dimiliki jurnalis perempuan untuk tetap bisa bertahan," katanya.

1. Integritas harus dijaga

Ilustrasi jurnalis (pexels.com/Volkan Erdek)

Aqua menuturkan, sebagai jurnalis, integritas adalah yang nomor satu dan utama dalam mengemban pekerjaan ini. Tanpa integritas, katanya, jurnalis tidak akan berkembang.

Karenanya, ia setuju dengan visi dan misi dari Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) saat dibentuk. "Ini benar sekali, mewujudkan jurnalis perempuan yang profesional untuk kemajuan kaum perempuan Indonesia khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya," kata Aqua.

Ia menambahkan, integritas tak hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk sesama. Karena sebagai jurnalis, informasi yang diberikan akan menjadi konsumsi publik.

2. Mengembangkan kapasitas untuk terus berdaya

Dubes RI untuk Turki, Achmad Rizal Purnama dalam acara Real Talk with Uni Lubis by IDN Times pada Jumat (14/2/2025). (IDN Times/Krisnaji Iswandani)

Dalam webinar yang diselenggarakan FJPI ini, Aqua menuturkan, jurnalis perempuan jangan terjebak rutinitas saja. "Coba kembangkan potensi Anda melalui organisasi. Jangan hanya melakukan rutinitas saja," tegasnya.

Lewat organisasi, kata dia, tentu saja akan tercipta solidaritas dan kolaborasi. Sehingga para anggotanya bisa saling mendukung dalam setiap tantangan, termasuk di tengah goyahnya industri media.

Dalam organisasi juga, Aqua menambahkan, pengembangan kapasitas dapat dilakukan. Pasalnya, kerap ada pelatihan dan mentoring yang dilakukan organisasi tersebut, seperti yang dijalankan FJPI.

Lewat organisasi pula, Aqua melihat jurnalis perempuan bisa mengembangkan jaringan dan aliansi. "Dan kita bisa berjejaring dengan komunitas jurnalis lainnya, makanya jangan pernah terjebak rutinitas saja," ujar Aqua.

3. Menjadi perempuan bukan berarti terbatas

Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumatera Utara menggelar refleksi akhir kepengurusan periode 2021-2024 (Dok. FJPI Sumut)

Perempuan masih kerap dianggap lemah atau tidak berdaya. Padahal, perempuan punya peran besar dalam membangun bangsa.

Saat ini, sudah semakin banyak perempuan memilih profesi sebagai jurnalis yang dulu kerap dianggap tabu. Namun, Aqua mengatakan, menjadi perempuan bukan berarti terbatas.

"Dan kita beruntung di Indonesia ini perempuan bisa lebih bebas bergerak. Kita pernah dipimpin presiden perempuan, banyak juga jurnalis perempuan saat ini. Jangan hanya karena Anda perempuan, Anda membatasi diri, berkembanglah sesuai dengan potensi dan keinginan Anda," sambung Aqua.

Mantan wartawan itu berharap, jurnalis perempuan bisa lebih berdaya jika bersama-sama. "Saat kita bergerak sendiri, kita hanya setitik cahaya. Namun, saat kita bersatu, kita adalah cahaya yang menerangi dunia," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us