DPRD Minta Pemprov DKI Lepaskan Lele untuk Tekan Kasus DBD

- Abdul Aziz meminta Pemprov DKI Jakarta lepas ikan lele di selokan untuk mengendalikan jentik nyamuk Aedes Aegypti.
- Pelepasan ikan lele sudah terbukti efektif dalam mengendalikan sebaran jentik nyamuk di pemukiman warga.
Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz meminta Pemprov DKI Jakarta agar melepas ikan lele di sejumlah selokan yang diduga menjadi sarang berkembang biaknya jentik nyamuk Aedes Aegypti.
Menurut Aziz, pengendalian kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta tidak cukup dengan menguras, menutup, dan mengubur (3M) saja. Namun harus memutus rantai kehidupan nyamuk Aedes Aegypti.
“Mencegah DBD paling efektif melalui rantai makanan pada ekosistem alam. DBD tersebar melalui nyamuk, nyamuk berkembang biak dengan jentik, jentik adalah makanan alami ikan,” ujar Abdul Aziz dalam keterangan, Rabu (27/3/2024).
1. Lele untuk kendalikan sebaran jentik nyamuk

Dia mengaku, sudah tujuh tahun terakhir menerapkan pola pelepasan ikan lele di area pemukiman warga. Salah satunya di RW 01 Kelurahan Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat. Alhasil, cukup membantu mengendalikan sebaran jentik nyamuk.
“Lepaskan sebanyak-banyaknya ikan di saluran air, yang paling bisa bertahan adalah ikan lele. Saya sendiri sudah memulai sejak tujuh tahun lalu apabila di daerah saya ada yang terjangkit DBD, saya beli bibit lele yang sudah agak besar untuk dilepaskan dan terbukti efektif. Dalam waktu beberapa pekan semua jentik akan hilang. Solusi yang ramah lingkungan,” tuturnya.
2. Heru minta anak-anak pakai baju panjang

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengungkapkan kasus DBD di Jakarta mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi berada di Jakarta Selatan (Jaksel). Hal ini diungkapkan Heru Budi usai menghadiri kegiatan sembako murah di GOR Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (25/3/2024).
"Tensinya kecenderungannya naik, terutama di Jaksel sudah kurang lebih 500 (kasus)," ucapnya.
Budi mengimbau agar warga Jakarta bersama pemerintah bersama-sama mengantisipasi kasus DBD yang cenderung naik dengan menjaga kebersihan bersama.
"Kalau bisa masyarakat bersama-sama juga menyemprot, jaga kebersihan, baju-baju di rumah itu jangan digantung terlalu lama dan bisa bersama-sama dengan pemerintah daerah per keluarga itu mengantisipasi DBD," katanya.
3. Dinkes DKI temukan 1.729 kasus DBD

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI menyatakan, kasus DBD di Jakarta meningkat pesat dalam satu bulan terakhir. Hingga 18 Maret 2024, tercatat ada 1.729 kasus di ibukota.
Kasus terbanyak ada di Jakarta Barat, yakni 562 kasus, Jakarta Selatan 450 kasus, Jakarta Timur 395 kasus, Jakarta Utara 194 kasus, Jakarta Pusat 115 kasus, dan Kepulauan Seribu 13 kasus.