Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dukung Penulisan Sejarah Versi Baru, MPR: Harus Ditulis Utuh

Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno sebut belum ada permintaan resmi Gibran dimakzulkan. (IDN Times/Amir Faisol)
Intinya sih...
  • Wakil Ketua MPR RI mendukung penulisan ulang sejarah Indonesia untuk HUT ke-80 RI
  • Pahlawan bangsa harus digambarkan dengan baik agar menjadi idola bagi generasi penerus
  • Penulisan ulang sejarah ditargetkan rampung pada 17 Agustus 2025, menonjolkan sisi perlawanan Indonesia terhadap Belanda

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mendukung rencana pemerintah yang menulis ulang catatan sejarah Indonesia dalam versi baru. Adapun, penulisan sejarah versi baru ini rencananya akan diluncurkan pada 17 Agustus 2025 sekaligus menjadi hadiah untuk HUT ke-80 RI.

Sejalan dengan itu, Eddy memberikan sejumlah catatan. Penulisan sejarah versi terbaru harus mampu menjelaskan secara utuh perjalanan bangsa ini. Ia mengatakan, perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan penuh perjuangan.

"Itu harus disampaikan secara utuh dengan kemudian juga menekankan siapa saja aktor-aktor yang selama ini kita kenang sebagai para pahlawan jasa-jasanya agar profil ini kemudian bisa memberikan kebanggaan bagi kita," kata Eddy di Kompleks MPR RI, Jakarta, Kamis (8/5/2025).

1. Pahlawan bangsa harus jadi idola

Wakil Ketua MPR RI sekaligus Anggota Komisi XII DPR RI, Eddy Soeparno (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Anggota Komisi XII DPR RI Fraksi PAN itu menilai, para pahlawan bangsa harus digambarkan dengan baik sehingga mampu menjadin idola bagi generasi penerus bangsa ini.

Selain itu, profil, rekam jejak, rekam perjuangan, rekam pengorbanan para pahlawan harus patut menjadi pegangan untuk diidolakan.

"Kalau kita berada di negara-negara luar negeri banyak negara-negara itu yang betul-betul menganggap pahlawan mereka itu adalah idola," kata dia.

2. Mendukung selama memberikan edukasi

Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno sebut belum ada permintaan resmi Gibran dimakzulkan. (IDN Times/Amir Faisol)

Oleh sebab itu, Eddy menilai penulisan ulang sejarah Indonesia itu sah-sah saja untuk dilakukan pemerintah sepanjang menjadi edukasi bagi bangsa ini.

"Saya kira itu sah-sah saja, sepanjang tentu apa yang disampaikan itu adalah sejarah yang utuh, dan bisa memberikan edukasi bagi masyarakat secara keseluruhan," kata dia.

3. Akan ubah narasi Indonesia dijajah selama 350 tahun

Mantan Menparekraf Sandiaga Uno (kiri) dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kanan). (IDN Times/Amir Faisol)

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan, penulisan ulang sejarah Indonesia salah satunya untuk mengubur dalam-dalam narasi yang menyebutkan bahwa negara ini dijajah Belanda selama 350 tahun.

Fadli Zon mengatakan, penulisan ulang sejarah Indonesia ditargetkan akan rampung pada 17 Agustus 2025 sekaligus menjadi hadiah bagi HUT ke-80 RI. 

"Termasuk saya katakan soal 350 tahun dijajah itu menurut saya harus diubah mindset itu. Nggak ada 350 tahun Indonesia dijajah itu. Kita itu melakukan perlawanan terhadap para penjajah itu," kata Fadli Zon, ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (6/5/2025).

Menurut Fadli Zon, nantinya sejarah versi baru ini lebih menonjolkan sisi perlawanan Indonesia terhadap Belanda. Misalnya, perlawan di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Perang Jawa Diponegoro terhadap kolonialisme Belanda.

"Ada yang perlawanannya 200 tahun, ada yang perlawanannya puluhan. Jadi kita ubah bukan sejarah kita dijajahnya tapi perlawanannya yang harus kita tonjolkan," kata dia. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amir Faisol
EditorAmir Faisol
Follow Us