Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fadli Zon: Penulisan Ulang Sejarah Ubah Narasi Indonesia Dijajah 350 Tahun

Mantan Menparekraf Sandiaga Uno (kiri) dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kanan). (IDN Times/Amir Faisol)
Mantan Menparekraf Sandiaga Uno (kiri) dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kanan). (IDN Times/Amir Faisol)
Intinya sih...
  • Menteri Kebudayaan Fadli Zon ingin mengubah narasi sejarah Indonesia yang menyebutkan dijajah Belanda selama 350 tahun.
  • Penulisan ulang sejarah ini bertujuan menonjolkan sisi perlawanan Indonesia terhadap Belanda, seperti perlawanan di Aceh dan Perang Jawa Diponegoro.
  • Fadli Zon menilai penulisan ulang sejarah ini penting untuk memahami identitas bangsa serta menjadi hadiah dalam rangka HUT ke-80 RI pada 17 Agustus 2025.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan, penulisan ulang sejarah Indonesia salah satunya untuk mengubur dalam-dalam narasi yang menyebutkan republik ini dijajah Belanda selama 350 tahun.

"Termasuk saya katakan soal 350 tahun dijajah itu menurut saya harus diubah mindset itu," kata Fadli Zon saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

"Nggak ada 350 tahun Indonesia dijajah itu. Kita itu melakukan perlawanan terhadap para penjajah itu," imbuhnya.

1. Penulisan ulang hendak tonjolkan perlawan bangsa Indonesia

Mantan Menparekraf Sandiaga Uno (kiri) dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kanan). (IDN Times/Amir Faisol)
Mantan Menparekraf Sandiaga Uno (kiri) dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kanan). (IDN Times/Amir Faisol)

Menurut Fadli Zon, penulisan ulang sejarah ini mau menonjolkan sisi perlawanan Indonesia terhadap Belanda. Ia mengatakan, perlawanan di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Perang Jawa Diponegoro terhadap kolonialisme Belanda bahkan mencapai 200 tahun.

"Ada yang perlawanannya 200 tahun, ada yang perlawanannya puluhan. Jadi kita ubah bukan sejarah kita dijajahnya tapi perlawanannya yang harus kita tonjolkan," kata dia. 

2. Merancang masa depan Indonesia dimulai dari sejarah

Eks Menparekraf Sandiaga Uno (kiri) dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kanan). (IDN Times/Amir Faisol)
Eks Menparekraf Sandiaga Uno (kiri) dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kanan). (IDN Times/Amir Faisol)

Menurut Fadli, penulisan ulang sejarah Indonesia ini dinilai sangat penting karena banyak masyarakat Indonesia yang tidak paham mengenai sejarah panjang perjalanan bangsa ini. 

Oleh sebab itu, penulisan ulang ini menjadi momentum untuk menggelorakan sejarah panjang Indonesia mulai dari prasejarah, proto sejarah sampai sejarah modern. 

"Sejarah itu adalah bagian dari masa lalu kita. Kalau kita ingin tahu hari ini kita harus melihat masa lalu," kata dia.

"Jadi ini adalah kesinambungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan. Kalau orang nggak ngerti sejarahnya dia akan kehilangan jati dirinya. Kehilangan identitasnya," imbuhnya lagi. 

3. Penulisan ulang sejarah ditargetkan rampung 17 Agustus 2025

Menteri Kebudayaan Indonesia, Fadli Zon menerima repatriasi 272 koleksi benda-benda warisan Budaya Indonesia dari Belanda. (Dokumentasi Kementerian Kebudayaan)
Menteri Kebudayaan Indonesia, Fadli Zon menerima repatriasi 272 koleksi benda-benda warisan Budaya Indonesia dari Belanda. (Dokumentasi Kementerian Kebudayaan)

Fadli Zon mau agar penulisan ulang sejarah Indonesia ini menjadi hadiah bagi 80 tahun kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2025.

"Ini pokoknya, Ini harus menjadi semacam hadiah dalam rangka 80 tahun Indonesia Merdeka. Kita harus ada satu formal history, official history," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amir Faisol
EditorAmir Faisol
Follow Us

Latest in News

See More

Cara Jakarta Jaga Lingkungan: Dari Bank Sampah hingga Energi Hijau

22 Sep 2025, 09:55 WIBNews