Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fadli Zon Bantah Usul Gelar Pahlawan Nasional Soeharto Pesanan Prabowo

Mantan Menparekraf Sandiaga Uno (kiri) dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kanan). (IDN Times/Amir Faisol)
Intinya sih...
  • Menteri Kebudayaan membantah usulan gelar pahlawan nasional untuk Soeharto sebagai pesanan khusus Prabowo Subianto.
  • Menurut Menteri, banyak tokoh bangsa lain yang seharusnya mendapatkan gelar pahlawan nasional, seperti Gus Dur.
  •  

Jakarta, IDN Times - Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, membantah usulan pemberian gelar pahlawan nasional terhadap Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto merupakan pesanan khusus Presiden Prabowo Subianto. 

Menurut dia, usulan pemberian gelar pahlawan terhadap Soeharto sudah lama bergulir. Kajiannya pun sudah berlangsung lama untuk menobatkan Soeharto sebagai pahlawan nasional. 

"Gak ada malah. Itu penilaian udah lama, usulan-usulan yang sudah lama. Gak ada masalah itu," kata Fadli Zon saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (6/5/2025). 

Menurut dia, masih banyak tokoh bangsa yang seharusnya mendapatkan gelar pahlawan nasional, tapi hingga saat ini belum terwujud. Misalnya, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. 

Oleh sebab itu, usulan pemberian gelar pahlawan terhadap Soeharto oleh negara, dinilainya sudah wajar, bukan karena permintaan Prabowo. 

"Gak ada, udah lama lah! Kepada Pak Harto, kepada Gus Dur, masih banyak pahlawan kita yang belum (mendapat gelar pahlawan) yang harus menjadi pahlawan tapi belum mendapatkan," kata dia. 

1. Harusnya pemberian gelar pahlawan sejak dulu

Eks Menparekraf Sandiaga Uno (kiri) dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kanan). (IDN Times/Amir Faisol)

Menurut dia, seharusnya negara sejak lama memberikan gelar pahlawan kepada Soeharto. Ia pun setuju terhadap usulan pemberian gelar pahlawan nasional itu.

Soeharto memimpin serangan umum oleh TNI terhadap Belanda pada 1 Maret 1949 yang berlangsung di Yogyakarta.Serangan ini berlangsung selama enam jam. Pasukan TNI kala itu berhasil menduduki Yogyakarta. 

Selain itu, Soeharto juga memberikan sinyal kepada delegasi Indonesia yang ada di New York. Ia mengatakan, pada agresi militer kedua, Belanda menganggap Indonesia sudah selesai (cease to exist) setelah penangkapan para pemimpin bangsa seperti Soekarno-Hatta, Agus Salim, hingga Sjahrir.

Fadli Zon menjelaskan, serangan umum oleh TNI terhadap Belanda itu dipimpin oleh Letkol Soeharto. Dia pun berani menantang bila ada sejawaran yang menafikan fakta itu.

"Nah, tidak bisa dipungkiri bahwa itu yang memimpin pertempuran itu namanya Letkol Soeharto. Tidak ada itu. Dalam sejarah mana pun, saya mau tantang siapa sejarawan yang mengatakan itu bukan Soeharto? Jelas itu Letkol Soeharto," kata dia.

2. Titiek bersyukur ada usulan gelar pahlawan nasional ke Soeharto

Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto ketika berada di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat. (IDN Times/Amir Faisol)

Terpisah, Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto menyambut baik munculnya rencana pemberian gelar pahlawan nasional bagi Soeharto. Usulan itu disampaikan oleh Menteri Sosial, Saifullah Yusuf.

Nama Soeharto diusulkan menjadi pahlawan nasional setelah pada 2024 lalu MPR resmi mencabut nama Soeharto dari Ketetapan MPR Nomor 11 Tahun 1998 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Penyebutan nama Soeharto tertera di Pasal 4 TAP MPR tersebut.

"Iya, alhamdulilah. Alhamdulilah, kalau pemerintah mau berkenan untuk menganugerahkan gelar pahlawan untuk Presiden Soeharto. Karena mengingat jasanya yang begitu besar kepada bangsa dan negara," ujar Titiek.

Meski begitu, ia mengaku tidak berharap terlalu banyak usulan rencana tersebut akan terealisasi. Sebab, bukan kali ini saja nama Soeharto diusulkan menjadi pahlawan nasional. Tetapi, seandainya kali ini usulan tersebut dikabulkan tahun 2025, maka Titiek akan menyampaikan terima kasih kepada pemerintah.

"Pak Harto kan wafat sudah lama sekali ya. Setiap tahun wacana ini, setiap hari pahlawan selalu muncul, muncul, muncul (usulan jadi pahlawan nasional). Kami sampai, 'udah ah, udah lah. Mau dikasih gelar atau gak, pokoknya beliau tetap pahlawan bagi kami semua," ucap dia.

3. Soeharto diakui rakyat Indonesia

Soeharto Dilantik (sumber : https://www.idntimes.com/news/indonesia/hana-adi-perdana-1/biografi-soeharto)

Titiek meyakini, tidak hanya keluarganya yang menganggap presiden kedua Indonesia itu sebagai pahlawan. Jutaan rakyat Indonesia pun diyakini menganggap Soeharto adalah pahlawan.

"Jadi, sekali lagi, bagi kami keluarga, diberi gelar atau tidak diberi gelar, Pak Harto adalah pahlawan bagi kami. Saya yakin beliau juga adalah pahlawan buat berjuta-juta rakyat Indonesia yang mencintainya," kata Titiek. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amir Faisol
EditorAmir Faisol
Follow Us