Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta-Fakta Grup WA Mas Menteri Core Team Versi Pengacara Nadiem

Pengacara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Tabrani Abby
Pengacara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Tabrani Abby (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Intinya sih...
  • Nadiem membuat grup WA setelah mengetahui bakal ditunjuk jadi menteri
  • Grup dibuat untuk membahas rencana pengadaan program digitalisasi pendidikan
  • Chromebook baru dibicarakan pada 6 Mei 2020
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pengacara mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, Tabrani Abby, mengungkap fakta versi mereka, terkait dengan WhatsApp grup "Mas Menteri Core Team".

WA grup itu merupakan gabungan dari grup Edu Org dan Education Council, yang dibuat sekitar 28 Agustus 2019. Atau dua bulan sebelum Nadiem ditunjuk menjadi menteri.

“Adapun anggota WA itu sendiri adalah orang-orang yang ekspert di bidang pendidikan, kemudian juga di bidang IT, termasuk beberapa orang-orang yang menjadi staf khususnya Pak Nadiem,” kata Abby di Jakarta Selatan, Senin (27/10/2025).

1. Nadiem membuat grup WA setelah mengetahui bakal ditunjuk jadi menteri

Nadiem Makarim
Nadiem Makarim ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi Chromebook. (IDN Times/Aryo Damar)

Kedua grup itu dibuat sebelum Nadiem dilantik menjadi menteri pada 23 Oktober 2019. Abby menjelaskan, kliennya membuat dua grup itu setelah mengetahui ia bakal ditunjuk menjadi menteri.

“Sebenarnya Pak Nadiem itu sudah berapa kali dipanggil Pak Jokowi, ya. Beliau diminta untuk menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Nah, dalam kesempatan bertemu-temu itu ya tentu bertukar pikiran gagasan,” ujar Abby.

Atas dasar itulah, Nadiem mengumpulkan teman-temannya hingga ahli di bidang pendidikan. Mereka semua dikumpulkan dalam dua grup WA itu.

Sebenarnya itu hanya bertukar gagasan sebenarnya, karena waktu itu apa yang harus ia persiapkan sebelum atau setelah ia diangkat menjadi menteri.

“Dan gak ada salahnya kan kalau kita mau diangkat jadi suatu jabatan kita sudah tahu, dan itu pasti ya. Kita bertindak lebih dulu ya untuk membuat gagasan itu. Apa sih yang mau kita buat dalam program lima tahun sebagai Menteri Pendidikan, Riset dan Teknologi seperti itu,” ujarnya.

“Jadi gak ada maksud jahat, apalagi yang dituduhkan itu seolah-olah ada maksud jahat kan, untuk mengadakan WA group itu sengaja sebagai niat jahat untuk Pak Nadiem untuk menunjuk Chrome atau Chromebook. Gak ada itu,” lanjut Abby.

2. Grup dibuat untuk membahas rencana pengadaan program digitalisasi pendidikan

Nadiem Makarim tersangka korupsi pengadaan laptop, Kamis (4/9/2025).
Nadiem Makarim tersangka korupsi pengadaan laptop, Kamis (4/9/2025). (IDN Times/Aryodamar)

Adapun anggota grup itu berisi Nadiem, mantan staf khusus Nadiem, Jurist Tan dan Fiona, mantan konsultan Kemendikbudristek Ibrahim Arief hingga Pendiri Sekolah Cikal, Najelaa Shihab.

“Di situ ada Jurist Tan, ada Fiona, ada Najelaa dan lain-lain ya, yang sebenarnya membahas hal yang sama,” ujar Abby.

Mereka aktif dalam grup Mas Menteri, membahas rencana pengadaan program digitalisasi pendidikan di Kemendikbudristek.

“Semua yang dibicarakan di WA itu tidak ada kaitannya dengan kata Chrome atau Chromebook. Tidak ada di WA itu. Di WA itu sebenarnya kita punya ada seribu lembar lebih ya percakapan itu yang terecord yang sempat kita print tidak ada satu pun menyebut Chrome atau Chromebook,” kata Abby.

“Grup dibuat untuk menjadi forum diskusi dan tempat istimewa dalam menyiapkan strategi kebijakan pendidikan,“ sambung dia.

Selain membahas program, grup itu juga sempat meninjau ulang kebijakan zonasi hingga paradigma baru, dalam melakukan asesmen yang semula penilaian dari ujian nasional menuju lebih formatif.

“Kemudian sistem pendidikan mengutamakan hasil belajar murid, lalu penyelenggaraan beban administrasi guru dan pemetaan teknologi digital, terkait juga dalam penggunaan dana BOS waktu itu,” kata Abby.

“Konteksnya itu sebenarnya melulu soal bagaimana ya menciptakan sesuatu sistem pendidikan yang didukung dengan teknologi ya, awalnya seperti itu. Jadi tidak ada juga soal harus menggunakan Chrome atau juga untuk mengadakan Chromebook seperti itu,” lanjutnya.

3. Chromebook baru dibicarakan pada 6 Mei 2020

Nadiem Makarim
Nadiem Makarim ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook. (Dok. Kejaksaan Agung)

Pembicaraan terkait laptop berbasis Chromebook itu dimulai pada 6 Mei 2020, dalam Zoom Meeting yang dipimpin langsung Nadiem bersama Jurist Tan, Sri Wahyuningsih, Mulatsyah, dan Ibrahim Arief.

“Di situ untuk membuat analisis perbandingan ya, antara Chrome dengan Windows. Jadi sebenarnya di 6 Mei itu baru ada pembicaraan tentang penggunaan Chrome atau pun Chromebook,” ujar Abby.

Ia menegaskan, dalam pertemuan itu, Nadiem hanya meminta tim untuk membuat kajian.

“Jadi dia bilang go ahead itu maksudnya diskusi antara tim yang mengusulkan untuk Windows kemudian Chrome, itu silakan aja dilanjutkan diskusi itu. Nah, sehingga diputuslah oleh tim kajian sendiri, bukan Pak Nadiem yang memutus. Jadi tim kajian sendiri ya itu yang memutus, akhirnya penggunaan Chrome ya berdasarkan analisisnya kajian tersebut,” lanjutnya.

IDN Times telah menghubungi Najelaa Shihab terkait keanggotaaannya di grup Mas Menteri. Namun belum ada jawaban. Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung juga belum mengetahui adanya nama Najelaa dalam kasus Chromebook.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us

Latest in News

See More

Bahas Haji 2026, DPR Sebut Orang Arab Susah Jaga Komitmen

27 Okt 2025, 16:54 WIBNews