Fakta Klarifikasi Nadiem Makarim soal Pengadaan Laptop Chromebook Rp 9,9 T

- Pengadaan Chromebook untuk mitigasi pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19, demi menjaga mutu pendidikan.
- Pengadaan berdasarkan kajian teknis untuk efisiensi biaya dan kontrol terhadap aplikasi yang dapat diakses oleh siswa dan guru.
- Pengadaan tidak ditujukan untuk daerah 3T, 97% perangkat Chromebook telah disalurkan, Nadiem siap diperiksa dan tidak mentoleransi korupsi.
Jakarta, IDN Times – Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, angkat suara soal pengadaan Chromebook pada masa jabatannya (2019-2022), yang kini tengah diusut oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).
Kejagung mencurigai adanya permufakatan jahat antara beberapa pihak yang mengarahkan tim teknis untuk menyusun kajian teknis tentang pengadaan alat bantu pendidikan teknologi pada tahun 2020.
Lewat konferensi pers pada Selasa (10/5/2025), Nadiem menyampaikan sejumlah klarifikasi untuk meluruskan informasi yang berkembang. Lantas seperti apa fakta klarifikasi Nadiem Makarim soal pengadaan laptop chromebook Rp 9,9 T? Berikut lima fakta penting dari klarifikasi Nadiem Makarim mengenai pengadaan Chromebook tersebut.
1. Pengadaan Chromebook untuk mitigasi pembelajaran jarak jauh selama pandemik COVID-19
Nadiem menjelaskan, pengadaan Chromebook ini merupakan upaya mitigasi di masa pandemik COVID-19 guna memastikan pembelajaran siswa tetap berlangsung dan mencegah penurunan mutu pendidikan di masa tersebut.
"Di Tahun 2020 krisis pandemik COVID-19 bukan hanya krisis kesehatan, tapi juga jadi krisis pendidikan. Kemendikbudristek harus melakukan mitigasi dengan secepat dan seefektif mungkin agar hilangnya pembelajaran bisa kita tekan," ujar Nadiem dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2025).
2. Pengadaan Laptop berdasarkan kajian teknis
Menurut Nadiem, pihaknya telah melakukan kajian teknis terlebih dahulu sebelum merealisasikan pengadaan Chromebook. Chromebook dianggap lebih efisien dan menggunakan sistem operating Chrome OS yang tidak memerlukan biaya tambahan.
"Satu hal yang sangat jelas pada saat saya mencerna laporan ini adalah dari sisi harga Chromebook itu kalau speknya sama selalu 10-30 persen lebih murah," ujar Nadiem.
"Dan bukan hanya itu saja operating system-nya Chrome OS itu gratis. Sedangkan operating system lainnya itu berbayar, dan bisa berbayar sampai Rp1,5-2,5 juta tambahan," imbuhnya.
Selain itu, penggunaan Chromebook dinilai dapat mengendalikan hal-hal negatif, mengingat pengadaannya memang ditujukan untuk kepentingan pendidikan.
"Kontrol terhadap aplikasi yang bisa ada di dalam Chromebook-Chromebook ini untuk melindungi murid-murid dan guru-guru kita dari pornografi, judi online, dan digunakan untuk gaming dan lain-lain Itu bisa terjadi tanpa biaya tambahan lagi," ujarnya.
3. Pengadaan Laptop Chromebook tidak ditujukan untuk daerah 3T
Dalam klasifikasinya, Nadiem membantah anggapan bahwa Chromebook dikirim ke daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T). Ia mengungkapkan, sasaran distribusi Chromebook adalah sekolah-sekolah yang sudah memiliki akses internet yang baik.
"Saya ingin mengklarifikasi bahwa proses pengadaan laptop yang terjadi di masa jabatan saya tidak ditargetkan untuk daerah 3T, yang boleh menerima laptop dari pengadaan ini hanya sekolah-sekolah yang punya akses internet," jelasnya.
"Itulah alasannya juga pengadaan ini bukan hanya laptop, tapi juga ada modem wifi 3G Dan juga projektor dan lain-lain yang diberikan untuk bisa mengakses internet itu," tuturnya.
4. Sebanyak 97 persen perangkat Chromebook telah disalurkan
Dari hasil evaluasi internal Kemendikbudristek, Nadiem menyebut, sekitar 97 persen Chromebook telah diterima sekolah-sekolah. Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan survei terhadap sekolah-sekolah mengenai penggunaan Chromebook. Hasilnya, sebanyak 82 persen mengatakan perangkat tersebut digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
"Tidak mungkin kita melakukan pengadaan sebesar ini tanpa ada program evaluasi dan monitoring setelahnya. Informasi yang saya dapat pada saat itu di tahun 2023 adalah 97 persen daripada laptop yang diberikan 77 ribu sekolah tersebut Itu aktif diterima dan teregistrasi," kata dia.
"Di tahun 2023 sekitar 82 persen daripada sekolah menjawab mereka menggunakannya untuk proses pembelajaran bukan hanya untuk asesmen nasional dan administrasi sekolah," jelasnya.
5. Siap diperiksa, Nadiem tegaskan tak toleransi korupsi
Nadiem menegaskan dirinya tidak mentoleransi praktik korupsi dalam bentuk apa pun. Ia juga menyatakan kesiapannya untuk diperiksa oleh Kejagung dan akan bersikap kooperatif terhadap proses hukum yang berlaku.
"Saya siap bekerja sama dan mendukung aparat penegak hukum dengan memberikan keterangan atau klarifikasi apabila diperlukan," tegasnya.
6. Kejagung akan jadwalkan pemeriksaan terhadap Nadiem
Menanggapi pernyataan Nadiem terkait kesiapannya diperiksa penyidik terkait kasus dugaan korupsi ini, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harli Siregar mengatakan, pemanggilan Nadiem untuk diperiksa sepenuhnya bergantung pada kebutuhan penyidik. Ia menekankan, setiap pihak yang memiliki informasi terkait proyek tersebut pasti akan dimintai keterangan.
"Kalau itu menjadi kebutuhan dari penyidikan ini, tentu penyidik akan menjadwal," ungkap Herli kepada media di Gedung Bundar Kejagung, Jakarta, Selasa (10/6/2025).
"Pihak-pihak mana pun yang terkait dengan perkara ini, dapat membuat terang tindak pidana ini, penyidik akan melakukan upaya pemanggilan dan pemeriksaan," tambahnya.