Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Seputar Insiden Bom Gereja Surabaya

IDN Times/Putri Islamy

JAKARTA, Indonesia — Kabar duka kembali menyelimuti Indonesia. Pagi tadi, Minggu, 13 Mei terjadi ledakan di depan tiga gereja besar di Kota Surabaya, Ibukota Jawa Timur sekaligus kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta.

Di mana ledakan terjadi?

Ledakan terjadi di tiga gereja besar di Surabaya, yaitu di depan Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Utara No.1, Baratajaya, Gubeng. Sementara dua gereja lain yang juga mengalami ledakan adalah GKI Diponegoro Surabaya, dan GPPS Sawahan di Jalan Arjuno.

Sementara menurut keterangan kepolisian yang dikutip The Jakarta Post, dua usaha pengeboman serupa digagalkan di Gereja Sato Jakobus di kompleks perumahan Citraland dan Gereja Hati Kudus Yesus di Jalan Polisi Istimewa.

Menurut keterangan dari Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, pihaknya juga berhasil menjinakkan 3 bom lainnya yang masih aktif. Satu di GKI Diponegoro dan dua lainnya di GPPS Arjuno.

Kapan ledakan terjadi?

Peristiwa ini terjadi pada Minggu, 13 Mei 2018 saat para jemaat sedang melakukan peribadatan. Ledakan pertama terjadi pukul 07:10 WIB di Gereja Santa Maria Tak Bercela, sementara ledakan-ledakan berikutnya berselang sekitar 10-20 menit.

Berapa jumlah korban?

Hingga berita ini diperbarui (Selasa, 15 Mei 2018 pukul 07:30) tercatat 18 orang korban jiwa dan setidaknya 43 orang lainnya terluka. Ada korban jiwa yang meninggal di tempat, ada pula yang meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit. 

Tujuh orang tewas di lokasi Gereja Santa Maria Tak Bercela, dua orang pelaku dan lima masyarakat sipil.

Tiga orang tewas di GKI Diponegoro keseluruhannya adalah pelaku. Sementara di GPPS Arjuno ada 8 orang meninggal, 7 masyarakat sipil dan 1 pelaku. 

Siapa pelakunya?

Pada Minggu sore, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menyatakan dugaan keras bahwa pelaku pengeboman di tiga gereja merupakan satu keluarga yang terdiri dari suami-isteri dan empat anaknya. Keluarga tersebut berpencar melaksanakan aksi mereka.

Sang isteri yang diduga bernama Puji Kuswati dan dua anak perempuannya yang berusia 12 dan 9 tahun meledakkan bom bunuh diri di GKI Diponegoro. Gereja Santa Maria diledakkan oleh dua orang anak laki-laki yang berusia 18 dan 16 tahun. Sementara pelaku pengeboman bernama Dita Uprianto mengeksekusi aksi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS).

Sedangkan Islamic State (IS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom gereja Surabaya ini dalam kantor berita resmi mereka, Amaq News Agency.

Sebelumnya juru bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto menduga serangan teroris terkoordinir itu dilancarkan oleh kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD) pimpinan Aman Abdurrahman yang terafilisasi dengan IS. Serangan tersebut, menurut dia, masih terkait dengan insiden kerusuhan berdarah di Mako Brimob Depok, beberapa hari lalu. "Masih grup lama, JAD, yang merencanakan ini," ujar dia seperti dikutip Al Jazeera

JAD beberapa kali dikaitkan sebagai otak dari insiden mematikan, termasuk peristiwa ledakan bom di kawasan Sarinah tahun 2016 yang mengakibatkan empat warga sipil tewas. Insiden tahun 2016 itu diklaim IS sebagai aksi perdana mereka di kawasan Asia Tenggara, seperti yang dilansir AFP.

Hingga Senin, 14 Mei 2018 malam, pihak Polda Jatim menyebut bahwa dalam 24 jam sejak teror dimulai, kepolisian telah melakukan tindakan pada 13 orang pelaku. dari 13 pelaku tersebut, 4 ditembak mati karena melakukan perlawanan saat penangkapan dan 9 sisanya ditangkap hidup-hidup.

Satu dari 4 pelaku yang ditembak mati polisi adalah Anton, pelaku bom bunuh diri di rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Minggu, 13 Mei malam. Saat ditemukan polisi di unit rusunawanya, Anton masih memegang switcer bom yang untungnya belum meledak untuk kedua kalinya.

Bagaimana kronologinya?

Ledakan pertama terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercelah pada pukul 07:10 WIB. Menurut penuturan saksi, pelaku penyerangan ialah seorang pengendara motor yang menerobos masuk ke gereja. Ketika dihadang oleh satpam gereja, si pengendara motor itu meledakkan bom yang ia bawa. 

Akibat ledakan tersebut, pos satpam gereja luluh lantak dan sejumlah kendaraan bermotor habis dilalap api. 

Serangan kedua terjadi di GKI Jalan Dipenogoro pukul 07:35 WIB. Menurut keterangan saksi, pelaku diduga seorang ibu dan dua balita. Saksi mengatakan bahwa sang ibu tampak mengenakan rompi dan sempat dihalangi satpam ketika akan memasuki ruang kebaktian gereja. Pelaku kemudian memeluk satpam yang mencoba menghalanginya dan meledakkan diri. Ketiga pelaku diberitakan tewas seketika sedangkan satpam tersebut mengalami luka-luka pada paha dan mulut. 

Ledakan terakhir terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna pukul 07:45 WIB. Menurut Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, serangan di Gereja Pantekosta merupakan bom mobil.

Mobil milik tersangka diberitakan menerobos halaman parkir gereja dengan kecepatan tinggi dan menabrakan mobil ke pintu utama gereja. Pelaku kemudian melemparkan bom dan mobil mereka ikut terbakar. 

Sekilas tentang Gereja Santa Maria Tak Bercela

Default Image IDN

Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) merupakan gereja yang diperuntukan untuk umat Katolik di bawah Paroki Santa Maria Tak Bercela, dengan Pastur Kepala Paroki yang pertama adalah Pastus H.A. Massen CM. Paroki tersebut diresmikan pada 9 April 1969.

Pembangunan gereja dimulai pada tahun 1971 dan diresmikan pada 24 Desember 1972, dan memiliki daya tampung sekitar 700 umat. Daya tampung tersebut bertambah menjadi 1.500 umat saat pembangunan tahap II selesai di pertengahan tahun 1970an.

Sekilas tentang GKI Diponegoro Surabaya

Default Image IDN

GKI Diponegoro Surabaya merupakan salah satu dari 13 GKI yang berada dalam Klasis Madiun, Sinode Wilayah Jawa Timur. Kebaktian pertama di GKI Diponegoro dilaksanakan pada Agustus tahun 1958, tetapi masih menggunakan gedung yang sama dengan gereja lain.

Gedung GKI Diponegoro baru diresmikan pada Juni 1973, dengan Kebaktian yang dipimpin oleh Pdt. Yahya Kumala.

Gereja Kristen Indonesia (GKI) merupakan kelompok gereja Kristen Protestan yang memiliki 19 Klasis dan tiga Sinode Wilayah di seluruh Indonesia. GKI juga merupakan anggota dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), Persekutuan Gereja-gereja Reformasi Se-dunia (WCRC), dan Dewan Gereja-gereja se-Dunia (WCC).

Sekilas tentang GPPS Sawahan

Default Image IDN

GPPS (Gereja Pantekosta Pusat Surabaya) berdiri pada tahun 1946, dengan nama Geredja Pantekosta di Indonesia Tjabang Sawahan - Surabaya. GPPS didirikan oleh Pdt. Ishak Lew Lewi Santoso yang datang ke Indonesia sebagai pedagang dari Tiongkok. Sejak 1942 ia mulai membuka pos-pos Pengabaran Injil di daerah Jawa Timur, seperti Sepanjang, Malang, Lawang, Madiun, Krian, dan Surabaya.

—dengan laporan AFP/Rappler.com

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sakinah Ummu Haniy
EditorSakinah Ummu Haniy
Follow Us