4 Fakta Singa seperti yang Ada di Film The Lion King!

Singa sering kita sebut sebagai raja hutan. Namun, lebih dari itu hewan buas ini juga memiliki hidup penuh drama, kerja sama, dan berbagai kemampuan bertahan hidup yang unik. Tumbuh sebagai anak singa yang menggemaskan hingga menjadi singa besar yang menguasai sabana, singa adalah sebuah simbol kekuatan dan karisma, seperti Mufasa yang kita lihat di film The Lion King. Mari kita telusuri fakta-fakta yang akan membuatmu berdecak kagum dengan kucing besar ini!
1. Terlahir liar dan menggemaskan

Bayi singa lahir setelah menunggu sekitar empat bulan di dalam kandungan induk mereka. Seperti manusia, mereka terlahir dengan mata tertutup dan tanpa gigi. Dengan kondisi yang rentan tersebut, mereka sangat bergantung pada induknya untuk mendapatkan makanan dan perlindungan.
Para singa betina akan meninggalkan bayi mereka di tempat persembunyian ketika mereka harus pergi berburu. Seluruh penjagaan induk para bayi ini difokuskan untuk melindungi anak-anaknya dari serangan predator lain seperti hyena, sebagaimana Simba dilindungi oleh Mufasa dan Sarabi di film The Lion King.
Beberapa minggu pertama, anak-anak singa ini bersantai di semak-semak lebat. Barulah pada usia 6-8 minggu, mereka siap untuk bertemu dengan kawanannya dengan tujuan untuk bersosialisasi dan belajar bertahan hidup. Ini seperti sebuah taman kanak-kanak bagi para singa kecil untuk mengenali dunia sekitarnya.
2. Belajar berburu sejak kecil

Waktu bermain bagi anak singa bukan hanya menyenangkan, tetapi juga merupakan latihan bertahan hidup yang serius. Bertarung dengan saudara kandung dan berlatih menguntit secara diam-diam adalah bagian dari pelajaran berburu mereka. Induk mereka adalah guru pertama yang menunjukkan kepada mereka bagaimana menyusun strategi dan menaklukan mangsa. Saat mereka berusia sekitar 1-2 tahun, anak singa bergabung dalam perburuan bersama induk mereka.
Sama seperti kebanyakan mamalia komunal lainnya, singa memiliki peran masing-masing dalam kawanannya yang terdiri dari sekitar 15 ekor singa. Singa jantan memiliki peran untuk melindungi teritori dan singa betina, sementara singa betina berperan sebagai pemburu utama dalam kawanan mereka. Fisik yang lebih kecil menjadi keunggulan dari singa betina untuk berburu yang bahkan bisa berlari hingga 72 km/jam! Selain itu, Singa betina juga berburu bersama-sama dalam sebuah kelompok, sebuah cara efektif untuk meningkatkan keberhasilan mereka dalam berburu mangsa.
3. Pertarungan antar singa untuk mendapatkan betina

Singa tidak memiliki musim kawin tertentu, dan sering kali menyamakan proses berkembang biak mereka terutama setelah pengambilalihan kekuasaan untuk membesarkan anak-anak mereka bersama-sama. Singa jantan menjadi dewasa secara seksual pada usia sekitar 26 bulan, tetapi tidak mungkin melakukan perkawinan sebelum usia empat atau lima tahun dikarenakan mereka tidak cukup besar dan kuat untuk mengambil alih teritori. Sementara singa betina dapat berkembang biak hingga usia 15 tahun, tetapi reproduksi mereka biasanya mulai menurun pada usia 11 tahun.
Seleksi pasangan dapat dimulai oleh salah satu pasangan. Masa-masa ini berlangsung selama periode kesuburan betina. Singa betina biasanya mengundang singa jantan untuk melakukan perkawinan. Dalam menuju perkawinan ini tentunya ada persaingan di antara para singa jantan. Singa jantan akan terus mendekati si betina pada awal-awal masa subur. Sementara Singa jantan lain akan menjaga jarak, kecuali ada perbedaan ukuran yang jelas antar singa jantan. Dalam hal ini, singa jantan yang lebih besar akan bertarung dengan singa jantan yang lebih kecil. Peristiwa ini mengingatkan kita pada persaingan Mufasa dan Scar untuk mendapatkan Sarabi di film Mufasa: The Lion King.
4. Singgasana sang raja singa

Dalam kawanan singa, kekuasaan tidak diwariskan, melainkan harus diraih. Singa jantan harus berjuang dengan cara mendominasi teritori untuk mengamankan posisi mereka di dalam sebuah kawanan. Pertarungan sengit yang terjadi antara singa jantan adalah untuk memastikan bahwa hanya singa jantan terkuat yang dapat mewariskan gen dan mempertahankan rasa kebanggaan di diri mereka.
Pemenang dari pertarungan antar singa jantan berhak mendapatkan hak perkawinan dan tahta sebagai pelindung teritori. Auman mereka yang dapat terdengar hingga jarak 8 kilometer adalah sebuah cara memastikan dominasi mereka. Layaknya adegan ikonik Simba yang mengaum di atas Pride Rock.