Fenomena ABG Citayam, Sandiaga Uno: Asal Jangan Onar dan Narkoba
Jakarta, IDN Times - Fenomena anak baru gede (ABG) Citayam menyemut di Sudirman menuai banyak komentar dari warganet, pengamat hingga pejabat. Salah satunya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Politisi Gerindra itu menyambut positif dengan adanya kehadiran ABG Citayam di kota Jakarta. Namun, ia memberi catatan kepada para ABG Citayam itu.
“Asal tidak buang sampah sembarangan, tidak buat onar, tidak narkoba, tidak bolos sekolah dan tidak melakukan hal-hal negatif lainnya, anak-anak SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong Gede dan Depok) silahkan berwisata,” kata Sandiaga lewat Instagram @sandiuno, dikutip Sabtu (9/7/2022).
1. Aktivitas fashion week Anak Citayam bantu geliatkan UMKM
Selain mengomentari kehadiran anak-anak SCBD, Sandiaga juga komentari aktivitas ‘fashion week’ mereka di Sudirman. Sandiaga menyebut, kegiatan mereka merupakan kegiatan positif untuk membantu usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Ini merupakan bentuk demokratisasi dan urbantourism (wisata perkotaan) yang menjadi gaya hidup milenial dan gen z dengan memamerkan produk fesyen bahkan membuat konten yang positif di kanal sosial medianya seperti Tiktok, Instagram maupun Youtube,” tulis Sandiaga.
2. Sandiaga mengajak masyrakat mengedukasi Anak Citayam agar kreatif dan menghasilkan cuan
Sandiaga mengatakan, kehadiran mereka tidak mesti dikhawatirkan. Apalagi, jika mereka sampai diusir dari Sudirman. Sebaliknya, ia mengajak masyarakat untuk ikut mengedukasi mereka agar menghasilkan karya kreatif dan cuan.
“Yang namanya Bonge, Jeje, Roy tunjuk tangan! Tugas kita bersama adalah memberikan edukasi yang baik sehingga bisa menghasilkan karya kreatif dan cuan! “ ujar Sandiaga menutup .
3. Fenomena SCBD: naik kereta, jajan tahu bulat, hingga istilah 'Citayam Fashion Week'
Fenomena SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong Gede dan Depok) ramai di media sosial setelah beberapa anak diwawancarai warganet hingga YouTuber. Seperti yang pernah viral, pasangan Bonge dam Kurma.
Anak-anak dengan usia 11-16 tahun itu berasal dari kota-kota penyangga Jakarta, naik kereta, nongkrong di kawasan Dukuh Atas hingga Sudirman. Niat mereka pun jadi sorotan, misalnya cari pacar, jajan Nutrisari hingga beli tahu bulat.
Selain itu, mereka berlomba-lomba untuk menjadi pusat perhatian dengan memakai pakaian mencolok hingga akhirnya lahir istilah ‘Citayam Fashion Week.’
