Dituding Sokong Kelompok Radikal, Bukalapak: Itu Hoaks
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Salah satu raksasa e-commerce Indonesia, Bukalapak, dituding memberikan donasi untuk kelompok radikal atau garis keras. Informasi tersebut kemudian viral di media sosial.
Terkait hal itu, Head of Corporate Communication Bukalapak Intan Wibisono buka suara. Pihaknya menegaskan, informasi tersebut tidak benar alias hoaks.
"Kami menyesalkan adanya informasi tidak akurat di media sosial yang mengatakan bahwa Bukalapak bekerja sama dengan lembaga penyalur donasi yang terafiliasi dengan gerakan radikal dan ilegal. Informasi itu tidak benar dan dapat menyesatkan masyarakat," ujar Intan dalam keterangan resmi, Selasa (23/7).
Baca Juga: Bos Bukalapak Bantah Produk Impor di E-Commerce Capai 94 Persen
1. Bukalapak bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan tersertifikasi
Lebih lanjut Intan mengatakan, pihaknya saat ini menjalin banyak kerja sama dengan lembaga kemanusiaan yang tersertifikasi oleh pemerintah.
"Seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT), BAZNAS, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Rumah Yatim, dan Kitabisa untuk menyalurkan donasi dari pengguna aplikasi," tuturnya.
2. Imbau masyarakat tak mudah termakan hoax
Pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah termakan informasi tidak benar yang ada di jejaring media sosial maupun WhatsApp group.
"Bukalapak mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai dan turut menyebarkan hoaks yang beredar di berbagai jejaring media sosial dan WhatsApp Group ini," kata Intan.
3. Kominfo juga nyatakan hoaks
Lewat surat edarannya, Direktorat Jenderal Pengendalian Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi, menegaskan jika informasi yang menuding Bukalapak itu adalah hoaks.
Kominfo bahkan telah memberikan stempel hoaks sebagai bukti bahwa informasi itu tidak benar.
Baca Juga: Bakal Kolaborasi, Apkasi dan Bukalapak Ajak UMKM 416 Daerah Go Digital