Harapan Umat Wihara Dharma Bakti pada Imlek 2025

- Umat Tionghoa merayakan Imlek di Wihara Dharma Bakti, Glodok, Jakarta Barat dengan sembahyang dan berharap keberkahan.
- Chintia (31) berdoa agar tahun Ular Kayu ini membawa kebaikan bagi dirinya dan berharap pemerintah terus memperhatikan toleransi keberagaman beragama.
Jakarta, IDN Times - Bau dupa menyeruak dari Wihara Dharma Bakti, Glodok, Jakarta Barat pada Rabu (29/1/2025). Suasana Imlek yang kental terlihat sejak memasuki wilayah Wihara.
Para umat berdatangan silih berganti memasuki wihara untuk sembahyang dan memanjatkan doa.
Di sekeliling mereka, banyak pedagang aneka kebutuhan Imlek, seperti amplop, hiasan dinding, hio, patung, makanan, dan lampion.
1. Membakar 10 dupa sambil memanjatkan doa

Chintia (31), mulai membakar sepuluh dupa yang ia genggam di dalam wihara. Ia bersama adik dan ibunya berdiri di pelataran untuk berdoa kepada Tuhan, bumi, serta leluhur.
Setelah itu, mereka kembali masuk untuk berdoa kepada Dewa Pintu dan Dewa dan Kelenteng. Satu persatu dupa pun ia tancapkan.
Sama seperti umat lainnya, warga Kelapa Gading itu mengaku memiliki harapan khusus pada tahun Ular Kayu ini. Ia berharap, kehidupannya semakin baik, kariernya moncer, hingga cepat didatangkan jodoh.
“Harapannya pada 2025 semuanya bisa lancar, rezekinya banyak, bisa ketemu jodoh segera,” kata Chintia.
2. Pesan toleransi

Selain harapan untuk pribadi, Chintia juga punya harapan untuk Indonesia pada tahun 2025. Ia berharap, pemerintah terus memperhatikan soal toleransi keberagaman beragama.
“Mudah-mudahan harapan ke depan makin bagus saling menghargai toleransi antaragama,” ujar dia.
Meskipun, ia menilai pemerintahan saat ini sudah memperhatikan hak-hak beragama masyarakat.
“Sudah bagus juga, toleransi antaragama sudah saling menghargai. Kalau mau beribadah sembahyang pun sudah biasa saja kaya umat-umat lainnya, jadi udah bagus banget kepada pemerintah atas semua kemudahan yang sudah diberikan kepada seperti kami kaum minoritas,” ujar dia.
3. Membawa berkah untuk pedagang

Perayaan Imlek di luar wihara pun dirasakan masyarakat sekitar, khususnya mereka yang berdagang. Salah satunya Amin (52), pedagang warung kopi ini mengaku omsetnya naik menjelang dan saat Hari Raya Imlek.
“Alhamdulillah, ada aja rezeki mah, berkah walaupun musiman. Emang pasti ramai pembeli kalau perayaan Imlek,” ujarnya sambil menjaga warung di sekitar Petak Sembilan.
Selain Amin, pedagang burung gereja pun merasakan keberkahan di Hari Raya Imlek. Dagangan mereka ramai dibeli para umat untuk prosesi doa dengan cara melepaskannya.
“Kita jual Rp1.500 per ekor, ini harga normal dan alhamdulillah ramai yang beli,” kata Dadang, pedagang burung gereja di Pasar Petak Sembilan.