Haryanto Perajin Tempe di Depok Terpaksa Tunda Lamar Kekasihnya

Depok, INDTimes - Kenaikan harga kedelai berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat, khususnya bagi perajin tempe di Kota Depok, Jawa Barat. Bahkan, kenaikan kedelai menyebabkan perajin tempe di Depok terpaksa menunda acara lamaran.
Karena itu, paguyuban perajin tempe di Depok pun hari ini, Senin (21/2/2022), menggelar aksi mogok produksi. Mereka menuntut pemerintah agar mengendalikan harga bahan baku utama tempe dan tahu itu.
1. Haryanto terpaksa menunda lamarannya

Salah seorang perajin tempe asal Kota Depok, Yuti Haryanto, mengaku harus menunda lamaran pernikahannya kepada kekasihnya. Modal yang sudah ditabung Yuti sejak beberapa tahun lalu, terpaksa digunakan untuk membiayai produksi tempe akibat harga kedelai melonjak.
"Terpaksa ditunda lamarannya karena saya harus menyelamatkan usaha saya yang sudah dirintis sejak beberapa tahun lalu," ujar Haryanto, di sela-sela aksi mogok produksi tempe.
Beruntung, calon mertua Haryanto yang juga sesama perajin tempe, memaklumi kondisi tersebut.
Untuk tetap memproduksi tempe, Haryanto harus merogoh kocek dari tabungannya. "Mungkin kalau dibuat film drama, judulnya cintaku terhalang kedelai mahal," kelakarnya.
2. Para pedagang sudah tidak berjualan tempe

Kepala UPT Cisalak Pasar, Muhammad Sahal, mengatakan hari pertama aksi mogok perajin tempe, menyebabkan pedagang tahu dan tempe di UPT Cisalak Pasar tidak berjualan sejak Senin pagi.
"Sudah tidak ada yang berjualan karena perajin tahu dan tempe mogok produksi, sehingga pedagang di pasar kami tidak berjualan, mungkin sampai tiga hari," ujar dia.
Kendati, Sahal menjelaskan, pihaknya belum mendapatkan keluhan dari pembeli atau pengunjung pasar. Hal itu lantaran para pedagang tahu dan tempe sudah memberikan pengumuman akan ada aksi mogok produksi.
"Mungkin pengunjung pasar sudah mengetahui, karena sebelumnya para pedagang sudah memberikan pengumuman kepada langganannya," ujar dia.
Apabila harga kedelai tidak kunjung menurun, ada beberapa opsi yang diputuskan pedagang untuk mencegah kerugian. Pertama, mereka akan menaikkan harga atau memperkecil ukuran tempe.
"Info yang saya dapat mungkin akan menaikkan harga yang sebelumnya tempe perpotong Rp4 ribu menjadi Rp5 ribu," ucap Sahal.
3. Akan ada aksi lanjutan jika harga kedelai tidak kunjung turun

Sebelumnya, Ketua Umum Paguyuban Dadi Rukun, Rasjani, mengatakan aksi mogok perajin tempe di Kota Depok merupakan imbas dari harga kedelai yang mengalami kenaikan. Sejumlah perajin tempe kesulitan memproduksi tempe.
"Aksi ini merupakan aksi mogok produksi tempe yang kami lakukan sebagai bentuk protes kenaikan harga kedelai," ujar Rasjani, Senin.
Rasjani berharap kenaikan harga kedelai menjadi perhatian pemerintah pusat maupun Pemerintah Kota Depok. Pemerintah diharapkan dapat membantu mengendalikan dan menstabilkan harga kedelai.
"Kami ingin pemerintah memberi perhatian kepada perajin tempe untuk mencegah kenaikan harga kedelai," kata dia.
Rasjani menjelaskan, selama beberapa tahun sebelumnya para perajin mengikuti keputusan pemerintah meski harga kedelai naik. Namun, kata dia, kali ini pihaknya tidak mau tinggal diam.
"Kami akan melihat respons dari pemerintah terkait aksi mogok produksi para perajin tempe, apabila tidak dapat mengambil tindakan, kami akan melakukan aksi lanjutan," terang dia.