Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Indonesia Bahas Keselamatan Jurnalis Perempuan di Sidang IPDC Paris

Komdigi
Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Dirjen KPM) Kemkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, dalam sidang Biro Intergovernmental Council of International Programme for the Development of Communication (IPDC) ke-69 di Paris, Prancis (Dok/Humas Komdigi)
Intinya sih...
  • Indonesia beri tinjauan dan penilaian proposal proyek
  • Memastikan proyek didanai sesuai prinsip yang ada termasuk soal media
  • Komitmen memperkuat media pluralisme dan gender

Jakarta, IDN Times - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) membahas komitmen pembangunan media yang pluralisme, erat dengan kesetaraan gender dan keselamatan jurnalis perempuan. Hal itu dikemukakan Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Dirjen KPM) Kemkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, dalam sidang Biro Intergovernmental Council of International Programme for the Development of Communication (IPDC) ke-69 di Paris, Prancis.

“Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid adalah mantan jurnalis perempuan yang sangat peduli pada isu-isu gender terutama menyangkut keselamatan dan perlindungan jurnalis perempuan,” kata Fifi dalam keterangannya, dikutip Sabtu (21/6/2025).

1. Indonesia beri tinjauan dan penilaian proposal proyek

Ilustrasi jurnalis (IDN Times/Lia Hutasoit)
Ilustrasi jurnalis (IDN Times/Lia Hutasoit)

Dia mengatakan, Indonesia memperkuat komitmen tersebut lewat posisi strategis di kancah global sebagai Wakil Ketua IPDC Regional IV Asia-Pasifik periode 2023-2027, komite di bawah UNESCO yang menangani sektor komunikasi dan informasi.

Dalam Sidang Biro IPDC ke-69 di Paris, sebagai Wakil Ketua IPDC Regional IV Asia-Pasifik, Indonesia bertugas untuk memberi tinjauan dan penilaian pada puluhan proposal proyek di sektor informasi dan media untuk mendapatkan pendanaan dari IPDC UNESCO.

“Indonesia telah menjalankan tugasnya sebagai anggota Biro IPDC UNESCO dengan mengevaluasi 89 proposal proyek yang sudah dilaporkan ke Sekretariat IPDC pada 18 Mei 2025. Ditambah satu proposal susulan dari Mauritius,” kata dia.

2. Memastikan proyek didanai sesuai prinsip yang ada termasuk soal media

Salah satu isu yang dibahas dalam diskusi adalah soal tekanan yang dihadapi oleh jurnalis, termasuk dari internal perusahaan. (Dok. AJI Balikpapan)
Salah satu isu yang dibahas dalam diskusi adalah soal tekanan yang dihadapi oleh jurnalis, termasuk dari internal perusahaan. (Dok. AJI Balikpapan)

Dijelaskan, salah satu fokus utama tugas itu adalah memastikan proyek-proyek yang didanai sejalan dengan prinsip perlindungan jurnalis dan hak media, termasuk isu keselamatan jurnalis perempuan dari komunitas adat.

"Indonesia perlu menyampaikan pandangan kritis atas proposal pembangunan media yang akan memperoleh pendanaan IPDC tahun 2025," ujae Fifi.

3. Komitmen memperkuat media pluralisme dan gender

ilustrasi jurnalis (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi jurnalis (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Fifi, keaktifan Indonesia di IPDC UNESCO tidak hanya mencerminkan kepemimpinan di sektor komunikasi global, namun jadi komitmen memperkuat media pluralisme dan gender, serta memastikan suara negara berkembang terdengar.

Sidang kali ini menjadi momentum untuk mengawal transparansi dan dampak positif pendanaan proyek media UNESCO 2025.

Share
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us