Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Indonesia Dapat Kuota Haji 221.000 di 2024, Jemaah Berangkat April

Kedatangan Jemaah Haji embarkasi Aceh disambut dengan salawat badar di Bandara AMMA, Madinah, pada Kamis (25/5/2023). (IDN Times/Sunariyah)
Kedatangan Jemaah Haji embarkasi Aceh disambut dengan salawat badar di Bandara AMMA, Madinah, pada Kamis (25/5/2023). (IDN Times/Sunariyah)

Makkah, IDN Times - Indonesia kembali mendapat jatah kuota 221.000 jemaah haji pada 2024 mendatang. Hal ini disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas usai Rapat Koordinasi Persiapan Layanan Jemaah Haji Usai Armina (Arafah, Muzdalifah, Mina), Minggu (2/7/2023) waktu Arab Saudi.

Kepastian soal kuota jemaah haji 2024, ujar Menag, disampaikan langsung oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

"Kemarin ketika saya tertemu dengan Kemenhaj (Kementerian Haji Saudi) saat itu juga disampaikan kuota haji kita, mereka sudah berikan sama dengan tahun ini (2023) 221.000," ujar Menag.

 

1. Pembayaran harus selesai Maret, jemaah haji berangkat April 2024

Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas tiba di Arab Saudi (IDN Times/Sunariyah)
Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas tiba di Arab Saudi (IDN Times/Sunariyah)

Dengan adanya kepastian ini, maka proses administrasi dan pembayaran harus selesai Maret 2024. Termasuk segala macam proses kontrak. Dengan demikian, dijadwalkan jemaah haji gelombang pertama berangkat April 2024.

"InsyaAllah berangkat April. Artinya, waktunya sangat panjang untuk melakukan persiapan, mudah-mudahan ini bisa memberikan pelayanan kepada jemaah haji," ujar Gus Men, panggilan akrab Menag Yaqut.

2. Indonesia bisa pilih posisi maktab untuk jemaah bila bayar cepat

Maktab haji khusus di Mina, Arab Saudi. (IDN Times/Sunariyah)
Maktab haji khusus di Mina, Arab Saudi. (IDN Times/Sunariyah)

Pembayaran yang cepat ke Pemerintah Saudi untuk haji 2024 akan berpengaruh pada posisi maktab jemaah haji Indonesia di Mina.

Gus Men mengungkapkan, Kementerian Haji Arab Saudi sudah menyampaikan bahwa siapa yang menyelesaikan proses administrasi lebih dulu, bisa memilih posisi maktab atau tenda untuk jemaah hajinya.

"Nah ini jadi challenge bagi Kemenag karena mereka menghitung siklus haji dengan kalender Hijriah, sementara siklus keuangan kita menggunakan kalender masehi. Ini tantangan, mudah-mudahan kita bisa mencari titik temu antara 2 siklus yang berbeda ini untuk memberikan pelayanan terbaik," ujarnya.

"Jadi siapa bisa menyelesaikan (pembayaran) lebih awal, dia punya hak memilih posisi maktab terdekat. Nah tantangannya itu, selebihnya saya kira perbaikan-perbaikan seperti bus taraddudi akan diatur, kemudian kita minta di Muzdalifah dikasih misti fan supaya gak panas seperti sekarang, tidak mungkin ada tenda disitu. Ada perbaikan jalur khusus lansia dan disabilitas," lanjutnya.

3. Menag optimistis Pemerintah Saudi akan beri pelayanan lebih baik

Suasana jelang wukuf di Arafah pada Selasa (27/6/2023). (IDN Times/Sunariyah)
Suasana jelang wukuf di Arafah pada Selasa (27/6/2023). (IDN Times/Sunariyah)

Dia menambahkan, "banyak catatan yang kita berikan ke Kementerian Haji (Arab Saudi) dan insyaAllah direspons dengan baik. Kita tunggu beberapa bulan ke depan seprti apa perbaikannya."

Menag optimistis, Pemerintah Saudi akan memberikan pelayanan lebih baik kepada jemaah haji Indonesia dan seluruh jemaah haji di dunia. Karena Saudi sudah berkomitmen melakukan perubahan.

"Saya kenal betul Pak Menteri (Saudi) ini punya komitmen kuat dan saya optimis perbaikan-perbaikan akan terjadi di pelaksanaan haji tahun depan. Ini dari sisi Saudi Arabia. Nah dari RI, saya kira insyaAllah kita akan menyempurnakan pelayanan yang kita berikan, semua terkait prlayanan kepada jemaah melalui Kemenag, Kemenkes kita akan tunaikan kewajiban dengan tuntas."

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us