Ini Alasan UI Tak Batalkan Disertasi Menteri ESDM Bahlil Lahadalia

- UI anggap tuntutan pembatalan gelar Bahlil tidak tepat karena disertasinya belum diterima oleh empat organ UI.
- Empat organ UI memutuskan untuk menunda kelulusan Menteri ESDM hingga revisi selesai, sehingga tuntutan pembatalan gelar dianggap tak relevan.
- UI klaim telah bersikap tegas terhadap pelanggaran akademik dan etik serta membuka ruang diskusi langsung dengan Rektor.
Jakarta, IDN Times - Universitas Indonesia (UI) buka suara soal status disertasi Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia. UI menganggap, tuntutan soal pembatalan gelar Bahlil yang disuarakan sejumlah pihak, tidak tepat. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Prof. Arie Afriansyah.
Arie menjelaskan, disertasi sebagai pendukung kelulusan Bahli belum diterima oleh empat organ UI. Empat organ yang dimaksud adalah Rektor, Majelis Wali Amanat (MWA), Senat Akademik (SA), dan Dewan Guru Besar (DGB).
"Tuntutan membatalkan kelulusan juga tidak tepat. Karena disertasi sebagai pendukung kelulusan belum diterima oleh organ UI, artinya mahasiswa belum lulus," kata dia dalam keterangan pers yang sudah dikonfirmasi IDN Times, dikutip Kamis (13/3/2025).
1. Tuntutan pembatalan gelar Bahlil dianggap tak relevan karena belum lulus

Dia menjelaskan, empat organ UI telah memutuskan kelulusan Menteri ESDM ditunda dengan mekanisme menunda yudisium hingga revisi selesai.
Adapun, tuntutan pembatalan gelar Bahlil juga dianggap tak relevan. Empat organ UI justru menyebut, Bahlil belum dapat lulus dan belum mendapatkan ijazahnya.
2. Bahlil harus revisi disertasinya

Sebelumnya muncul tuntutan untuk membatalkan disertai Bahlil, setelah Bahlil mendapat promosi doktor dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI, yang belakangan menuai polemik. Empat organ UI sudah memutuskan Bahlil harus merevisi disertasinya.
UI mengklaim, sudah bersikap tegas membina para pihak yang melakukan pelanggaran akademik dan etik yang terdiri dari Promotor, Ko-promotor, Manajemen Sekolah (Direktur, Dekan, Kepala Program Studi), dan Bahlil sendiri.
3. Disertasi Bahlil belum bisa diterima

Maka menurut UI, tuntutan agar disertasi Bahlil dibatalkan tidaklah tepat meski pada periode sebelumnya Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) melakukan promosi doktor, empat organ UI telah memutuskan Bahlil yang bersangkutan harus melakukan revisi disertasi.
"Artinya, empat organ UI telah secara eksplisit menyatakan bahwa mahasiswa tersebut belum dapat diterima disertasinya sebagai dokumen pendukung kelulusan. Bila disertasi belum diterima dan dinyatakan sah, bagaimana mungkin disertasi tersebut dibatalkan?" ujar Arie.
4. Soal mekanisme pengambilan keputusan, ruang rektor UI terbuka untuk diskusi

UI menjelaskan, penggunaan terminologi pembinaan karena UI adalah lembaga pendidikan dengan tugas utama mengupayakan peningkatan kualitas dan perubahan perilaku, bukan hanya menghukum perilaku yang tidak etis.
"Bagi mahasiswa, pembinaan dilakukan berupa kewajiban peningkatan kualitas disertasi dan tambahan syarat publikasi ilmiah. Bagi Promotor, Ko-Promotor, Direktur Sekolah, dan Kepala Prodi bentuknya adalah larangan mengajar, menerima mahasiswa bimbingan baru, dan bahkan larangan menjabat di posisi struktural dalam jangka waktu tertentu," ungkap Arief
Pembinaan bagi manajemen berpangkat tinggi di strata akademik dan struktural UI, kata dia, menunjukkan empat organ UI tak tebang pilih menerapkan sistem dan mekanisme etik. Rektor UI juga, kata dia, sangat terbuka pada pertanyaan, masukan, dan kritik.
"Bagi yang tidak memahami mengenai mekanisme pengambilan keputusan empat organ UI dan ingin bertanya, Rektor UI membuka diri untuk berdiskusi lebih lanjut secara langsung. Ruangan Rektor terbuka untuk siapa saja yang ingin berdiskusi," katanya.