Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Pengertian Incumbent atau Petahana dalam Pemilu, Kamu Sudah Tahu?

Ilustrasi petahana dalam pemilu (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Ilustrasi petahana dalam pemilu (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Istilah incumbent atau yang diartikan sebagai petahana dalam bahasa Indonesia, marak disebut jelang pemilihan umum (pemilu).

Adapun istilah petahana mulai digunakan di Indonesia setelah berakhirnya kepemimpinan Presiden Soeharto. 

Usai masa Orde Baru berakhir, istilah petahana banyak digunakan dalam pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden secara langsung.

Lantas apa pengertian petahana atau incumbent dalam pemilu?

1. Istilah petahana menurut KBBI

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, petahana dimaknai sebagai pihak tertentu yang memegang sebuah jabatan politik tertentu, baik yang sedang memimpin maupun masih menjabat.

"Pemegang suatu jabatan politik tertentu (yang sedang atau masih menjabat)," bunyi arti petahana dalam KBBI, diakses IDN Times, Selasa (18/4/2023).

2. Istilah petahana menurut peneliti BRIN

ilustrasi Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (IDN Times/Aditya Pratama)

Peneliti dan Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati menuturkan, pertahanan merupakan sebagai individu yang memegang jabatan kepala pemerintahan, baik di level negara maupun kabupaten/kota dan provinsi. 

"Jadi lebih kepada pemangku kuasa yang berkuasa di periode tertentu," tutur dia saat dihubungi IDN Times, Selasa (18/4/2023).

3. Keuntungan petahana dalam pemilu

ilustrasi pemilu (IDN Times/Esti Suryani)
ilustrasi pemilu (IDN Times/Esti Suryani)

Wasisto lantas mengungkap alasan mengapa peluang menang petahana lebih besar dalam pemilu. Dia menilai, petahana punya berbagai keuntungan dalam berbagai aspek kepemiluan.

"Hampir mayoritas, mungkin sebagaian besar petahana selalu menang untuk kedua kalinya di pemilu berikutnya," tutur dia.

Dia menjelaskan, keuntungan menjadi petahana dalam pemilu ialah figur tersebut punya peluang dikenal oleh masyarakat lebih besar ketimbang lawannya. Mengingat sebelumnya, saat menjabat sebagai kepala pemerintahan, tentu masyarakat akan lebih dikenal publik.

"Kalau itu dikaitkan dengan kepentingan pemilu, jelas petahana ini mempunyai keuntungan telah lebih dulu dikenal karena popularitasnya sebagai kepala pemerintahan," tutur dia.

Kemudian, kata Wasisto, petahana punya akses pada berbagai aspek pendukung yang mampu berpotensi jadi lumbung elektoral. Akses yang mudah membuatnya diuntungkan dalam berkampanye.

"Kemudian punya akses terhadap berbagai macam sumber, baik sumber kebijakan, keuangan yang kemudian menjadikannya lebih powerfull dalam berkampanye," ucap dia.

Selain itu, petahana punya jejaring ke akar rumput yang lebih kuat. Bermodal pengalaman saat menjabat menjadi kepala pemerintah, petahana punya pengetahuan yang lebih memumpuni dalam membuat program yang ditawarkan ke masyarakat.

"Tapi kalau kita kaitkan dengan kepentingan urusan lain, di luar elektoral misalnya, keuntungan jadi petahan tentu yang bersangkutan atau figur ini punya modal dukungan berjejaring, dari level RT hingga level kabupaten/kota, provinsi. Sehingga tahu persis bagaimana menyukseskan kebijakan, merumuskan kebijakan yang itu didapatkan dari pengalam real di lapangan," imbuh dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yosafat Diva Bayu Wisesa
EditorYosafat Diva Bayu Wisesa
Follow Us