Istri Diplomat Arya Daru akan Audiensi dengan DPR Selasa Besok

- Istri Arya Daru akan hadir di DPR secara langsung
- Istri minta Prabowo dan Kapolri usut secara jujur kematian Daru
- Meta Ayu minta tidak ada framing negatif terhadap suaminya
Jakarta, IDN Times - Upaya mencari keadilan bagi diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Panganyunan, memasuki babak baru. Kuasa hukum dan istri almarhum Daru akan diterima oleh Komisi XIII DPR RI pada Selasa (30/9/2025) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat.
Kuasa hukum almarhum Daru, Nicholay Aprilindo, mengatakan surat undangan dari Komisi XIII DPR sudah diterima pada pekan lalu. Komisi XIII DPR bermitra dengan Kementerian HAM RI.
"Tanggal 30 September kami (melakukan) dengar pendapat dengan Komisi XIII DPR RI pukul 10.00 WIB," ujar Nicholay kepada IDN Times melalui pesan pendek Sabtu, 28 September 2025 lalu.
Ia juga menunjukkan surat undangan dari Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, agar audiensi dengan Komisi XIII digelar pada Selasa esok.
"Berdasarkan jadwal acara rapat DPR RI masa persidangan I tahun sidang 2025-2026 yang telah ditetapkan dalam keputusan rapat konsultasi pengganti rapat badan musyawarah DPR RI pada 26 Mei 2025, dan sesuai dengan keputusan rapat intern Komisi XIII DPR RI tanggal 19 Agustus 2025 serta surat pimpinan Komisi XIII DPR RI Nomor: B/471/PW.01/09/2025 tanggal 24 September 2025, dengan hormat kami beritahukan bahwa Komisi XIII DPR RI akan mengadakan rapat dengar pendapat umum dengan DD dan rekan kuasa hukum Saudari Meta Ayu Puspitantri yang akan dilaksanakan pada Selasa, 30 September 2025 pukul 11.00 WIB," demikian isi surat yang diteken oleh Dasco, dikutip hari ini, Senin (29/9/2025).
Sebelumnya, surat permohonan audiensi juga disampaikan oleh Nicholay ke Komisi I dan III DPR RI. Namun, belum ada respons.
Selain itu, istri almarhum Daru, Meta Ayu Puspitantri, akhirnya muncul ke ruang publik setelah menutup diri lebih dari 80 hari. Ia mengucapkan terima kasih kepada publik yang sudah mendukung agar misteri kematian suaminya diungkap.
1. Istri Arya Daru akan ikut hadir di DPR secara langsung

Lebih lanjut, ketika IDN Times tanyakan apakah Meta Ayu Puspitantri bakal hadir dalam audiensi Selasa esok, Nicholay membenarkannya. "Iya, Mba Pita akan hadir langsung," ujar mantan Dirjen di Kementerian HAM itu.
Sementara, di dalam surat yang diajukan ke Komisi XIII DPR RI, Nicholay dan Dwi Librianto mengatakan, terdapat kejanggalan dalam kematian diplomat muda Kemlu itu. Berdasarkan pengamatan istri dan keluarga almarhum, terdapat luka-luka memar dan luka lebam pada bagian kepala hingga leher serta lengan bagian kanan.
"Itu semua berdasarkan visum et repertum yang dilakukan oleh dokter forensik RSCM," demikian ditulis oleh Nicholay.
Kejanggalan lain yang ditemukan oleh kuasa hukum yakni wajah ditutupi plastik kresek lalu dililit lakban kuning dengan sangat rapi. Lalu, sekujur tubuhnya ditutupi selimut dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Sementara, keadaan kasur sprei tempat tidur begitu rapi dan tidak terlihat acak-acakan," katanya.
Dengan segala kejanggalan itu, maka keluarga, kata Nicholay, perlu merasa menyampaikan dalam rapat dengar pendapat yang diadakan oleh Komisi XIII DPR RI.
2. Istri minta Prabowo dan Kapolri usut secara jujur kematian Daru

Dalam jumpa pers pada akhir pekan lalu, Meta Ayu Puspitantri memohon kepada Presiden RI Prabowo Subianto agar kasus kematian suaminya bisa diusut seterang-terangnya.
Pita yang perdana muncul ke publik ini menyampaikan permohonan serupa kepada Menteri Luar Negeri Sugiono dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
"Kepada Bapak Presiden, Bapak Kapolri, dan Bapak Menlu saya hanya bisa berharap dan memohon untuk kasus ini dapat selesai dengan baik, jujur dan transparan," ujar perempuan yang akrab disapa Pita itu di sebuah kafe di Kota Yogyakarta pada akhir pekan kemarin.
Dia berharap, permohonannya dan keluarga bisa mengetuk pintu hati mereka-mereka yang menangani kasus kematian suaminya.
"Saya masih percaya Allah itu menciptakan hati nurani di dalam hati masing-masing orang. Hakikatnya Allah itu menciptakan hari nurani di hati masing-masing setiap orang," katanya.
"Saya mewakili diri saya dan keluarga, dan anak-anak, berharap semoga hati nurani itu tidak sepenuhnya dihilangkan, karena itu berarti Anda mengelak dari apa yang sudah baik yang sudah diciptakan oleh Allah SWT," imbuhnya.
3. Meta Ayu minta tidak ada framing negatif terhadap suaminya

Bersamaan dengan itu, Pita meminta tak ada lagi upaya pembingkaian (framing) negatif tentang mendiang suaminya. Ia mengaku dirinya amat mengenal pribadi Daru, bahkan lebih dari almarhum mengenal dirinya sendiri.
Pita mengaku mengenal sosok mendiang suaminya itu sejak mereka berdua masih sama-sama duduk di bangku sekolah dasar (SD). Kenangannya bersama Daru, kata Pita, melebihi usia pernikahan mereka.
"Kami berdua sudah sangat cukup untuk satu sama lain, suami saya nggak neko-neko. Saya kenal betul suami saya," imbuh Pita.