Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jenderal Isi Jabatan Sipil Dikritik, Gerindra: Berdasarkan Kemampuan

Wamentan Sudaryono dan Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen, Walikota Semarang Agustina Wilujeng saat meninjau OP pangan. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Wamentan Sudaryono dan Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen, Walikota Semarang Agustina Wilujeng saat meninjau OP pangan. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Intinya sih...
  • Penunjukan Letjen TNI Djaka Budhi Utama sebagai Dirjen Bea Cukai mendapat kritik dari penulis kolom di detik.com.
  • Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Sudaryono, menegaskan penunjukan Djaka didasarkan pada kemampuan dan melalui penilaian panjang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Seorang penulis kolom di detik.com menulis kritik terhadap penunjukan Letjen TNI Djaka Budhi Utama sebagai Dirjen Bea Cukai. Belakangan, nama Budhi disebut sudah pensiun dini dari TNI.

Penulis kolom itu menyinggung penempatan jenderal TNI di jabatan sipil menabrak prinsip meritokrasi. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Sudaryono, mengatakan penunjukan Djaka itu berdasarkan kemampuan.

“Meritokrasi itu kan ibaratnya pilihan berdasarkan kemampuan, pilihan berdasarkan kemampuan itu kan, oke ada satu mekanismenya mekanisme yang umum, tapi meritokrasi artinya begini, ini kan banyak kemudian semua mampu, dari yang mampu itu banyak, kan ada yang bisa dipilih dong," ujar Sudaryono di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu (25/5/2025).

1. Sudaryono singgung hal lain

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono saat mengunjungi Kabupaten Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono saat mengunjungi Kabupaten Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Dalam kesempatan itu, Sudaryono juga menyinggung mengenai sistem meritokrasi di berbagai bidang. Menurutnya, jabatan apa pun apabila dirasa mampu dipimpin tokoh tertentu, bisa saja dipilih.

"Satu di antara yang mampu, selalu pilihan itu begitu, gak harus di dirjen, ketua OSIS whatever itu semua, pemilu kita itu meritokrasi siapa yang mampu mendapatkan dukungan rakyat, dia yang jadi," kata dia.

Meski demikian, Sudaryono menegaskan, penunjukkan Djaka sebagai Dirjen Bea Cukai telah melalui penilaian yang panjang.

"Tapi pada kenyataannya begitu jadi ada saja yang berkomentar mengambil sisi yang berbeda. Menurut saya sih itu salah satu hal yang wajar, biasa, dan tak perlu dibesar-besarkan," ucap dia.

2. Penulis di kolom detik.com diduga dapat intimidasi

Djaka Budi Utama (kanan) ketika masih berpangkat Mayjen ketika menerima cenderamata dari Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto (kiri) saat pelantikan sebagai Irjen Kementerian Pertahanan. (www.instagram.com/@91agussubiyanto)
Djaka Budi Utama (kanan) ketika masih berpangkat Mayjen ketika menerima cenderamata dari Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto (kiri) saat pelantikan sebagai Irjen Kementerian Pertahanan. (www.instagram.com/@91agussubiyanto)

Seorang penulis kolom di situs berita detik.com berinisial YF diduga mendapat intimidasi usai menulis artikel dengan judul "Jenderal di Jabatan Sipil: Di Mana Merit ASN?"

Artikel ini tayang pada Kamis, 22 Mei 2025 pagi sebelum dihapus karena alasan keselamatan penulis.

"Redaksi menghapus tulisan opini ini atas permintaan penulis, bukan atas rekomendasi Dewan Pers. Kami memohon maaf atas keteledoran ini. Sedangkan mengenai alasan keselamatan, itu berdasarkan penuturan penulis opini sendiri," tulis artikel itu dikutip, Sabtu (24/5/2025).

3. YF diduga mendapat intimidasi dua kali dalam sehari

Djaka Budhi Utama ketika menduduki posisi Irjen di Kemhan melantik pejabat tinggi di Kementerian Pertahanan. (www.instagram.com/@kemhanri)
Djaka Budhi Utama ketika menduduki posisi Irjen di Kemhan melantik pejabat tinggi di Kementerian Pertahanan. (www.instagram.com/@kemhanri)

Dari informasi yang diterima IDN Times, YF mengalami intimidasi dua kali dalam sehari. Pertama, YF diserempet dua orang tak dikenal usai mengantar anaknya ke sekolah. Beberapa jam kemudian, YF ditendang saat tengah naik motor oleh dua orang yang naik motor menggunakan helm full face.

YF mengatakan, dirinya tak memiliki musuh atau konflik pribadi. Ia merasa ketakutan setelah seorang temannya mengingatkan tentang latar belakang sosok yang dia kritik dalam tulisannya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us