Jokowi Ngeri dan Geram, Tegaskan Sindikat Saracen Harus Diusut Tuntas

Direktorat Tindak Pidana Siber Mabes Polri berhasil membongkar komplotan yang menyediakan jasa khusus untuk menyebarkan hoax di Indonesia, Rabu (23/8). Menariknya, di dalam sindikat Saracen ada pencatutan nama tokoh masyarakat yang terkenal di Indonesia yang disebut-sebut terdaftar distruktur kepengurusan layaknya sebuah organisasi yang sangat detail, nama seorang advokat dan purnawirawan pun juga ikut terseret dalam kasus sindikat saracen itu.
Uniknya lagi, dalam kasus Saracen, nama pengacara Eggi Sudjana dan Mayjen (Purn) Ampi Tanudjiwa disebut-sebut menjadi bagian dari kepengurusan Saracen, yaitu sebagai Dewan Penasihat. Namun, keduanya sudah membantah mengenal kelompok Saracen, apalagi bergabung sebagai bagian dari kepengurusan Saracen. Bahkan Eggi pun menolak keras saat adan wacana pemanggilan dirinya oleh pihak kepolisian untuk dimintai keterangan sebagai saksi dalam kasus ini. Sebab, selain merasa tidak terlibat, Eggi mengaku tidak tahu apapun soal kelompok penyebar fitnah itu.
Jokowi menegaskan bahwa dirinya tak peduli siapa yang berada di balik Saracen, harus diusut tuntas.

Dengan tindakan dan pengucapan pengacara Rizieq Shihab yakni Eggi Sudjana yang menolak keras dengan pemeriksaan polisi terkait dirinya itu, banyak semua kalangan baik masyarakat maupun petinggi pemerintahan pun mempertanyakan sikap pengacara Eggi Sudjana yang enggan menjadi saksi untuk kasus penyebaran berita bohong atau hoax oleh kelompok bernama Saracen. Padahal nama Eggi sendiri muncul dalam proses penyidikan saat diperiksanya pimpinan sindikat penyebar ujaran kebencian Saracen, yang bernama Jasriadi (JAS) itu.
Di sisi lain, dengan hangatnya polemik ini membuat Presiden Joko Widodo pun ikut berkomentar dan geram sekaligus prihatin dengan adanya kelompok saracen ini. Bahkan dengan tegas, Presiden Joko Widodo memerintahkan Kapolri Tito Karnavian untuk mengusut tuntas sindikat Saracen hingga ke akar-akarnya.
"Saya sudah perintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mengusut tuntas. Bukan hanya Saracen-nya, tetapi termasuk siapa pun yang mendanai dan memesannya," ujar Jokowi saat dicegat awak media di kompleks Monas, Ahad, 27 Agustus 2017 yang dikutip tempo.co
Selain itu, Jokowi meminta mantan Kapolda Papua tersebut untuk menelusuri keterlibatan jenderal dalam sindikat tersebut. Menurut dia, masalah ini bukan soal saja soal siapa yang ada di dalam Saracen, tetapi juga siapa yang menggunakan jasanya. Bahkan Jokowi pun tak peduli siapa yang berada di balik Saracen dalam pengusutannya. Walau yang di belakang Saracen adalah seorang Jenderal, kata dia, tetap sindikat itu harus diusut tuntas.
Bukan hanya geram, tapi Jokowi anggap sindikat ini sangat mengerikan.

Bukan hanya geram, Presiden Joko Widodo juga menilai bahwa kelompok Saracen yang menyebarkan hoax di dunia maya khusus di Indonesia ini sangat mengerikan dan harus segera diungkap sampai ke akar-akarnya oleh pihak kepolisian. Bahkan, jika didiamkan akan berpotensi memecah belah bangsa Indonesia untuk kedepannya.
"Individu saja sangat merusak kalau informasinya itu tidak benar, bohong apalagi fitnah. Apalagi yang terorganisasi ini mengerikan sekali. Kalau dibiarkan mengerikan," kata Jokowi di silang Monas, Jakarta, Minggu (27/8/2017) yang dikutip kompas.com
Jokowi mengatakan, semua negara saat ini mengalami beredarnya informasi palsu atau hoax karena era keterbukaan di media sosial. Untuk itu, pihak kepolisian harus siap mengatasi masalah hoax ini. Jokowi juga mengingatkan, masyarakat untuk selalu menggunakan media sosial untuk hal positif, menyampaikan optimisme, menyampaikan kabar baik, sekaligus menjaga kesantunan dan kesopanan.