Jokowi Ungkap Alasan Kepercayaan Publik Anjlok terhadap Polri

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengungkap alasan indeks kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri menurun. Padahal sebelumnya, Polri merupakan salah satu lembaga negara yang dipercaya masyarakat.
Jokowi menjelaskan, turunnya kepercayaan masyarakat tak lain disebabkan karena kasus pembunuhan yang didalangi oleh petinggi Polri, Ferdy Sambo.
"Yang saya lihat dan saya rasakan, kerja keras itu (Polri) dan hasilnya juga sangat signifikan. Sampai hari ini yang mendorong (vaksin COVID-19) paling kuat memang dari Polri telah 440 juta dosis disuntikkan ke masyarakat. Hasilnya, pandemik COVID-19 mereda dan ekonomi bisa tumbuh 5,44 persen. Hasil indeks kepercayaan masyarakat juga menempatkan Polri di puncak teratas pada saat itu," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (14/10/2022).
"Namun, begitu ada peristiwa FS, runyam semuanya dan jatuh ke angka paling rendah. Dulu dibandingkan institusi penegak hukum yang lain tertinggi, sekarang saudara-saudara harus tahu, menjadi yang terendah," sambung dia.
1. Polri diimbau kerja keras kembalikan kepercayaan publik

Oleh sebab itu, Jokowi mengimbau kepada jajaran kepolisian untuk bekerja keras mengembalikan citra positif kepolisian agar menjadi lembaga pemerintah yang bisa diandalkan dan dipercaya publik.
"Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras saudara-saudara sekalian," kata dia.
2. Jokowi minta Polri tunjukkan soliditas jelang Pemilu 2024

Jokowi juga meminta kepada aparat kepolisian untuk menunjukkan soliditas institusi Polri jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Tahapan Pemilu 2024 sendiri sudah berlangsung sejak Agustus 2022, yakni sejumlah partai politik (parpol) mendaftar ke KPU RI sebagai calon peserta Pemilu 2024.
"Hati-hati ini sudah masuk tahun politik. Jadi harus ditunjukkan solidaritas di internal Polri," kata Jokowi.
Setelah memastikan internal institusi Polri kompak, Jokowi juga mengimbau supaya Polri menjaga sinergitas dengan TNI.
"(Soliditas Polri) rampung, kemudian solidaritas Polri dan TNI," ujar Jokowi.
3. Jokowi soroti gaya hidup mewah polisi

Lebih lanjut, Jokowi mengkritik gaya hidup mewah aparat kepolisian. Dia menilai, gaya hidup mewah itu menimbulkan kecemburuan sosial di tengah masyarakat.
Jokowi mengimbau para pejabat tinggi Polri untuk memiliki kepekaan mengenai kondisi ekonomi yang terjadi. Terlebih ekonomi global saat ini sedang dilanda krisis pasca pandemik COVID-19.
"Ini yang semua Kapolda, Kapolres, pejabat utama harus tahu bahwa keadaan ini harus mengerti sehingga memiliki sense of crisis yang sama. Hati-hati dengan ini, hati-hati!" kata Jokowi.
"Oleh sebab itu saya ingatkan masalah gaya hidup, jangan sampai di situasi yang sulit ada letupan sosial karena ada kecemburuan sosial ekonomi sehingga saya ingatkan yang namanya Kapolres, Kapolda, pejabat utama, pejabat tinggi, ngerem total masalah gaya hidup," sambung dia.
Jokowi menekankan supaya anggota Polri tidak memamerkan kemewahan dengan tujuan agar terlihat gagah di hadapan publik.
"Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil atau motor gede yang bagus, hati-hati! Saya ingatkan, hati-hati!" ujar dia.