Jos, Disabilitas Ini Pamerkan Karya ke 53 Delasi Negara Asia-Pasifik

Jakarta, IDN Times - Jari-jemari Wawang Sunarya seperti punya mata. Mengepal-kepal limbah kertas. Dibentuk bulatan-bulatan. Tak butuh waktu lama, hasil kerjanya berubah menjadi sosok boneka mungil, alias action figure.
Wawang melakukan pekerjaan itu tanpa sketsa. Di tangan pria 40 tahun itu, limbah kertas yang tak dilirik kini jadi barang bernilai tinggi.
Penyandang disabilitas fisik ini sedang serius menyiapkan action figure. Ia mempersiapkan karyanya itu untuk dipamerkan di Sentra Terpadu Inten Soeweno Bogor pada 21 Oktober 2022.
"Ini saya sedang siapkan beberapa miniatur action figure. Saya akan persembahkan di pameran," katanya dalam siaran tertulis, Kamis (20/10/2022).
1. Sebanyak 53 delegasi negara anggota United Nation Economic and Social Commision for Asia and The Pasific (UNESCAP) hadir di Indonesia

Pameran tersebut merupakan rangkaian acara Pertemuan Tingkat Tinggi Asia-Pasifik untuk Penyandang Disabilitas, dengan nama High-level Intergovernmental Meeting on the Final Review of the Asian and Pacific Decade of Persons with Disabilities (HLIGM-APDPD) yang digelar di Hotel Fairmont, Jakarta, pada 19-21 Oktober 2022.
Di ajang internasional ini, sebanyak 53 delegasi negara anggota United Nation Economic and Social Commision for Asia and The Pasific (UNESCAP), dan sembilan negara asosiasi terintegrasi secara hybrid. Para delegasi yang hadir akan melihat hasil karya Wawang. Ini merupakan prestasi kesekian yang ditorehkan Wawang.
2. Wawang dapat modal Rp5 juta

Sebagai alumni Sentra Terpadu Inten Soeweno Milik Kementerian Sosial (Kemensos) tahun 2009, Wawang mendapat berbagai kesempatan kerja di beberapa perusahaan. Sambil kerja, ia menekuni hobinya membuat action figure.
Pada 2012, ia mendapatkan tawaran dari seorang kawan untuk mengikuti pameran dan bazar. Tak disangka, keisengannya berbuah manis. Produknya laris manis. Sejurus, muncul ide menekuni hobinya menjadi kegiatan usaha untuk memperbaiki ekonomi keluarga.
“Awal mula membuka usaha pembuatan miniatur action figure, dapat modal usaha dari Kementerian Sosial sebesar Rp5 juta. Saya memasarkan ke Srengseng, Kembangan Jakarta Barat, dan di Kampung Betawi, Jagakarsa, Jakarta Selatan,” kata Wawang.
3. Harga miniatur action dibanderol mulai Rp50 juta sampai Rp100 ribu

Pria kelahiran Bogor ini memproduksi miniatur pada hari kerja dan memasarkannya pada akhir pekan atau Sabtu dan Minggu. Selain di Kampung Betawi, produknya dipasarkan di Dinas Koperasi DKI Jakarta dan pernah dipasarkan di International Handycraft Trade Fair (Inacraft) di Jakarta Convention Center Senayan pada 2016. Kini, pemasaran dilakukan juga secara online melalui Instagram.
“Harga miniatur action figure ukuran kecil dibanderol Rp50 ribu sampai Rp100 ribu. Action figure termahal seharga Rp5 juta. Ini sesuai dengan tingkat kesulitan dan ukuran action figure yang dipesan, mulai dari superhero dalam negeri, superhero luar negeri dan karakter lainnya sesuai pesanan,” katanya.
5. Wawan buktikan disabilitas mampu mandiri

Pandemik COVID-19 tak menghentikan langkahnya untuk terus mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai kesempatan pelatihan wirausaha. Berkat semangat pantang menyerah, ia menyabet penghargaan peserta berprestasi pada Event Reach Independence & Sustainable Entrepreneurship yang digelar MayBank.
Selain itu, usahanya masuk 10 besar nasional Difabisa pada 2021 yang diinisiasi Astra Disability Connection Program, dan mendapat tambahan modal untuk pengembangan usahanya.
Selain penghargaan, Wawang juga merupakan atlet renang dan berhasil mendapat juara 3 nomor 50M Gaya Dada S7 Putra di Kejuaraan Paraswimming Se-Jawa Barat Tahun 2022. Sederet prestasi yang ia torehkan menjadi bukti disabilitas juga mampu berdaya.
"Saya cuma ingin membuktikan, kalau disabilitas bisa mandiri dan apa yang mereka lakukan bisa saya lakukan juga," tuturnya.