Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

#Kaburajadulu Viral, Drone Emprit: Diramaikan Generasi Usia 19-29

Potret koper dengan sabuk pengaman (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)
Intinya sih...
  • Tagar #KaburAjaDulu viral di media sosial sebagai bentuk frustasi netizen terhadap situasi di Indonesia, khususnya generasi Z dan milenial.
  • Tagar ini mencerminkan keinginan pindah ke luar negeri karena kesempatan kerja yang lebih baik dan kondisi frustrasi dengan situasi di Indonesia.
  • Tren hastag ini mulai terlacak pada 8 Januari 2025, menunjukkan ketidakpuasan ekonomi, kualitas hidup yang menurun, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Jakarta, IDN Times - Lembaga pemantau media sosial, Drone Emprit, memantau gejolak yang timbul dari hastag atau tanda pagar #KaburAjaDulu yang viral di media sosial X. Tagar ini muncul sebagai bentuk kekecewaan atas kondisi yang dihadapi di Indonesia. Founder Drone Emprit Ismail Fahmi menjelaskan, tagar #KaburAjaDulu kebanyakan digunakan oleh generasi Z dan milenial.

"Kebanyakan mereka yang usianya antara 19-29 tahun yang meramaikan tagar #KaburAjaDulu sebesar 50,81 persen, lalu yang usia kurang dari 18 tahun 38,10 persen," kata dia dalam cuitannya, dikutip IDN Times, Senin (17/2/2025).

Dia menjelaskan, munculnya tagar ini adalah reaksi frustasi atas situasi di Indonesia yang dirasakan sebagian netizen.

"Mereka mencari informasi lowongan kerja, tip persiapan berangkat, risiko yang harus dipertimbangkan, dan perbandingan tinggal di Indonesia vs LN (luar negeri)," lanjut Fahmi dalam cuitnya.

1. Topik #kaburajadulu dilatarbelakangi beberapa hal

Pesawat parkir di apron Bandara Lombok. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Drone emprit mencatat, topik #kaburajadulu dilatarbelakangi beberapa hal. Pertama adalah tagar itu digunakan untuk mengekspresikan keinginan pindah ke luar negeri dan reaksi terhadap kondisi di Indonesia. Alasan pindahnya adalah karena kesempatan kerja yang lebih baik di luar negeri, kemudian gaji yang lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik serta pengalaman hidup atau belajar di negara lain.

Selain itu, ada kondisi frustrasi dengan situasi di Indonesia. Topik ini juga menjelaksan soal lowongan kerja di berbagai negara seperti Jepang, Malaysia, dan Qatar hingga tips serta saran untuk mencari pekerjaan di luar negeri dan pengalaman dari orang-orang yang telah berhasil pindah.

2. Tagar ini sudah ada sejak 2023

Ilustrasi media sosial. IDN Times/Paulus Risang

Drone Emprit menyebut, tren hastag ini mulai terlacak paling awal pada 8 Januari 2025 dengan interaksi yang kecil. Kemudian, baru viral setelah diangkat pada 14 Januari dan 6 Februari 2025.

Frustrasi netizen terhadap keadaan di Indonesia disebabkan berbagai faktor, termasuk ketidakpuasan ekonomi, kualitas hidup yang menurun, ketidakadilan sosial, kebijakan pemerintah yang tidak memadai, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Namun, saat ditelusuri lebih dalam tagar ini sudah ada sejak 2023.

3. Dampak positif dan negatif tinggal di luar negeri

Ilustrasi Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Diskusi tentang isu positif dan negatif terkait tagar ini adalah mencakup peluang kerja yang lebih baik di luar negeri, pengalaman hidup yang memperkaya, serta kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan. Dukungan komunitas dan program beasiswa juga menjadi topik penting.

Di sisi negatif, banyak yang mengkhawatirkan ketidakpastian ekonomi di negara tujuan, biaya relokasi yang tinggi, dan risiko kehilangan talenta terampil. Persepsi negatif terhadap pemerintah, kesulitan adaptasi budaya, dan proses imigrasi yang rumit turut menjadi perhatian. Selain itu, stigma sosial dan ketidakpastian masa depan di negara baru juga menjadi tantangan yang perlu dihadapi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us