Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kasus HIV di Indonesia di 2025 Capai 564 Ribu, Jakarta Masuk Zona Merah

Ilustrasi perempuan dan HIV/AIDS (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi perempuan dan HIV/AIDS (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • 67% dari 564 ribu ODHIV menjalani terapi ARV
  • Kasus IMS meningkat, DKI Jakarta memiliki kasus Gonore tertinggi
  • IMS membuka pintu penularan HIV, terutama pada usia remaja 15-19 tahun

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan melaporkan Indonesia menempati peringkat ke-14 dunia dalam jumlah orang dengan HIV (ODHIV) dan peringkat ke-9 untuk infeksi baru HIV. Diperkirakan terdapat sekitar 564 ribu ODHIV pada tahun 2025, namun baru 63 persen.

Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Ina Agustina, menyampaikan 76 persen kasus HIV di Indonesia terkonsentrasi di 11 provinsi prioritas yang kasus penyebaran tinggi atau masuk zona merah.

"Sebelas provinsi tersebut DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Bali, Papua, Papua Tengah, Sulawesi Selatan, Banten, dan Kepulauan Riau," ujar Ina dalam keterangan, Senin (23/6/2025).

1. Kasus menyerang populasi laki-laki

Faktor risiko tinggi HIV/AIDS (IDN Times/M Shakti)
Faktor risiko tinggi HIV/AIDS (IDN Times/M Shakti)

Ina menerangkan dari 564 ribu tersebut, 67 persen telah menjalani terapi antiretroviral (ARV), dan hanya 55 persen yang mencapai viral load tersupresi artinya virus tidak terdeteksi dan risiko penularan sangat rendah.

“Penyebaran kasus HIV secara nasional banyak terjadi di populasi kunci seperti laki-laki seks dengan laki-laki (LSL), waria, pekerja seks perempuan, dan pengguna napza suntik. Tapi di Papua, penularan sudah menyebar ke populasi umum, dengan prevalensi mencapai 2,3 persen,” jelas dr. Ina.

2. Kasus Gonore tertinggi terutama di DKI Jakarta

Suasana Bundaran HI saat perayaan Tahun Baru 2025 pada Selasa (31/12/2024). (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Suasana Bundaran HI saat perayaan Tahun Baru 2025 pada Selasa (31/12/2024). (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Ina menerangkan dalam tiga tahun terakhir, positivity rate HIV cenderung stagnan, namun kasus IMS justru meningkat, termasuk di kelompok usia muda.

Data Kemenkes mencatat 23.347 kasus sifilis pada tahun lalu, mayoritas merupakan sifilis dini ada 19.904 kasus dan 77 di antaranya adalah sifilis kongenital, yang menular dari ibu ke bayi.

"Gonore juga tercatat tinggi dengan 10.506 kasus, terutama di DKI Jakarta," katanya.

3. IMS membuka pintu bagi penularan HIV

virus HIV di dalam sel darah
virus HIV di dalam sel darah

Ina menegaskan IMS bukan hanya masalah kesehatan pribadi, ini masalah kesehatan masyarakat.

"IMS membuka pintu bagi penularan HIV, dan kasus terbanyak terjadi di usia produktif 25-49 tahun, bahkan kini mulai meningkat pada usia remaja 15-19 tahun,” tegas Ina.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us