Kemen PPPA Akan Beri Pendampingan Korban Penyekapan Anak di Pospol

- Pelaku penyekapan anak perempuan di Pos Polisi Pejaten adalah kenalan keluarga korban.
- Kemen PPPA dan UPT PPPA DKI Jakarta berkomitmen memberikan pendampingan hukum dan dukungan psikologis kepada korban.
- Nahar menekankan pentingnya peran keluarga dalam memberikan pengasuhan dan perlindungan yang layak bagi anak.
Jakarta, IDN Times - Deputi Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA, Nahar buka suara soal kasus penyekapan anak perempuan ZPT (4) di Pos Polisi Pejaten, Jakarta Selatan. Pelaku adalah seorang pria berinisial I (54) yang merupakan kenalan keluarga korban. Nahar menjelaskan tim layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 telah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPT PPPA) DKI Jakarta dan memastikan korban sudah mendapatkan pendampingan khususnya pada proses hukum tahap awal.
“Kemen PPPA bersama UPT PPPA DKI Jakarta berkomitmen memberikan pendampingan kepada korban, baik pada proses hukum maupun dukungan psikologis lanjutan kepada korban, namun tentu dengan memperhatikan kesiapan dan kebutuhan korban. Kami juga berharap kasus ini dapat menjadi pelajaran penting bagi masyarakat agar pengawasan terhadap anak dapat ditingkatkan demi mencegah peristiwa serupa,” kata dia, Kamis (31/10/2024).
1. Pria itu bisa dikenakan hukuman penculikan dan kekerasan

Nahar menjelaskan pria itu bisa terancam hukuman atas dugaan tindak pidana penculikan, kekerasan, dan pencabulan yang dilakukan terhadap korban anak. Hal ini sesuai Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Perlindungan Anak jo Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang perubahan kedua Undang-Undang Perlindungan Anak jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang TPKS.
2. Peran keluarga untuk ciptakan generasi sehat dan berkualitas

Nahar menjelaskan, keluarga harus lebih aktif dalam memberikan perhatian dan bimbingan kepada anak, sehingga mereka dapat tumbuh dalam lingkungan yang positif dan aman. Dengan pengawasan yang baik, orang tua dapat membantu anak menghindari perilaku negatif dan mendukung perkembangan emosional serta sosial mereka. Oleh karena itu, keterlibatan keluarga dalam pola asuh menjadi kunci untuk menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas.
3. Orang tua perlu perkuat peran memberi pengasuhan anak

Nahar menyampaikan, kasus penculikan anak ini bukanlah yang pertama kali terjadi, dan berbagai modus sering digunakan dalam kasus serupa. Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi orang tua untuk lebih waspada dan memperkuat peran keluarga dalam memberikan pengasuhan serta perlindungan yang layak bagi anak.