Kemendikti: Kampus Merdeka Dilanjutkan Gerakan Kampus Berdampak

- Kemendikti Saintek mengusung konsep "Kampus Berdampak" untuk mendorong program pendidikan tinggi yang menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat.
- Program Kampus Berdampak merupakan kelanjutan dari Kampus Merdeka dan diharapkan dapat berkontribusi pada tercapainya Indonesia Emas 2025.
- Perguruan tinggi diharapkan menjadi motor perputaran inovasi nasional dan ekonomi yang berkelanjutan serta mediator kolaborasi antar pihak dengan konsep quadruple helix.
Jakarta, IDN Times - Kemendikti Saintek tengah mengusung konsep "Kampus Berdampak". Pemerintah ingin mendorong agar program-program pendidikan tinggi tidak hanya berfokus pada proses belajar, tetapi juga menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendiktisaintek, Khairul Munadi, menjelaskan gerakan Kampus Berdampak sebagai kelanjutan program Kampus Merdeka yang telah dijalankan pemerintahan Joko Widodo.
"Gerakan kampus berdampak ini merupakan kelanjutan, kelanjutan dari Kampus Merdeka yang sudah kita lakukan di periode sebelumnya. Tapi ini kita ingin dorong lebih jauh agar program-program yang kita lakukan memang lebih berorientasi pada dampak nantinya. Saya kira demikian tambahan, silakan bapak ibu yang lain kalau ingin menambahkan." kata dia dalam diskusi dengan media di kantornya, Selasa (29/4/2025).
1. Upaya mentransformasi kehidupan masyarakat

Dalam paparannya, Khairul mengatakan, gerakan tersebut tak hanya menghasilkan lulusan, tetapi juga berkontribusi mentransformasi kehidupan di masyarakat. Termasuk mendukung tercapainya Indonesia Emas 2025.
"Nah, singkatnya saya tekankan kembali kampus berdampak itu adalah kampus yang tidak hanya menghasilkan lulusan, kampus yang tidak hanya menghasilkan publikasi, kampus yang tidak hanya meng-generate kreasi-kreasi pengetahuan baru, tapi juga kampus yang mengubah kehidupan masyarakat yang mentransformasi kehidupan masyarakat," kata dia.
2. Inovasi quadruple helix melibatkan empat pihak

Khairul mengatakan, perguruan tinggi diharapkan jadi motor perputaran inovasi nasional dan ekonomi yang berkelanjutan. Namun juga menjadi mediator kolaborasi antar pihak. Hal ini dilakukan dengan quadruple helix di mana ada jalinan kerja sama antar akademisi, industri, pemerintah, dan masyarakat.
"Nah jadi faktor masyarakat ini menjadi titik tekan gitu ya," kata dia.
3. University 4.0 transformasi kampus ke dampak sosial

Khairul mengungkapkan, perguruan tinggi Indonesia didorong untuk memasuki fase university 4.0, di mana peran kampus tidak hanya mencakup pengajaran, riset, dan inovasi, tetapi juga berkontribusi pada transformasi sosial dan keberlanjutan.
Dia menyebut, dalam literatur, evolusi peran kampus dibagi menjadi empat fase yaitu university 1.0 berfokus pada pengajaran, 2.0 menambahkan riset dan inovasi, 3.0 mencakup komersialisasi hasil riset, dan 4.0 menargetkan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
"Nah kita berharap banyak perguruan tinggi kita nanti bisa masuk dalam kelompok universiti 4.0," ujar Khairul.