Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemenkes Beberkan Gejala Utama Cacar Monyet, Bisa Berakibat Kebuataan

ilustrasi cacar monyet (who.int/Nigeria Centre for Disease Control)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril, mengatakan monkeypox atau cacar monyet mempunyai beberapa gejala khas atau utama.

Syahril menyebut cacar monyet mempunyai dua periode gejala. Pertama masa invasi, terjadi 0 sampai 5 hari terjadi demam tinggi, sakit kepala berat, dan ada benjolan atau pembesaran kelenjar limfa di leher, ketiak, atau selangkangan.

"Kedua, masa erupsi, terjadi 1 sampai 3 hari pasca-demam, terjadi ruam pada kulit, ruam pada wajah, telapak tangan, kaki, mukosa, alat kelamin, dan selaput lendir mata," ujar dia dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/6/2022).

1. Penularan melalui kontak langsung

Konferensi Pers Update Penanganan COVID-19 dan Monkeypox melalui zoom, Jumat (24/6/2022)/IDN Times Dini Suciatiningrum

Sahril menerangkan, cacar monyet bisa menular dari hewan ke hewan dan dari hewan ke manusia. Penularan dari hewan ke manusia melalui kontak langsung atau cairan tubuh, terutama bagian tubuh yang ada cacar seperti di sekitar muka atau tubuh hewan.

"Selain itu juga, penularan ke manusia bisa melalui daging hewan tersebut yang tidak dimasak secara matang," ujar dia.

2. Penularan ke manusia bisa melalui droplet

Ilustrasi memakai masker. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Sedangkan penularan dari manusia ke manusia, lanjut Syahril, bisa melalui udara, cairan tubuh atau cacar yang ada di muka, mulut, tangan maupun di badan. Kalau kontak langsung juga ada melalui saluran napas atau terjadi droplet.

“Ini juga bisa menjadi sumber penularan dan juga ada penularan dari ibu ke bayi melalui transmisi atau plasentanya,” ucap dia.

3. Infeksi sekunder bisa sebabka kebutaan

ilustrasi buta (pexels.com/@ajae)

Sampai saat ini belum ada kasus kematian yang disebabkan monkeypox di negara-negara yang sudah melaporkan mengalami kasus ini. Meski demikian, Syahril mengungkapkan adanya komplikasi yakni infeksi sekunder, bronkopneumonia, maupun sepsis, ensefalitis, infeksi kornea sehingga menyebabkan kebutaan.

“Kita diimbau untuk tetap tenang dan tetap waspada karena ini juga sangat menular dan membuat tidak nyaman bagi kita semua,” tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us