Kesaksian Putri Jurnalis Rico: Bapak Dibunuh Sebelum Rumah Dibakar

Jakarta, IDN Times - Putri jurnalis Tribrata TV, Eva Meliani Pasaribu, meyakini ayahnya, Rico Sempurna Pasaribu, dibunuh lebih dulu di lokasi lain, baru kemudian ia dibakar di dalam rumah.
Sebab, kata Eva, kondisi jenazah ayahnya ditemukan dalam sudah keadaan tidak utuh. Kondisi serupa juga dialami putra semata wayangnya yang baru berusia tiga tahun.
Alasan lain, karena rumah Rico termasuk kecil. Bila terjadi kebakaran, maka ia dan keluarga bisa langsung menyelamatkan diri.
"Menurutku itu dibunuh dulu baru dibakar. Karena rumah sekecil itu tidak mungkin (penghuninya) tidak bisa menyelamatkan diri," ujar Eva ketika berbincang dalam program Ngobrol Seru by IDN Times yang tayang di YouTube.
Apalagi, kata Eva, bangunan rumah yang dihuni terbuat dari kayu. Sementara, terkait luka yang ditemukan di jenazah Rico dan putra Eva, ia mengaku belum tahu penyebabnya.
"Karena kan hasil autopsi belum keluar. Polisi waktu itu bilangnya akibat kebakaran murni," ujarnya.
Kematian Rico kini menjadi sorotan, karena ia meninggal diduga karena pemberitaan soal lokasi perjudian yang dilindungi anggota TNI AD.
1. Sejak awal Eva Pasaribu sudah curiga rumah ayahnya dibakar

Lebih lanjut, Eva mengaku percaya terhadap pernyataan dari Polres Tanah Karo bahwa rumah ayahnya mengalami kebakaran. Tetapi belakangan, ia menjadi curiga. Sebab, berdasarkan keterangan dari tetangga dan petugas pemadam kebakaran, tiga jenazah ditemukan dalam posisi sejajar di dalam kamar.
"Di situ awal mulanya saya menembak bahwa itu bukan murni kebakaran," katanya.
Dalam program itu, Eva juga mengaku ketika diperiksa di Polres Tanah Karo, penyidik sudah mengarahkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) rumah yang berlokasi di Kabanjahe itu seolah-olah mengalami kebakaran murni. Sejumlah pertanyaan yang ditanyakan penyidik kepada Eva meliputi posisi gas elpiji dan BBM Pertalite. Hal itu lantaran sehari-hari keluarga Eva berjualan gas elipiji di BBM eceran.
"Saya juga ditanya bapak sering masak malam atau gak," ujar Eva.
Namun, ia mengaku ragu rumah ayahnya terbakar, karena kecerobohan penghuni rumah. Apalagi sang ibu diakui sangat teliti memeriksa gas elpiji dan BBM sebelum tidur.
"Sebelum menutup kedai, Mama itu biasanya akan mengambil kain-kain yang sudah tidak terpakai, dibasahi lalu dalam keadaan lembab dia taruh di atas botol-botol Pertalite yang siap dijual secara eceran," katanya.
Meski sudah berkomentar, penyidik di Kepolisian Tanah Karo tidak menghiraukan. Ia malah menulis di BAP, keterangan versi kepolisian.
2. Eva tidak lagi merasa takut dan akan tetap memperjuangkan keadilan bagi mendiang ayah

Sementara, meski wajahnya kini terekspose luas, Eva tidak gentar menyebut kematian ayahnya diduga kuat terkait dengan prajurit TNI Angkatan Darat (AD), Kopral Satu HB. Rico menulis beberapa artikel dan tayang di Tribrata TV soal lokasi perjudian yang diduga dilindungi Koptu HB. Tak berapa lama usai berita itu tayang, rumah Rico dibakar orang tak dikenal pada 27 Juni 2024 dini hari.
"Untuk apa lagi merasa takut? Kini saya tinggal sendiri lagi. Jadi, prinsip saya sekarang hidup sekali, mati sekali. Seandainya saya mati karena mencari keadilan bagi orang tua saya, saya sudah siap," kata Eva.
Dia juga yakin ayahnya dibunuh prajurit TNI AD, Koptu HB. Sebab, ayahnya sempat menghubungi melalui pesan teks kepada Kasatreskrim Polres Tanah Karo, AKP Rasmaju Tarigan. Di situ, Rico sempat meminta perlindungan karena ia khawatir keselamatannya terancam oleh Koptu HB.
"Isi pesannya 'tolong, Ndan agar diberi perlindungan kepada bapak agar nyaman beraktivitas.' Di bawahnya lagi tertulis 'sudah merasa hebat Herman Bukit, sudah merasa jenderal.' Kenapa bapak menyebut nama oknum tersebut, karena menurut saya sudah meyakinkan bahwa si HB ini terlibat," ujarnya.
Eva menyebut dari pesan teks itu, Eva yakin ayahnya sudah diancam Koptu HB. Rico, kata Eva, merasa takut, sehingga tidak pulang ke rumah selama beberapa hari. Ponselnya pun sempat dimatikan.
3. Koptu HB mengaku tidak tahu rumah jurnalis Tribrata TV dibakar

Sementara, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (AD), Brigjen TNI Kristomei Sianturi, mengatakan pihaknya sudah meminta keterangan Koptu HB. Dalam permintaan keterangan awal itu, Koptu HB mengaku tidak tahu rumah Rico Pasaribu dibakar orang tak dikenal.
"Secara internal, TNI AD sudah meminta keterangan dan investigasi kepada yang bersangkutan (Koptu HB). Yang bersangkutan mengaku tidak mengetahui tentang hal itu," ujar Kristomei ketika dikonfirmasi, Jumat, 19 Juli 2024.
Saat ditanyakan ada bukti percakapan antara Koptu HB dengan Rico yang meminta agar pemberitaan mengenai lokasi perjudian dihapus, Kristomei mengatakan, penyidik perlu meneliti lebih lanjut.
"Kami akan selidiki bukti chat itu. Apakah betul chat itu dari (Koptu) HB. Apakah isi chat itu mengancam? Atau isi chat-nya biasa-biasa saja. Siapa yang meminta untuk take down beritanya," katanya.