Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Keluarga Korban Tanjakan Emen: "Kami Mencoba Ikhlas..."

TERPISAHKAN MAUT. Ali harus merelakan kepergian istrinya yang mendadak setelah keduanya membina rumah tangga selama 29 tahun. Foto dokumentasi keluarga

Oleh Tarida Angelina

JAKARTA, Indonesia —Tidak pernah terlintas di pikiran Ali ketika mengetahui istrinya, Mimin Mintarsih (44) harus pergi meninggalkan dirinya dan anak-anaknya. Mimin adalah salah satu dari rombongan anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang menjadi korban kecelakaan di Tanjakan Kampung Cicenang, Subang pada Sabtu, 10 Februari lalu. Kecelakaan yang terjadi menyebabkan 26 orang meninggal dunia, 10 orang mengalami luka ringan, dan 8 orang mengalami luka berat.

Semasa hidupnya, Mimin dikenal sebagai orang yang supel dan mudah bergaul, itulah mengapa almarhumah dikenal sangat aktif dalam pengajian, PKK, serta ikut mengurus musala di daerah Kampung Legoso, Kelurahan Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan, seperti yang dituturkan Ali saat menerima Rappler di kediamannya di Jalan Lurah Disah, Gang Kubur, Kampung Legoso, Senin, 12 Februari.

Karena keaktifannya itu pula, Ali tidak menolak ketika Mimin berencana hendak ke Lembang bersama anggota KSP. Hanya saja, Ali ingat, di hari keberangkatan ia tidak mengantar sampai ke dalam bus.

“Biasanya kalau mau pergi, saya tungguin sampai mobil mau berangkat, saya baru turun. Kemarin itulah yang jadi ingatan saya, saya ikut menunggu tapi saya tidak mengantar sampai dalam mobil jadi saya tidak tahu almarhumah duduk di mana. Ketika saya melambaikan tangan, ya saya tidak tahu dia di mana,” ujar Ali dengan mata berkaca-kaca.

Firasat juga tidak dirasakan sama sekali oleh Ali. Ia hanya ingat, sebelum berangkat almarhumah membangunkan anak-anaknya dan berpesan untuk berhati-hati dalam berkendara. “Dia bilang ,'Ibu mau berangkat, Dek. Hati-hati ya kalau mau bawa motor.'”

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20180213/emen3-942effd78ab5fdaeb5fa4b8ba9d4c68b.jpeg

Ali mengaku, sosok almarhum sangat ramah dan dikenal jarang marah baik kepada suami dan anak-anaknya. Almarhumah yang akan berulang tahun pada tanggal 14 Februari ini juga dikenal menyukai makanan dan suka berbagi.

Tidak lupa setiap almarhumah membeli makanan, ia selalu memastikan untuk keluarganya makan bersama-sama.

Percakapan dan pesan terakhir

Ali tidak menyangka percakapannya melalui telepon genggam pada pukul 13:00 siang hari Sabtu merupakan percakapan terakhir yang ia lakukan bersama istrinya.

“Pada jam 13:00, almarhumah bilang sedang dalam perjalanan menuju Ciater dan sedang macet. Maka saya ingatkan untuk hati-hati. Tapi setelah itu, sudah. Tidak ada kabar hingga saya dapat info dari adik saya sekitar jam 17:00 ada berita bus yang kecelakaan. Tetapi karena tidak ada info yang jelas, saya langsung berangkat ke Subang sekitar jam 19:30 malam,” ucap Ali menjelaskan reaksinya ketika mendengar kabar kecelakaan tersebut.

“Ketika pertama dengar (kabar duka), saya pun sempat emosi dan ngamuk. Adik saya juga yang membantu anak-anak saya juga tidak ada, kakak saya juga. Lalu bagaimana. Saya coba tenang dan ikhlas,” kata Ali lagi.

Berbeda dengan sang ayah, Aris, anak pertama dari pasangan yang menikah pada tahun 1989 ini mengaku terakhir berhubungan dengan sang ibu pada pukul 16.14 WIB. “Ibu rada gaptek (gagap teknologi) ya jadi pas saya minta foto pemandangan, Ibu tidak kirim-kirim. Lalu saya minta lagi, tetapi malah dikirimkan foto ibu bersama ibu-ibu lainnya. Saya pun tanya mana foto pemandangannya. Ibu bilang tunggu. Tetapi setelah itu malah tidak ada kabar.”

Default Image IDN

Herannya, Ali yang tiba di RSUD Subang langsung mencara daftar korban dan tidak menemukan nama istrinya di bagian luka berat dan ringan. Ketika itu ia langsung menuju ruang jenazah dan akhirnya menemukan almarhumah di sana.

Saat itu, Ali mengatakan, kuat atau tidak kuat, ia akan tetap melihat almarhumah. “Saya lihat dia pakai celana cokelat. Almarhumah bilang ia ingin pakai celana itu untuk pergi. Saat saya lihat, tangannya bersih, mukanya bersih,” ujar Ali yang mengaku mencoba ikhlas setelah kepergian istrinya yang mendadak.

Ketika ditanyakan pesan yang selalu diberikan Mimin kepada anak- anak, Ali mengatakan bahwa almarhumah selalu berkata untuk menjadi lebih dari sang suami dan menjadi orang yang baik.

—Rappler.com

Share
Topics
Editorial Team
Yetta Tondang
EditorYetta Tondang
Follow Us