KLHK Tingkatkan Rehabilitasi Lahan Papua Sebesar 2500 Hektar

Jakarta, IDN Times - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menyiapkan berbagai solusi jangka pendek dan panjang pascabanjir bandang yang menerjang Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, pada Sabtu (16/3) lalu.
"Kami bentuk Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Bencana Sentani yang berangkat malam ini, serta posko informasi bencana Sentani,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL), Ida Bagus Putera Parthama, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Selasa (19/3).
1. KLHK tingkatkan alokasi rehabilitasi hutan dan lahan menjadi 2.500 di Papua

Ida Bagus Putera Prathama mengungkapkan, kementerian akan merevisi alokasi rehabilitasi di Papua sebagai langkah antisipasi jangka panjang.
"Meskipun kejadian degradasi relatif kecil, untuk langkah antisipasi kami akan meningkatkan alokasi rehabilitasi dari 1.000 hektare menjadi 2.500 hektare," papar Ida Bagus Putera.
2. Mengkaji tata ruang di Papua

Ida Bagus Putera Prathama menerangkan banjir dan longsor disebabkan berbagai faktor, mulai dari topografi suatu daerah, hujan, juga jenis tanah.
Selain faktor alam tersebut, faktor manusia juga berpengaruh, seperti penggunaan lahan dari tata ruang. Untuk itu, kementerian akan mengintegrasikan sistem agar pemerintah daerah meninjau kembali pengelolaan tata ruang.
"Kami akan melakukan review tata ruang berdasarkan pertimbangan pengurangan risiko bencana dan mengembangkan skema adaptasi di titik banjir," papar Ida Bagus Putera.
3. Membuat bangunan sipil teknis

KLHK juga akan membuat bangunan-bangunan sipil teknis, semisal membuat tanggul, mencegah erosi, Dam Penahan Erosi (gully plug), dan Dam Pengendali dan Saluran Pembuangan Air (SPA).
"Kami juga akan bekerja sama dengan PUPR untuk memperluas mulut sungai agar dapat menampung debit air lebih banyak saat hujan turun," kata Ida Bagus Putera.
4. KLHL akan menyosialisasikan pemanfaatan lahan yang friendly

Upaya pencegahan lain yang akan dilakukan oleh KLHK adalah sosialisasi soal pemanfaatan lahan yang friendly terhadap lingkungan kepada masyarakat.
"Contohnya di Jawa Barat, masyarakat setempat banyak yang menanam sayur-mayur, padahal berkontribusi terhadap erosi besar, sehingga pelan-pelan kami arahkan agar mengganti komoditas menjadi kayu atau campur," terang Ida Bagus Putera.
5. Tidak ada penurunan status Cagar Alam Gunung Cycloop

Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Wiratno, menambahkan keterangan bahwa pascabanjir bandang di Sentani, tidak akan ada rencana penurunan status kawasan Cagar Alam Gunung Cycloop.
“Kami akan pikirkan pembuatan blok khusus untuk daerah pemukiman agar dapat melakukan restorasi bersama dengan masyarakat adat. Secara aturan hukum, Cagar Alam Gunung Cycloop dapat dipugar dan dijaga,” jelas Wiratno.
6. Lahan terbuka bukan berarti illegal logging

Wiratno mengatakan pengaturan Cagar Alam Cycloop akan dilakukan berkolaborasi dengan masyarakat adat sebab kawasan tersebut dikelola oleh lima suku besar di Papua.
Selain itu menurut Wiratno, di Sentani juga banyak terdapat kawasan terbuka yang merupakan kawasan sabana. Kawasan tersebut sulit ditumbuhi pohon karena lapisan bawah tanahnya adalah pasir.
"Kawasan sabana ini merupakan salah satu keunikan ekosistem di wilayah Sentani. Wilayah ini sangat berat untuk dijelajahi, dengan tingkat kemiringan yang tinggi dan mulut sungai yang kecil, sehingga tidak ada korporasi yang dapat masuk. Jadi jika dilihat ada lahan terbuka, bukan berarti ada illegal logging," kata Wiratno.