Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KPI Gandeng 12 Perguruan Tinggi Analisis Konten di Setiap Platform

Kunjungan Komisi Penyiaran Indonesia ke kantor IDN Media, Senin (2/3) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Jakarta, IDN Times - Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Yuliandre Darwis mengungkapkan, saat ini berbagai negara sudah melakukan evaluasi terhadap media baru, dan fokus mengintervensi konten di setiap platform. Akibatnya, konten-konten yang dihasilkan tumbuh menjadi konten positif dan kreatif.

"Nah di kita (Indonesia) itu belum ada yang road map itu, semuanya berdasarkan rating berdasarkan rating, pokoknya hajar saja," ujar Yuliandre saat berkunjung di kantor IDN Media, Jakarta, Senin (2/3).

1. Publik yang akan menilai sebuah konten

Kunjungan Komisi Penyiaran Indonesia ke kantor IDN Media, Senin (2/3) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Untuk itu, KPI akan menggandeng 12 perguruan tinggi se-Indonesia, untuk melakukan riset terhadap konten dan menganalisis konten tersebut.

"Jadi bukan KPI yang menilai, tapi publik. Makanya kami menggandeng IDN Media untuk membuat visual narasi agar publik bisa mengawasi dan memberikan asupan positif bersama-sama," ujar pria kelahiran Jakarta 21 Juli 1980 ini.

2. KPI akan melindungi konten-konten Indonesia

Kunjungan Komisi Penyiaran Indonesia ke kantor IDN Media, Senin (2/3) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Yuliandre menyebutkan KPI tidak serta merta hanya mengawasi, namun juga melindungi, terutama media baru dari serangan konten asing. Untuk itu, konten yang beredar minimal 60 persen harus tentang Indonesia atau tayangan Indonesia.

"Platfom baik tayangan streaming atau online minimal 60 persen harus Indonesia, gak kebayang kalau gak diatur dan dilindungi, nanti 100 persen menjadi konten asing," ujar dia.

3. Industri lokal akan tumbuh dengan konten yang positif

Kunjungan Komisi Penyiaran Indonesia ke kantor IDN Media, Senin (2/3) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Yuliandre berharap dengan perlindungan ini, industri lokal akan tumbuh dengan konten yang positif dan kuat secara narasi Indonesia.

Dia ingin ada value di setiap konten di tanah air. Dia mencontohkan tayangan Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) yang memberikan dampak dan efek sosial bagi penonton.

"Kita pasti melindungi merah putih dan kita ingin konten tersebut ada value, kualitasnya dalam banget dan mendapatkan impact, baik sosial maupun budaya," ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us