Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KPI: Media Ujung Tombak Pemberitaan  Pandemik Virus Corona

Twitter/@KPI_Pusat

Jakarta, IDN Times - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengungkapkan, saat ini media menjadi ujung tombak pemberitaan terkait pandemik virus corona atau COVID-19. Namun, di lain sisi, perusahaan media harus menjaga keselamatan para jurnalis saat liputan.

"Ketika terjadi krisis maka tidak terhindarkan lagi kebutuhan komunikasi intens kita dengan media termasuk media sosial, publik, keberlangsungan jalannya pemerintahan dan stakeholders lainnya," ujar Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Yuliandre Darwis, dalam siaran tertulis, Rabu (15/4).

1. Komunikasi krisis seharusnya segera dimulai

Google

Lebih lanjut Andre memaparkan, komunikasi krisis seharusnya segera dimulai untuk memastikan persepsi publik bahwa negara siap menghadapi krisis serta peduli dengan kepentingan publik.

"Sebuah komunikasi yang tepat menjadi pelaksanaan pola manajemen komunikasi krisis pun dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu, pemerintah harus selalu memberikan informasi-informasi penting, dalam hal ini terkait kasus COVID-19," ucapnya.

“Komunikasi krisis dapat diartikan adalah seorang komunikan harus dapat dipercaya, terbuka, berbasis keseimbangan terhadap kejadian dan data pendukung yang akan disampaikan ke khalayak luas,” imbuhnya.

2. Tujuan utama komunikasi dalam krisis adalah menjaga kepercayaan publik

Rapat Satgas COVID-19 di Banyuwangi. IDN Times/Istimewa

Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat ini menuturkan, manajemen krisis dalam sebuah keadaan harus terorganisir dengan baik.

Yuliandre memandang ada kemungkinan dari dampak krisis yang menyebabkan beberapa pihak, baik swasta maupun negeri, gamang melaksanakan tindakan atau respons komunikasi yang efektif dan tepat. Padahal komunikasi krisis yang tidak tepat akan berpotensi mengalami masalah besar.

“Tujuan utama komunikasi dalam krisis adalah menjaga kepercayaan publik melalui saluran media arus utama maupun media sosial," ujar dia.

3. Media jangan mengolah informasi secara liar sehingga menimbulkan framing negatif

ilustrasi kerja wartawan (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Oleh karenanya, dalam komunikasi krisis ini perlu adanya pasokan keakuratan data dan merespons kebutuhan informasi secara tepat dan cepat kepada media.

"Jangan sampai justru media mengolah informasi secara liar sehingga menimbulkan framing negatif dan berdampak buruknya citra sebuah lembaga pemerintah maupun swasta,” tutur mantan Presiden OIC Broadcasting Regulatory Authorities Forum (IBRAF ini).

4. Media penyiaran saat ini harusnya menjadi agen perubahan

COO IDN Media William Utomo memaparkan 7 tipe Millennial. IDN Times/Paulus Risang

Selain itu, KPI juga menilai media penyiaran saat ini semestinya menjadi agen perubahan dalam mengomunikasikan kasus penyebaran COVID-19.

Andre mengeluarkan imbauan kepada seluruh lembaga penyiaran, untuk dapat berkontribusi lebih dalam menyajikan informasi yang akurat dan tepat.

Andre sapaan akrabnya, menilai media penyiaran yang ada saat ini semestinya menjadi agen perubahan dalam mengomunikasikan kasus penyebaran COVID-19.

"Masyarakat memerlukan asupan edukasi secara menyeluruh. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menyerukan kepada setiap lembaga penyiaran dapat menghadirkan tayangan yang bersifat edukatif," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us